tersebut tak
digunakan dalam
mengkonstruksi sebuah realitas.
b. Sebaran Konstruksi Prinsip dasar dari sebaran konstruksi sosial media massa
adalah semua informasi harus sampai pada pemirsa atau pembaca secepatnyta dan setepatnya berdasarkan pada
apa yang dianggap penting oleh media akan dianggap penting oleh pembaca atau pemirsa.
c. Pembentukan Konstruksi Realitas Pembentukan konstruksi realitas dapat dijelaskan melalui
dua poin berikut yaitu : •
Tahap Pembentukan Konstruksi Realitas Tahap ini merupakan tahap setelah
sebaran konstruksi di mana pemberitaan penceritaan telah sampai pada pembaca
dan pemirsanya penonton, yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat
melalui tiga tahap yang berlangsung secara umum. Pertama,
konstruksi realitas pembenaran. Kedua, kesediaan
dikonstruksi oleh
media massa.
Ketiga, sebagai
pilihan konsumtif.
• Pembentukan Konstruksi Citra
Pembentukan konstruksi citra adalah bangunan yang diinginkan oleh tahap
konstruksi. Di
mana bangunan
konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua
model yaitu berita cerita baik dan berita cerita buruk.
d. Konfirmasi Konfirmasi adalah tahapan ketika media massa maupun
pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam
tahap pembentukan konstruksi. Bagi media, tahapan ini perlu sebagai bagian untuk memberi argumentasi
terhadap alas an-alasannya konstruksi sosial. Sedangkan bagi pembaca dan pemirsa, tahapan ini juga sebagai
bagian untuk menjelaskan
mengapa mereka terlibat dan bersedia hadir dalam konstruksi sosial.
19
F. Framing 1. Pengertian
Framing
Framing adalah pendekatan untuk melihat bagaimana realitas itu dibentuk dan dikonstruksi oleh media. Proses pembentukan dan konstruksi
realitas itu, hasilnya akhirnya adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang lebih menonjol dan lebih mudah dikenal. Akibatnya, khalayak lebih mudah
mengingat aspek-aspek tertentu yang disajikan secara menonjol oleh media. Aspek-aspek yang tidak disajikan secara menonjol, bahkan tidak diberitakan,
menjadi terlupakan dan sama sekali tidak diperhatikan oleh khalayak. Framing juga dapat diartikan sebagai pendekatan untuk mengetahui
bagaimana perspektif atau cara pandang yang digunakan oleh wartawan ketika menseleksi isu dan menulis berita. Cara pandang atau perspektif itu pada
akhirnya menentukan fakta apa yang diambil, bagaimana yang ditonjolkan dan dihilangkan, dan hendak dibawa ke mana berita tersebut.
20
Ide tentang framing, pertama kali dilontarkan oleh Beterson tahun 1955. Frame pada awalnya dimaknai sebagai struktur konseptual atau
19
Bungin, Sosiologi Komunikasi, h. 212.
20
Eriyanto, Analisis Framing: Konstruksi, Ideologi, dan Politik Media Yogyakarta: PT LKIS Pelangi Aksara, 2002, h. 66.
perangkat kepercayaan yang mengorganisir pandangan politik,
kebijakan dan wacana, dan yang menyediakan kategori-kategori standar untuk mengapresiasi realitas. Konsep ini kemudian dikembangkan lebih jauh oleh
Goffman 1974 yang mengandaikan frame sebagai kepingan-kepingan perilaku strips of behaviour yang membimbing individu dalam membaca
realitas. Peneliti
yang paling
konsisten mendiskusikan
dan mengimplementasikan konsep framing adalah Willian A. Gamson. Gamson
terkenal dengan pendekatan konstruksionisnya untuk menganalisis wacana komunikasi. Menurut Gamson dan Modigliani, frame adalah cara bercerita atau
gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu
wacana.
