1. 5. 5. Hipertensi 1. 5. 6. Faktor resiko jantung 1. 5. 7. Jumlah kontras dan osmolaritas

II. 1. 5. 4. Jenis kelamin

Hormon ovarium dapat mempengaruhi sistem renin angiotensin dan aliran darah ginjal Toprak dkk, 2006. Suatu studi retrospektif yang dilakukan oleh Iakovou dkk 2003 dengan jumlah sampel 8.628 yang menjalani PCI menyimpulkan bahwa wanita merupakan prediktor independen untuk terjadinya CIN. Begitu juga studi yang dilakukan Ghani dkk 2009 yang menyatakan bahwa wanita merupakan faktor resiko independen untuk terjadi CIN. Chong dkk 2010 menyatakan wanita cenderung untuk memiliki nilai GFR yang lebih rendah dibandinkan pria. Studi yang dilakukan menyimpulkan bahwa nilai kreatinin 1,5 mgdL merupakan batas wanita menjadi faktor prediktor independen terjadinya CIN. Namun penelitian ini bertolak belakang dengan studi lain yang menyatakan laki-laki merupakan faktor resiko independen untuk terjadinya CIN. Masih diperlukan studi-studi selanjutnya untuk melihat apakah perempuan merupakan prediktor independen CIN yang sebenarnya Toprak dkk, 2006.

II. 1. 5. 5. Hipertensi

Hipertensi telah dikategorikan menjadi faktor resiko terjadinya CIN pada beberapa penelitian. Penjelasan hipertensi menjadi faktor resiko CIN adalah gangguan pelepasan mediator-mediator vasoaktif intrarenal seperti sistem rennin angiotensin atau NO. Berkurangnya jumlah nefron ginjal juga juga merupakan predisposisi penderita hipertensi untuk terjadi CIN Toprak dkk, 2006. Studi yang dilakukan oleh Conen dkk 2006 terhadap 1382 sampel yang menjalani intervensi koroner dengan hipotesa hipertensi sebagai faktor resiko independen terjadinya CIN pada penderita yang menjalani PCI. Dan dari hasil studi didapatkan hasil yang sesuai dengan hipotesa tersebut.

II. 1. 5. 6. Faktor resiko jantung

Congestive heart failure CHF, infark miokard akut, syok kardiogenik dan penggunaan intra aortic ballon pump IABP berhubungan dengan peningkatan resiko terjadinya CIN setelah PCI, hal ini terutama akibat seluruh kondisi tersebut menyebabkan penurunan perfusi ginjal Shoukat dkk, 2010. Universitas Sumatera Utara Studi-studi yang ada menunjukkan bahwa penurunan left ventricular ejection fraction LVEF ≤ 49 atau CHF New York Heart Association NYHA III atau IV merupakan faktor resiko untuk terjadinya CIN Schillinger dkk, 2001; Gruberg dkk, 2000. Pada suatu studi yang dilakukan oleh Rihal dkk 2002 menunjukkan bahwa CHF merupakan faktor resiko independen untuk terjadinya CIN dengan OR 1,53 dan p = 0,007. Selain itu pada suatu studi kohort yang dilakukan oleh Bartholomew dkk 2004 juga mendapatkan hasil yang sama dengan OR 2,2 dan p 0,0001.

