Gambar 3.2 Peneliti dan Informan
Adapun tahap-tahap pengelompokan data adalah sebagai berikut : 1. Mengelompokkan data berdasarkan jenis pronomina persona yang
sebenarnya dan yang tidak sebenarnya 2. Mengelompokkan data berdasarkan jenis pronomina penunjuk
3. Mengelompokkan data berdasarkan jenis pronomina penanya
3.3 Metode dan Teknik Analisis Data
Metode yang digunakan dalam menganalisis data yang sudah terkumpul adalah metode padan yaitu yang memadankan sesuatu dengan alat penentu lain di
Universitas Sumatera Utara
luar bahasa yang bersangkutan Sudaryanto, 1993:13-16 dan metode agih yaitu metode yang memadankan sesuatu dengan alat penentunya adalah bagian dari bahasa
yang bersangkutan yaitu bahasa Simalungun di Desa Bah Tonang Kecamatan Raya Kahean. Metode agih dengan teknik lanjutan yaitu teknik ganti digunakan untuk
menggantikan pemakaian pronomina yang tidak sesuai atau tidak tepat menjadi pronomina yang sesuai dan tepat penggunaannya dalam bahasa Simalungun di Desa
Bah Tonang Kecamatan Raya Kahean. Metode padan digunakan untuk menyeleksi pronomina yang diperkirakan
mempunyai jenis dan fungsi yang sama juga pronomina-pronomina yang jenis dan
fungsinya beda. Misalnya pronomina ambia sama dengan pronomina baya. Kedua
pronomina ini tidak mempunyai arti yang sesungguhnya dalam bahasa Indonesia tetapi lebih dekat arti kata ambia dan baya adalah teman atau kawan. Pronomina itu
digunakan apabila si pembicara dengan lawan bicara sebaya dan sudah kenal atau
akrab. Namun dari segi sosiolinguistiknya keduanya berbeda, ambia hanya digunakan kepada orang yang sebaya atau lebih muda sesama laki-laki, sedangkan baya
digunakan untuk panggilan kepada orang yang sebaya sesama perempuan. Contoh :
a.
Rina : Boan debah soban hon Baya.
[Bawa sebagian kayu ku teman] ‘Bawa sebagian kayu ku ini’
Nita : Eak. [Iya]
Universitas Sumatera Utara
‘Iya’ b.
Simon : Etah makkail hu bah bolon Ambia
[Ayo memancing ke sungai besar teman] ‘Ayo memancing ke sungai besar
Petrus : Eak, parlobei ma [Iya, duluan lah]
‘Iya, duluanlah’
Metode agih dan teknik lanjutan yaitu teknik ganti digunakan untuk menggantikan pemakaian pronomina yang tidak sesuai atau tidak tepat menjadi
pronomina yang sesuai dan tepat penggunaanya dalam bahasa Simalungun. Misalnya
pronomina ho sama dengan pronomina ham dari segi semantik yang berarti kamuengkau, namun dari segi sosiolinguistiknya keduanya berbeda, ho digunakan
untuk lawan bicara yang kedudukannya lebih rendah atau sebaya sedangkan ham
digunakan untuk lawan bicara yang kedudukannya lebih tinggi dalam adat untuk
sopan santun budaya Simalungun. Misalnya pemakaian pronomina persona ho dalam
percakapan antara seorang anak dan ibunya seperti yang terterah di bawah ini :
Anak : Laho huja Ho Inang?
[Hendak ke mana kamu Ibu?] ‘Hendak ke mana Ibu?’
Ibu : Laho hu juma. [Hendak ke ladang]
Universitas Sumatera Utara
‘Hendak ke ladang’
Pemakaian pronomina ho dalam percakapan di atas tidak tepat karena
pronomina ho hanya digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih muda atau sebaya. Maka pronomina persona ho diganti dengan pronomina persona ham yang
digunakan untuk menyebut lawan bicara yang lebih tua dan lebih sopan dalam adat Simalungun, seperti contoh percakapan di bawah ini :
Anak : Laho huja Ham Inang?
[Hendak ke mana kamu Ibu] ‘Hendak ke mana Ibu?’
Ibu : Laho hu juma. [Hendak ke ladang]
‘Hendak ke ladang’
Universitas Sumatera Utara
BAB IV PRONOMINA DALAM BAHASA SIMALUNGUN