Konsep Korupsi LANDASAN TEORI

Menurut kedua ahli sosiologi tersebut, teori ini dimaksudkan sebagai satu kajian teoritis dan sistematis mengenai sosiologi pengetahuan penalaran teoritis yang sistematis, dan bukan sebagai suatu tinjauan historis mengenai perkembangan disiplin ilmu. Oleh karena itu, teori ini tidak memfokuskan pada hal-hal semacam tinjauan tokoh, pengaruh dan jenisnya. Tetapi lebih menekankan pada tindakan manusia sebagai aktor yang kreatif dan realitas sosialnya. Realitas sosial merupakan konstruksi sosial yang diciptakan oleh individu. Individu adalah manusia bebas yang melakukan hubungan antara manusia yang satu dengan yang lain. Individu menjadi penentu dalam dunia sosial yang dikonstruksi berdasarkan kehendaknya. Individu bukanlah sosok korban sosial, namun merupakan sebagai mesin produksi sekaligus reproduksi yang kreatif dalam mengkonstruksi dunia sosialnya.

2. Asumsi Dasar Teori Konstruksi Sosial

Social construction kali pertama diperkenalkan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman, realitas bukan natural tapi konstruksi, adanya realitas karena hasil konstruksi manusia. Jadi konstruksi sosial adalah pengembangan pola pikir masyarakat atau khalayak melalui isi yang terdapat pada media. Pengertian dan pemahaman kita terhadap sesuatu muncul akibat komunikasi dengan orang lain realitas sosial sesungguhnya tidak lebih dari sekedar hasil konstruksi sosial dalam komunikasi tertentu. 11 Realitas obyektif adalah realitas yang terbentuk dari pengalaman di dunia obyektif yang berada di luar diri individu dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Realitas simbolis merupakan ekspresi simbolis dari realitas obyektif dalam berbagai bentuk. Sedangkan realitas subyektif adalah realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali obyektif dan simbolis ke dalam individu melalui proses internalisasi. 12 Teori dari pendekatan konstruksi sosial atas realitas terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial yaitu eksternalisasi, obyektifasi dan internalisasi. Proses ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyarakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah obyektif, subyektif dan simbolis atau intersubyektif. Eksternalisasi penyesuaian diri, sebagaimana yang dikatakan Berger dan Luckman merupakan produk-produk sosial dari eksternalisasi manusia yang mempunyai suatu sifat yang generic isues dibandingkan dengan konteks organismus dan konteks ligkungannya, maka penting ditekankan bahwa eksternalisasi itu sebuah keharusan antropologis yang berakar dalam perlengkapan biologis manusia. Keberadaan manusia tak 11 Peter L. Berger and Thomas Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise in The Social of Knowledge. Penerjemah Hasan Basari Jakarta: LP3ES, 1990, h. 75. 12 Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat., h. 192. mungkin berlangsung dalam suatu lingkungan interioritas yang tertutup dan tanpa gerak. Manusia harus terus menerus mengeksternalisasikan dirinya dalam aktivitas obyektivasi. 13 Tahap obyektivasi produk sosial terjadi dalam dunia intersubyektif masyarakat yang dilembagakan. Pada tahap ini sebuah produk sosial berada pada proses institusionalisasi, sedangkan individu oleh Berger dan Luckamn 1990;49, dikatakan memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Obyektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka dapat dipahami secara langsung. 14 Internalisasi, pemahaman atau penafsiran yang langsung dari suatu peristiwa obyektif sebagai pengungkapan suatu makna, artinya sebagai suatu manifestasi dari proses-proses subyektif orang lain yang dengan demikian menjadi bermakna subyektif bagi individu sendiri. 15 Internalisasi dalam arti umum merupakan dasar bagi pemahaman mengenai 13 Berger dan Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise in The Social of Knowledge Jakarta: LP3ES, 1990, h. 75. 14 Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat., Jakarta: Penada Media Group, 2007, h. 194. 15 Berger dan Luckman, The Social Construction of Reality, A Treatise in The Social of Knowledge, h. 186.