BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Persaingan yang dihadapi industri manufaktur dalam hal merebut pasar pada era globalisasi semakin tajam. Selain itu harapan pelanggan akan produk
yang dihasilkan juga semakin meningkat baik dari segi kuantitas dan kualitasnya. Maka setiap perusahaan hendaknya secara terus-menerus meningkatkan kualitas
perusahaannya dengan selalu berusaha untuk meminimalisasi ketidaksesuaian, pemborosan, dan meningkatkan efisiensi dari keseluruhan proses mereka.
Kenyataannya akan selalu ada ketidaksesuaian dari produk yang dihasilkan dengan spesifikasi yang telah ditentukan dan jenis-jenis pemborosan
waste
yang terdapat di lantai produksi. Pemborosan
waste
yang terjadi merupakan jenis kegiatan yang tidak memberi nilai tambah
non value added
pada proses produksi dan akan mengganggu aktifitas dilantai produksi itu sendiri. Pemborosan
waste
yang terjadi juga menyebabkan biaya
cost
dalam menjalankan kegiatan produksi juga akan meningkat.
PT. Bintang Persada Satelit yaitu perusahaan yang memproduksi parabola merek BP Sat dan merek QQ. Pada proses produksinya, PT Bintang Persada
Satelit mengalami permasalahan yaitu adanya pemborosan
waste
pada proses produksi. Pemborosan
yang di alami oleh perusahaan berupa waktu menunggu
waiting time
dan produk yang cacat
defect
. Pemindahan dan waktu menunggu yang terjadi yaitu dikarenakan penjadwalan untuk setiap mesin tidak efektif
Universitas Sumatera Utara
sehingga menyebabkan
part
yang sudah siap untuk di kerjakan, namun mesin yang akan mengerjakan
part
tersebut masih mengerjakan pekerjaan yang lain, seperti pada proses perataan jaring
mesh
yang menggunakan mesin perataan jaring
mesh
harus menuggu proses pembuatan jaring
mesh
selesai. hal ini akan meningkatkan
work in process
WIP dan akhirnya mengurangi produktivitas perusahaan dalam menghasilkan produk.
Waste
berupa produk cacat disebabkan produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan oleh
perusahaan. Seperti kecacatan pada jaring mesh yaitu
mesh
koyak dan
mesh
tidak rata.
Persaingan di dunia usaha yang semakin tinggi menuntut setiap perusahaan berperan sebagai penghasil nilai
value creator
, dengan memperbaiki performansinya secara terus menerus melalui peningkatan produktivitas. Adanya
pemborosan
waste
tersebut, maka akan mengakibatkan lamanya waktu produksi yang diperlukan perusahaan untuk menghasilkan sejumlah produk sehingga
jumlah produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan target perusahaan. Jika produk yang dihasilkan berjumlah kecil, maka perusahaan akan kesulitan dalam
memenuhi permintaan pelanggan pada waktu yang telah ditentukan. Untuk menghindari kejadian tersebut, perusahaan harus mempercepat waktu produksi
dan mengurangi jumlah kecacatan produk yang terjadi selama proses produksi berlangsung. Salah satu metode yang dapat digunakan dalam pengurangan
waste
tersebut adalah metode pendekatan
Lean Six Sigma
.
Lean
adalah suatu upaya terus-menerus untuk menghilangkan pemborosan
waste
dan meningkatkan nilai tambah
value added
produk atau jasa agar
Universitas Sumatera Utara
memberikan nilai kepada pelanggan
.
Pendekatan dengan
Lean Six Sigma
merupakan kombinasi antara
Lean
dan
Six Sigma
dapat didefenisikan sebagai suatu filosofi bisnis, pendekatan sistemik dan sistematik untuk mengidentifikasi
dan menghilangkan pemborosan .
Waste
dapat didefinisikan sebagai segala aktivitas kerja yang tidak memberikan nilai tambah dalam proses transformasi
input
menjadi
output
sepanjang
value stream
. Pengurangan
waste
dimaksudkan agar waktu yang digunakan dalam proses produksi adalah berupa
value added time
, sehingga meningkatkan efesiensi penggunaan sumber daya dan waktu menunggu
dapat dikurangi.
Six Sigma
adalah upaya terus menerus
continuous improvement efforts
untuk menurunkan variasi dari proses, agar meningkatkan kapabilitas proses dalam menghasilkan produk barang danjasa yang bebas
kesalahan
zero defects-
target minimum 3,4
Defects Per Million Opportunities
atau DPMO dan untuk memberikan nilai kepada pelanggan
customer value
. Sementara itu, metode 5
S
yang terdiri dari
Seiri
,
Seiton
,
Seiso
,
Seiketsu
, dan
Shitsuke
merupakan suatu metode yang melakukan perbaikan-perbaikan guna meminimalisasi pemborosan-pemborosan yang terjadi di lantai produksi dan
ditujukan untuk membuat daerah kerja seefisien dan seproduktif mungkin guna membangkitkan semangat karyawan dalam bekerja untuk dapat menghasilkan
produk yang berkualitas sehingga dapat memuaskan pelanggan.
1.2. Rumusan Permasalahan