Kesimpulan Peranan Perusahaan Jasa Penilai Bagi Perbankan Dalam Kaitannya Dengan Pemberian Kredit (Studi Pada Kantor Jasa Perusahaan Penilai Cabang Medan)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian-uraian dan pembahasan dari bab IV di atas maka dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Peranan Perusahaan Jasa Penilai bagii Perbankan dalam Pemberian Kredit sebagai dasar yang merupakan salah satu tujuan dalam suatu proses untuk melakukan penilaian apabila terjadinya kredit oleh pihak bank. Maka dari itu ditentukan dalam Pasal 7 Surat Keputusan Menteri Keuangan No.57KMK.0171996 bahawa usaha jasa penilai mempunyai kegiatan pokok penilaiaan. Agar tidak terjadi penilaian yang sifatnya subjektif dan salah, maka penilaian dilakukan berdasarkan pedoman penilaian yang telah disepakati bersama yaitu Standar Penilaian Indonesia SPI. pada umumnya. Untuk itu dalam melaksanakan tugasnya, seorang penilai harus memiliki integritas, objektivitas, idenpendensi, dan perilaku yang etis dan tunduk kepada Kode etik Penilaian Indonesia KEPI. 2. Tanggung Jawab Hukum Perusahaan Jasa Penilai yang Melanggar Kode Etik Penilaian, apabila Melawan Hukum dan Wanprestasi sehingga Menimbulkan Kredit Macet pada Pihak Bank. Maka tanggung jawab Perusahaan Jasa Penilai PJP dalam perjanjian penilaian dengan pemakai jasa harus dilihat dari isi perjanjian yang dibuat dengan memperhatikan ketentuan – ketentuan umum pada Buku III KUHPerdata tentang 120 Universitas Sumatera Utara perikatan. Apabila pemakai jasa tidak puas, maka dapat mengajukan gugatan tuntutan hukum, berdasarkan alasan antara lain ; a. Kealpaan ketidak hati-hatian ketidak cermatan, b. Misrepresentation, memberi gambaran salah penyajian salah atau keliru c. Penipuan, d. Breach of contract melanggar perjanjian , e. Non compliance with the standards tidak sesuai tidak memenuhi standar dari pemerintah asosiasi Namun pemakai jasa harus dapat membuktikan bahwa kerugian yang diderita disebabkan oleh perbuatan penilai atau perusahaan jasa penilai. Dalam Kode Etik Penilaian Indonesia KEPI terdapat 4 empat macam tanggung jawab penilai dan perusahaan jasa penilai, yaitu tanggung jawab terhadap integritas perusahaan jasa penilai, pelanggan, masyarakat dan sesama perusahaan jasa penilai. Pada dasarnya pertanggungjawaban perdata bertujuan untuk memperoleh kompensasi atas kerugian yang diderita, di samping itu juga mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Itulah sebabnya baik wanprestasi maupun perbuatan melawan hukum merupakan dasar untuk menuntut tanggung jawab perusahaan penilai. Tanggung jawab karena kesalahan merupakan bentuk klasik pertanggungjawaban perdata berdasarkan tiga prinsip yang diatur dalam Pasal 1365, pasal 1366, pasal 1367 KUH Perdata. Universitas Sumatera Utara 3. Penyusunan Perusahaan Jasa Penilai dalam Kebijakan Kredit di Bank adanya Undang – Undang Perbankan UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, Pasal 1 angka 22 huruf c menyebutkan bahwa pihak yang memberikan jasanya kepada bank, antara lain penilai. Dalam Surat Keputusan Bank Indonesia, disebutkan setiap perbankan wajib melakukan penilaian aset pihak nasabah yang masuk dana cadangan sebagai bagian dari penetapan rasio kecukupan modal. Untuk pinjaman diatas Rp. 2 milyar wajib dilakukan penilaian jaminan oleh penilai independen memberikan peran dan peluang bagi jasa penilai untuk menilai aset sebagai barang jaminan kolateral.

b. Saran

1. Perlu segera dibentuk dan ditetapkan Undang – Undang Penilaian, sehingga Standar Penilaian Indonesia SPI dan Kode Etik Penilai Indonesia KEPI yang sudah demikian melelahkan penyusunannya memiliki landasan hukum yang kuat. Mengingat penilai memiliki peran dan fungsi yang cukup penting dalam sistem perekonomian dewasa ini serta belum adanya ketentuan hukum yang secara tegas memberikan sanksi baik pidana maupun perdata kepada pelaku malpraktek penilaian. 2. perusahaan jasa penilai PJP dalam melakukan perjanjian penilaian haruslah dilihat dari isi perjanjian yang terdapat dalam buku KUHPerdata sehingga tidak terjadinya pelanggaran kode etik yang menimbulkan pada pihak bank. Universitas Sumatera Utara 3. Di dalam memberikan kredit kepada calon debitor, pejabat bank terutama pejabat bank bagian kredit dalam melaksanakan analisis sistem dan tata cara 6 C’s of Credit Character, Capacity, Capital, Collateral, Condition of economy, and Competence to borrow diharapkan melakukan analisis tersebut dengan lebih cermat dan cerdik. Hal tersebut untuk mencegah terjadinya kredit bermasalahmacet pada masa yang akan datang, karena berhasil tidaknya penyaluran kredit bank dapat mempengaruhi kredibilitas bank yang bersangkutan. Diharapkan dalam penyelesaian kredit bermasalah, terjadi kerjasama yang baik antara pihak nasabah, bank, dan pihak ketiga yang membantu penyelesaian kredit bermasalah tersebut. Dalam penyelesaian kredit bermasalah, semakin lama penyelesaiannya justru akan menambah semakin besar kerugian yang akan dialami oleh kedua belah pihak, karena kedua belah pihak baik itu pihak bank atau pihak nasabah akan terus terbebani dengan waktu dan biaya penyelesaian kredit bermasalah tersebut. Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-Buku