21
2. Analisis Framing Model William A. Gamson dan Andre M.
Gagasan William A. Gamson mengenai frame media ditulis bersama Andre Modigliani. Sebuah frame, mempunyai struktur internal. Pada titik ini
ada sebuah pusat organisasi atau ide, yang membuat peristiwa menjadi relevan dan menekankan suatu isu. Sebuah frame umumnya menunjukkan dan
menggambarkan range posisi, bukan hanya posisi. Dalam formulasi yang dibuat oleh Gamson dan Mondigliani, frame dianggap sebagai cara
21
Akmal Debayor, “Analisis Framing,” artikel diakses pada 12 Agustus 2014 dari http:akmal-mr.blogspot.com201103analisis-framing.html?m
=
bercerita story line atau gugusan ide-ide yang tersusun sedemikian rupa dan mengahdirkan konstruksi makna dari peristiwa yang berkaitan dengan
suatu wacana. Gamson melihat wacana media khususnya berita terdiri atas sejumlah kemasan package melalui mana konstruksi atas suatu peristiwa
dibentuk. Kemasan Itu merupakan skema atau struktur pemahaman yang dipakai oleh seseorang ketika mengkonstruksi pesan-pesan yang dia
sampaikan, dan menafsirkan pesan yang dia terima. Gamson dan Mondigliani menyebutkan cara pandang itu sebagai
kemasan package. Menurut mereka, frame adalah cara bercerita atau gugusan ide-ide yang terorganisir sedemikian rupa dan menghadirkan konstruksi makna
peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan objek suatu wacana. Package adalah semacam skema atau struktur pemahaman yang digunakan individu
untukmengkonstruksi makna pesan-pesan yang ia sampaikan, serta untuk menafsirkan makna pesan-pesan yang ia terima.
Kemasan package tersebut, dibayangkan sebagai wadah atau struktur data yang mengorganisir sejumlah informasi yang menunjukkan posisi atau
kecenderungan politik, dan yang membantu komunikator untuk menjelaskan muatan-muatan dibalik suatu isu atau peristiwa. Keberadaan dari suatu package
terlihat dari adanya gagasan sentral yang kemudian didukung oleh perangkat- perangkat wacana-seperti kata, kalimat, pemakaian gambar atau grafik tertentu,
proposisi, dan sebagainya. Semua elemen dan struktur wacana tersebut mengarah pada ide tertentu dan mendukung ide sentral dari suatu berita.
Media Package atau diartikan juga sebagai frame merupakan seperangkat gagasan atau ide sentral ketika seseorang atau media memahami
dan memaknai suatu isu central organizing idea of making sense of relevant events, suggesting what is at issues. Frame ini akan didukung oleh perangkat
wacana lain seperti kata, kalimat, pemakaian gambar atau grafik, proposisi dan sebagainya. Dalam Media Package terdapat Core Frame dan Condensing
Symbol. Core Frame merupakan pusat organisasi elemen-elemen ide yang membantu komunikator untuk menunjukkan isu tertentu, serta memberikan
pengertian yang relevan terhadap peristiwa dan mengarahkan makna isu. Condensing Symbol adalah hasil pencermatan terhadap interaksi perangkat
simbolik, sebagai dasar digunakannya perspektif. Konsep ini mengandung dua substruktur menjadi dua yaitu framing devices dan reasoning defivices.
22
Framing Device atau perangkat framing yaitu berkaitan dengan ide sentral atau bingkai yang digunakkan pada teks berita. Perngkat ini dapat
dilihat dalam pemakaian kata, kalimat, grafik atau gambar dan metafora tertentu. Perangkat ini terbagi menjadi lima yaitu :
• Methapors merupakan kalimat atau kata yang berupa
perumpamaan atau pengandaian di dalam sebuah wacana. •
Catchphrases merupakan frase yang menarik, kontras, menonjol dalam suatu wacana. Ini umumnya berupa jargon
atau slogan
22
O. Hasbiansyah, Konstelasi Paradigma Objektif dan Subjektif dalam Penelitian Komunikasi dan Sosial, h. 215.