Fungsi Keluarga Oleh Orangtua Difabel Terhadap Anak Yang Normal.

88 melakukan peran-perannya sebagai orangtua sudah sangat baik. Mereka sangat mengupayakan agar menjadi tauladan yang baik bagi anak-anaknya.

4.3.6. Fungsi Keluarga Oleh Orangtua Difabel Terhadap Anak Yang Normal.

Fungsi keluarga sebenarnya sangat kompleks dan luas, namun keluarga memiliki fungsi pokok bagi seluruh anggotanya. Yaitu berupa fungsi perlindungan dalam keluarga yaitu perlindungan fisik, ekonomi, dan psikologi bagi kepada seluruh anggotanya. Fungsi perlindungan merupakan salah satu dari tujuh fungsi keluarga yang ada menurut Horton dan Hunt. Orang tua difabel yang bekerja sebagai tukang pijat memberikan perlindungan kepada anak-anaknya yang normal. Perlindungan dengan menggunakan indera penglihatan memang tidak dapat mereka lakukan, karena keadaan fisik mereka yang kurang normal. Namun perlindungan yang mereka berikan dengan menggunakan ucapan dan aturan-aturan yang ada dirumah. Perindungan secara eksternal mereka lakukan hanya dengan bahasa lisan, namun perlindungan internal mereka lakukan, misalnya dengan selalu menjaga kesehatan anak-anak mereka, membantu mereka memecahkan masalah yang anak alami, dan lain sebagainya. Seperti yang diungkapkan oleh pak Payan berikut ini: “…selalu kami tekankan sama anak-anak ini untuk selalu menuruti aturan yang kami buat dirumah. Dan harus selalu membaca kitab suci, agar terhindar dari perilaku jahat. Dan tiap malam kami duduk bersama sambil mengobrol dengan anak-anak. Agar kami bisa tau apa yang anak-anak alami, dan mencoba membantu memecahkan masalah mereka…” Berdasarkan pernyataan diatas, terlihat jelas bahwa orang tua difabel ini mencoba menjadi orang tua yang baik bagi anak-anaknya meskipun secara fisik mereka tidak sempurna. Orang tua difabel ini melakukan fungsi pokok keluarga yakni fungsi asah, yaitu berupa perlindungan fisik misalnya dengan melarang anak untuk bermain jauh dari rumah, melarang bermain dengan orang yang tidak dikenal, melarang anak pulang sekolah diatas jam 3 siang, dan Universitas Sumatera Utara 89 melarang anak remajanya pulang dari jam 9 malam. Dan perlindungan psikologis orang tua difabel ini memberikan perlindungan dengan berkomunikasi secra intim dengan anak-anak dan juga dengan menggunakan ajaran agama yang mereka anut sebagai lentera kehidupan. Fungsi pokok kedua keluarga adalah fungsi afeksi yaitu kebutuhan akan kasih sayang atau rasa dicintai dan hal ini dapat diterima oleh anggota keluarga di dalam keluarganya. Fungsi afeksi merupakan salah satu fungsi dari tujuh fungsi keluarga yang ada menurut Hoton dan Hunt, Dari hasil penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa orang tua difabel yang bekerja sebagai tukang pijat ini juga memberikan fungsi afeksi secara langsung kepada anak-anaknya. Kasih sayang yang mereka tunjukan adalah melalui perhatian, pengertian dan perlakuan yang penuh kehangatan kepada anak-anak mereka. Kualitas dan kuantitas dari setiap komunikasi yang mereka bangun juga memperngaruhi terbangunya rasa saling menyayangi antar anggota keluarga. Cara orang tua memberikan perhatian dan kasih sayang kepada anak-anaknya juga merupakan faktor penting dalam mendidik anak. Karena perhatian dan pengertian yang diberikan kepada anak-anak jika berlebihan juga tidak bermanfaat dengan baik. Segala sesuatu yang diberikan berlebihan tidak baik adanaya. Maka oleh sebab itu sebaiknya orang tua tidak menunjukkan rasa sayang secara berlebihan seperti penuturan Ibu Siti istri dari Pak Baktiar berikut ini: “…kasih