Agen Sosialisasi Tipe Sosialisasi Pola Sosialisasi

22 4. Tahap penerimaan norma kolektif Generalized Stage, pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi dengannya tetapi juga dengan masyarakat luas. Manusia dewasa menyadari pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama bahkan dengan orang lain yang tidak dikenalnya secara matang. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

2.1.5. Agen Sosialisasi

Fuuler dan Jacobs dalam Kamanto Sunarto 1993:30-35 meengidentifikasikan lima agen sosialisasi utama yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa dan sekolah. Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Dalam hal ini yang menjadi agen sosialisasi adalah orangtua difabel yang bekerja sebagai tukang pijat di Kelurahan Sei Sikambing D Medan.

2.1.6 Tipe Sosialisasi

Agar sosialisasi dapat berjalan dengan lancar tertib dan berlangsung terus menerus maka terdapat dua tipe sosialisasi yaitu sosialisasi formal dan sosialisasi informal. Sosialisasi formal adalah sosialisasi yang terbentuk melalui lembaga yang dibentuk oleh pemerintah dan masyarakat yang memiliki tugas khusus dalam mensosialisasikan nilai, norma dan peranan- peranan yang harus dipelajari oleh masyarakat. Artinya adalah sosialisasi formal yang diberikan oleh guru-guru disekolah. Universitas Sumatera Utara 23 Sosialisasi informal adalah sosialisasi yang terdapat dalam pergaulan sehari-hari yang bersifat kekeluargaan. Artinya sosialisasi yang diberikan oleh keluarga seperti dengan diskusi dan penanaman norma-norma baik yang ada dikeluarga maupun yang ada dimasyarakat. http:sharenexchange.blogspot.com201002sosialisasi-masyarakat8061.html diakses tanggal 21-02-2011 pukul 09.44

2.1.7. Pola Sosialisasi

Bronfrenbrenner, Kohn dan Jaeger dalam Kamanto Sunarto 1993;33 meyebutkan ada dua pola sosialisasi yaitu pola sosialisasi represif dan pola sosialisasi partisipatoris. Sosialisasi represif menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan, menekankan pada penggunaan materi dalam hukuman dan imbalan. Dalam hal ini yang dimaksud dari pengertian tersebut adalah apabila anak melakukan kesalahan pasti akan mendapat yang hukuman atau ganjaran. Sosialisasi partisipatoris merupakan pola yang didalamnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik, hukuman dan imbalan bersifat simbolik, anak diberi kebebasan, penekanan diletakkan pada interaksi, komunikasi bersifat lisan, anak menjadi pusat sosialisasi, keperluan anak dianggap penting.

2.1.8. Peran dan fungsi Keluarga