2. Tahap Inspeksi II Pada tahap inspeksi II ini dilakukan pemeriksaan terhadap hasil perataan
jaring
mesh
yang keluar dari mesin perataan
mesh
. Dari hasil pemeriksaan ini, terdapat tiga karakteristik kualitas pada hasil jaring
mesh
tersebut yaitu jaring
mesh
tidak rata, jaring
mesh
koyak dan jaring
mesh
putus. 3. Tahap Inspeksi III
Pada tahap inspeksi II
Quality Control
ini dilakukan pemeriksaan terhadap produk komponen parabola yang telah selesai dirakit dan dihaluskan
dalam proses produksinya.
5.2.2.8.Perhitungan Tingkat Sigma
Perhitungan tingkat sigma dilakukan untuk menyatukan ukuran kualitas yang terjadi pada setiap tahap inspeksi sehingga dapat membandingkan tahap
inspeksi mana yang berada dalam kondisi paling buruk. Selain itu, juga akan dilakukan perbaikan pada proses yang mana hasil tahap inspeksinya paling buruk.
1. Perhitungan Tigkat Sigma untuk Tahap Inspeksi I Perhitungan tingkat sigma pada tahap inspeksi I harus melalui beberapa
langkah seperti berikut : a. Jumlah total unit produksi yang dihasilkan = 1.056.758 unit
b. Total barang yang cacat = 4.867 unit
c. Tingkat kecacatan
defect per unit
-DPU DPU = total cacat total unit produksi
Universitas Sumatera Utara
DPU = 4.867 1.056.758 DPU = 0,0046
d.
Defect opportunities
CTQ = 3 e. DPMO
Defects Per Milion Opportunities
DPMO = DPU
Defect opportunities
x 1.000.000 DPMO = 0,0046 3 x 1.000.000
DPMO = 1.535,20 DPMO ≈ 1535
Tabel 5.18. Perhitungan Tingkat Sigma untuk Tahap Inspeksi I
DPMO 1.535
Tingkat Sigma 3,17
Tingkat Sigma 1,5
shift
4,46
Sumber : Tabel konversi nilai sigma Vincent Gaspers
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat sigma maka diperoleh nilai sigma untuk proses pemotongan pada mesin potong sebesar 3,17 sigma untuk sigma
yang terletak tepat berada di tengah-tengah batas spesifikasi. 2. Perhitungan Tigkat Sigma untuk Tahap Inspeksi II
Perhitungan tingkat sigma pada tahap inspeksi II harus melalui beberapa langkah seperti berikut :
a. Jumlah total unit produksi yang dihasilkan = 82.062 unit b. Total barang yang cacat = 987 unit
c. Tingkat kecacatan
defect per unit
-DPU DPU = total cacat total unit produksi
DPU = 987 82.062
Universitas Sumatera Utara
DPU = 0,0120 d.
Defect opportunities
CTQ = 3 e. DPMO
Defects Per Milion Opportunities
DPMO = DPU
Defect opportunities
x 1.000.000 DPMO = 0,0120 3 x 1.000.000
DPMO = 4.009,163 DPMO ≈ 4009
Tabel 5.19. Perhitungan Tingkat Sigma untuk Tahap Inspeksi II
DPMO 4009
Tingkat Sigma 2,88
Tingkat Sigma 1,5
shift
4,16
Sumber : Tabel konversi nilai sigma Vincent Gaspers
Berdasarkan hasil perhitungan tingkat sigma maka diperoleh nilai sigma untuk proses perataan jaring
mesh
pada mesin perataan jaring
mesh
sebesar 2,88 sigma untuk sigma yang terletak tepat berada di tengah-tengah batas spesifikasi.
3. Perhitungan Tigkat Sigma untuk Tahap Inspeksi III Perhitungan tingkat sigma pada tahap inspeksi III harus melalui beberapa langkah
seperti berikut :
a. Jumlah total unit produksi yang dihasilkan = 1445 unit b. Total barang yang cacat = 244 unit