II. 1. 5. 7. Jumlah kontras dan osmolaritas

Jumlah kontras yang digunakan merupakan faktor resiko yang dapat dimodifikasi yang utama. Dengan meningkatnya tingkat kesulitan dari prosedur intervensi koroner maka penggunaan jumlah kontras biasanya meningkat, hal ini berhubungan dengan kejadian CIN. Banyak studi yang telah menunjukkan adanya hubungan antara jumlah kontras yang digunakan dengan resiko terjadinya CIN Shoukat dkk, 2010. McCullough dkk 1997 melakukan studi dan menyimpulkan bahwa pada penderita yang mendapat kontras 100 ml selama prosedur intervensi koroner, resiko untuk terjadi CIN sangat kecil, atau jumlah kontras yang digunakan 5mlkgkreatinin serum. Studi yang dilakukan oleh Nikolsky dkk 2004 pada penderita DM yang menjalani intervensi koroner, didapatkan bahwa setiap 100 ml dari jumlah media kontras yang digunakan meningkatkan resiko CIN 30. Menurut Heyman dkk 2007 dosis maksimal penggunaan media kontras yang dapat menurunkan insiden CIN hingga 90 adalah: Universitas Sumatera Utara Gambar 6. Odds Ratio terjadi CIN berdasarkan jumlah media kontras yang digunakan. Mehran dkk, 2006. Yoon dkk 2011 melakukan suatu studi untuk menilai rasio dari dosis media kontras CM-dose dengan nilai GFR dalam memprediksi terjadinya CIN dan menentukan tingkat mana yang aman dari CM-doseGFR terhadap prosedur intervensi koroner. Dari studi ini disimpulkan bahwa CM-dosegramGFR 1,42 merupakan metode yang simpel dan berguna sebagai indikator untuk menentukan dosis media kontras yang aman berdasarkan GFR. Metaanalisis yang dilakukan terhadap 31 studi untuk melihat hubungan insiden CIN dan osmolaritas dari media kontras yang digunakan. Didapatkan hasil bahwa insiden CIN pada penggunaan kontras media dengan osmolaritas yang tinggi meningkat secara signifikan pada penderita dengan gangguan ginjal sebelumnya. Namun pada penderita tanpa kelainan ginjal sebelumnya tidak ada perbedaan yang signifikan Barret dkk, 1993. Studi lain yang dilakukan oleh Rudnick dkk 1995 pada penderita DM yang juga disertai dengan adanya gangguan ginjal yang menjalani intervensi koroner mendukung fakta yang ada sebelumnya bahwa penggunaan media kontras dengan osmolaritas yang lebih rendah dapat menurunkan angka kejadian CIN Aspelin dkk, 2003. Secara umum, penggunaan media kontras iso-osmolar lebih aman dan dapat menurunkan kejadian CIN pada penderita dengan resiko tinggi untuk terjadi kerusakan ginjal akut setelah intervensi koroner. Sebagai tambahan, efek samping obat terjadi lebih jarang pada penggunaan media kontras yang non-ionic, osmolaritas rendah dibandingkan pada ionic, osmolaritas tinggi Gami dkk, 2004. Universitas Sumatera Utara Adanya dua atau lebih faktor resiko CIN yang terjadi bersamaan akan meningkatkan angka kejadian CIN Mehran dkk, 2006; Heyman dkk, 2007. Studi yang dilakukan oleh Rich dkk 1990 menyatakan bahwa CIN terjadi 1,2 pada penderita tanpa faktor resiko, 11,2 pada penderita dengan satu faktor resiko dan 20 pada penderita dengan dua atau lebih faktor resiko. Gambar 7. Insiden CIN meningkat dengan bertambahnya jumlah faktor resiko. Rich dkk, 1990 Banyak faktor-faktor resiko CIN yang telah diidentifikasi, namun resiko kumulatif kombinasi dari faktor-faktor resiko tersebut belum diketahui. Oleh karena itu Mehran dkk 2004 melakukan suatu studi untuk membuat suatu skor resiko terjadinya CIN yang mudah digunakan. Sampel yang diikutkan dalam penelitian ini berjumlah 8.357 orang, secara keseluruhan angka kejadian CIN terjadi 13,1. Pada skor resiko yang rendah ≤ 5 CIN terjadi 7,5 sedangkan pada skor resiko yang tinggi ≥ 16 CI N terjadi hingga 57,3. Angka kejadian CIN meningkat dengan meningkatnya jumlah skor resiko CIN. Skor resiko tersebut juga dihubungkan dengan tindakan dialisis yang diperlukan. Universitas Sumatera Utara Tabel 5. Skor resiko CIN yang dihubungkan dengan tindakan dialisis yang diperlukan.Mehran dkk, 2004 II. 1. 6. Pencegahan II. 1. 6. 1. Modifikasi faktor-faktor risiko