19
2.1.2. Sosialisasi
Broom 1981 dalam Rohidi 1984 mengungkapkan pemikiran sosialisasi dari dua titik pandang yaitu masyarakat dan individual Kamanto Sunarto 1993:27. Sosialisasi menurut sudut
pandang masyarakat adalah proses penanaman atau tranfer individu-individu baru anggota masyarakat ke dalam pandangan hidup yang terorganisasi dan mengajarkan mereka tradisi-tradisi
budaya masyarakatnya. Dengan kata lain sosialisasi adalah tindakan mengubah kondisi manusia dari human-animal menjadi human-being untuk menjadi mahluk sosial dan anggota masyarakat
sesuai dengan kebudayaannya. Sedang arti individual, sosialisasi merupakan suatu proses mengembangkan diri. Melalui interaksi dengan orang lain, seseorang memperoleh identitas,
mengembangkan nilai-nilai dan aspirasi-aspirasi. Artinya sosialisasi diperlukan sebagai sarana untuk menumbuhkan kesadaran diri. Bagi individu sosialisasi memiliki fungsi sebagai
pengalihan sosial dan penciptaan kepribadian. Sosialisasi memiliki fungsi untk mengembangkan komitmen-komitmen dan kapsitas-
kapasitas yang menjadi prasyarat utama bagi penampilan peranan mereka di masa depan. Komitmen yang perlu dikembangkan ialah mengimplementasikan nilai-nilai yang ada dalam
masyarakat untuk menampilkan suatu peranan tertentu yang khusus dan spesifik dalam struktur
masyarakat. Kemudian Berger mendefenisikan sosialisasi sebagai “a process by which a child
learns to be a participant member of society” proses melalui dimana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat Kamanto Sunarto 1993:27.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan role theory, karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu. Berdasarkan
jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua yaitu: sosialisasi primer dalam keluarga dan sosialisasi
sekunder dalam masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
20
2.1.3. Sosialisasi Primer dan Sosialisasi Sekunder
Sosialisasi primer didefenisikan Peter.L.Berger dan Luckman sebagai sosialisasi pertama yang dijalani individu semasa kecil dengan belajar menjadi anggota masyarakat keluarga.
Sosialisasi primer berlangsung saat anak berusia 1-5 tahun atau saat anak belum masuk sekolah. Anak mulai mengenal anggota keluarga dan lingkungan keluarga. Secara bertahap dia mampu
membedakan dirinya dengan orang lain disekitar keluarganya. Dalam tahap ini, orang-orang yang terdekat menjadi sangat penting sebab seorang anak melakukan pola interaksi bersama
orang terdekat dengannya. Warna kepribadian anak akan sangat ditentukan oleh warna kepribadian dan interaksi yang terjadi anatar anak dengan anggota keluarga terdekatnya.
Berdasarkan jenisnya, sosialisasi dibagi menjadi dua: sosialisasi primer dalam keluarga dan sosialisasi sekunder dalam masyarakat. Kamanto Sunarto, 1993:23.
Sosialisasi sekunder adalah suatu proses sosialisasi lanjutan setelah sosialisasi primer yang memperkenalkan individu kedalam kelompok tertentu dalam masyarakat. Salah satu
bentuknya adalah resosialisasi dan desosialisasi. Dalam proses resosialisasi, seseorang diberi suatu identitas diri yang baru, sedangkan dalam proses desosialisasi, seseorang mengalami
pencabutan identitas diri yang lama
. Kamanto Sunarto, 1993:31.
2.1.4. Proses Sosialisasi