4. Bank
Apabila dilihat dari terminologinya, kata “bank” berasal dari bahasa Itali “banca” yang berarti “bence”, yaitu suatu bangku tempat duduk. Sebab, pada
zaman pertengahan, pihak banker Italia memberikan pinjaman-pinjaman melakukan usahanya tersebut dengan duduk di bangku-bangku di halaman
pasar.
14
Sebagai badan usaha, bank akan selalu berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar-besaranya dari usaha yang dijalankannya. Sebaliknya sebagai
lembaga keuangan, bank mempunyai kewajiban pokok untuk menjaga kestabilan nilai uang. Mendorong kegiatan ekonomi, dan perluasan kesempatan kerja.
Dengan sendirinya, bank Indonesia tidak termasuk dalam pengertian “bank” sebab Pengertian bank secara otentik telah dirumuskan didalam Undang-Undang
Nomor 14 Tahun 1967 tentang Pokok-pokok Perbankan dan Undang-Undang Perbankan yang diubah, yaitu Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998.
Pasal 1 huruf a Undang-Undang Perbankan Nomor 14 Tahun 1967, menyatakan bahwa yang dimaksud dengan bank adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang. Sementara itu, Undang-Undang Perbankan
Nomor 10 Tahun 1998 pada Pasal 1 angka 2 mendefenisikan bank sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
14
Munir Fuady, Hukum Perbankan Modren Berdasarkan Undang-Undang tahun 1998, Buku kesatu, Bandung PT Citra Aditya Bakti,1999, hal 13.
Universitas Sumatera Utara
bukan sebuah badan usaha yang berusaha mendapatkan keuntungan yang sebesar- besarnya, kendati melakukan kegiatan usaha yang bersifat komersial pula.
15
Perubahan istilah lembaga keuangan menjadi badan usaha adalah dimaksudkan agar para pelaku bank professional dalam mengelola dana dari dan
ke masyarakat.
16
Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud dengan Bank adalah “badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam
rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak” Dalam pembicaraan sehari-hari bank dikenal sebagai lembaga keuangan
yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang kredit bagi masyarakat yang
membutuhkannya.
17
a. Bank dilihat dari segi penerima kredit. Dalam pengertian ini bank
menerima uang dan dana-dana lainnya dari masyarakat serta mencerminkan bahwa bank melaksanakan operasi perkreditannya secara
pasif dengan penghimpunan uang dari pihak ketiga. .
Bila dilihat dari fungsinya, definisi Bank dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu :
b. Bank dilihat sebagai pemberi kredit. Berarti bahwa bank melaksanakan
operasi secara aktif. Jadi fungsi bank terutama dilihat sebagai pemberi
15
Rachmadi Usman, Op. Cit, hal 59.
16
Ibid, hal 59-60
17
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007, hal 23.
Universitas Sumatera Utara
kredit, tanpa mempermasalahkan apakah kredit itu berasal dari deposito atau tabungan yang diterimanya atau sumber pada penciptaan kredit yang
dilakukan oleh bank itu sendiri. c.
Bank dilihat sebagai pemberi kredit bagi masyarakat melalui sumber yang berasal dari modal sendiri, simpanan atau tabungan masyarakat maupun
melalui penciptaan uang. Oleh karna itu, ada beberapa usaha jasa perbankan yang hanya dapat
diberikan oleh sebuah Bank Umum, tetapi tidak boleh diberikan oleh Bank Perkreditan Rakyat. Misalnya Bank Perkreditan Rakyat BPR dilarang menerima
simpanan berupa giro, dan ikut serta dalam lain lintas pembayaran, juga dilarang melakukan kegiatan usaha dalam valuta asing.
18
a. Bank Umum Milik Negara, yaitu bank yang hanya dapat didirikan
berdasarkan Undang-Undang. Bank dapat dibagi berdasarkan kepemilikannya, yaitu :
b. Bank Umum Swasta, yaitu bank yang hanya dapat didirikan dan
menjalankan usahanya setelah mendapat izin dari Menteri Keuangan. Ketentuan Bank Umum Swasta diatur dalam Pasal 16,21, dan Pasal 22
Undang-Undang Perbankan dan Suran Keputusan Menteri Keuangan RI No. 161KMK001988.
c. Bank Campuran, yaitu bank umum yang didirikan bersama-sama oleh
satulebih bank umum yang berkedudukan di Indonesia dan didirikan oleh
18
Muhammad Djumhana, 2000, Hukum Perbankan Di Indonesia, PT Citra Adtya Bandung, hal 287.
Universitas Sumatera Utara
WNI, dengan satulebih bank yang berkedudukan di luar negeri. Ketentuan Bank Campuran diatur dalam pasal 17 Undang-Undang Perbankan.
d. Bank Pembangunan Daerah BPD, yaitu bank milik pemerintah daerah
Berdasarkan Pasal 54 Undang-Undang Perbankan bentuk Bank Pembangunan Daerah akan disesuaikan menjadi Bank Umum sesuai
dengan Undang-Undang Perbankan .
5. Jenis-Jenis Bank