sayang adalah sesuatu yang sangat penting kami jalin didalam keluarga kami. Mana bisa mendidik anak tanpa kasih sayang. Cuma kasih sayang yang bagaimana yang seharusnya diberikan, itu tergangtung tiap-tiap orang tua. Kalau aku dan istriku menampakkan kasih sayang kepada anak itu dengan perhatian yang sekedarnya, bukan berlebihan. Karena kalau berlebihan nantinya anak akan manja dan enggak mandiri…” Universitas Sumatera Utara 90 Perilaku yang sama juga dilakukan oleh para orang tua difabel yang lainnya. Meskipun memiliki kekurangan, tetapi perhatian dan rasa sayang tidak boleh dilupakan. Namun tidak baik juga jika diberikan secara berlebihan, karena hanya akan membuat anak-anak mempunyai karakter manja, malas, tidak mandiri, dan kurang menghargai orang tua. Fungsi pokok keluarga yang ketiga adalah fungsi sosialisasi melalui pendidikan. Didalam sosialisasi terdapat adanya pendidikan pemberian pemahaman dan pengenalan atas sesuatu kepada anak-anak kepada kedewasaan sehingga nantinya dapat berfungsi dengan baik didalam masyarakat. Seperti yang diungkapkan oleh ibu Nurhayati berikut ini: “…kami selalu mengajari anak-anak tentang etika, dan ajaran moral. Kami selalu bilang Vina harus jadi anak yang baik dan berguna bagi keluarga, jangan menyusahi bapak dan ibu lagi. Harus menuruti semua aturan-aturan yang ada. Jangan mau meniru perilaku buruk orang lain ya nak. Itulah yang kami selalu tekankan…” Para orang tua yang difabel ini memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap terciptanya sikap dan perilaku setiap anak-anak mereka. Hal tersebut diatas diakui oleh ibu Nurhayati sangat penting dilakukan agar nantinya anak dapat masuk ke dalam lingkungan masyarakat yang lebih luas dengan baik. Dan agar anak-anak nantinya tidak melakukan perilaku menyimpang, sehingga haruslah selalu diberikan penanaman dan pengenalan nilai-nilai dan norma. Pendidikan agama juga tidak pernah ketinggalan diberikan kepada anak-anak dari orangtua difabel ini. Karena pendidikan agama adalah dasar yang sangat penting dan diperlukan oleh setiap manusia didalam menjalani hidup. Oleh karena itu orangtua difabel ini juga memberikan pendidikan agama. Berikut penuturan Pak Tigor: “…kalau soal pendidikan agama itu adalah hal yang paling penting. Harus diajarkan sejak dini kepada anak-anak. Karna pendidikan agama kan pendidikan dasar yang Universitas Sumatera Utara 91 diperlukan untuk membentuk karakter dan iman anak-anak. Jadi bapak dan ibu pasti mengajarkan…” Berdasarkan pernyataan diatas orangtua difabel ini telah melakukan fungsi keluarga dengan baik, karena Menurut Effendy 1998 Ada tiga fungsi pokok keluarga terhadap anggota keluarganya, yaitu: asih, adalah memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan berkembang sesuai usia dan kebutuhannya. Fungsi yang kedua adalah asuh, yaitu memberikan kebutuhan pemeliharaan dan keperawatan anak agar kesehatannya selalu terpelihara, sehingga diharapkan menjadikan mereka anak-anak yang sehat baik fisik, mental, sosial, dan spiritual. Dan fungsi yang ketiga adalah asah, yaitu orangtua memenuhi kebutuhan pendidikan anak, sehingga anak siap menjadi manusia dewasa yang mandiri dalam mempersiapkan masa depannya. Para orangtua difabel telah memberikan rasa kasih sayang dan perhatian kepada anak-anaknya, mereka juga telah memelihara kesehatan fisik dan psikologis anak-anaknya, mereka juga telah memberikan pendidikan, pengenalan segala sesuatu terutama mengenai pendidikan moral dan agama kepada anak-anaknya.

4.3.7. Hubungan Orangtua Dengan Pribadi Anak