Tinjauan Pustaka KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan oleh para ahli tersebut maka landasan teori yang digunakan dalam tulisan ini adalah uraian pronomina menurut Alwi dan Badudu. Alasan peuilis menjadikan pendapat Alwi tersebut menjadi landasan teori karena semua jenis pronomina yang diuraikan para ahli lain sudah tercakup di dalamnya, lebih lengkap lagi jika dipadukan dengan jenis pronomina yang dibagi oleh J.S.Badudu 1981 : 126. Badudu membagi pronomina persona menjadi dua bagian besar yaitu pronomina persona sebenarnya dan pronomina tidak sebenarnya.

2.3 Tinjauan Pustaka

Berdasarkan tinjauan pustaka yang dilakukan, ada sejumlah sumber yang relevan untuk dikaji dalam penelitian ini, ada pun sumber- sumber tersebut adalah sebagai berikut : Yenny Kristin Aritonang 1996 dalam skripsinya yang berjudul Pronomina Bahasa Pesisir di Kecamatan Sorkam Sibolga. Penelitian ini memaparkan atau menguraikan tentang pronomina persona, penunjuk, dan penanya yang digunakan pada bahasa Pesisir Kecamatan Sorkam Sibolga dengan teori Moeliono dan Badudu. Rahmat Kartolo S. 2001 yaitu Pronomina Bahasa Batak Toba : Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang jenis-Jenis pronomina dalam bahasa Batak Toba serta fungsi pronomina tersebut di dalam masyarakat dengan tinjauan sosiolinguistik. Penelitian tentang pronomina juga sudah pernah diteliti oleh Tugiman 1998 dengan judul Pronomina Persona yang Dipakai di Stasiun Pinang Baris, penelitian Universitas Sumatera Utara tersebut menguraikan pronomina Persona dalam bahasa Indonesia yang digunakan di Stasiun Pinang Baris tanpa menjelaskan fungsi pronomina tersebut. Meliala 1999 dengan judul Pronomina Bahasa Batak Karo : Tinjauan Sosiolinguistik, berisi tentang Jenis-jenis Pronomina dalam bahasa Batak Karo serta fungsi pronomina tersebut di dalam masyarakat Batak Karo dengan tinjauan sosiolinguistik. Arie Yuanita 2006 dengan judul Pronomina dalam Bahasa Pesisir Sibolga. Penelitian ini memaparkan atau menguraikan tentang jenis-jenis dan fungsi pronomina yang ada di Pesisir Sibolga dengan teori Moeliono. Bahasa simalungun sudah pernah diteliti oleh Rini Apriani 2009 yang berjudul Bilingualisme pada Masyarakat Simalungun di Kecamatan Pematang Raya membicarakan tentang penyebab bilingualis pada masyarakat Simalungun di Kecamatan Pematang Raya Desa Sondi Raya Lasmaina Simarmata 2009 berjudul Kesantunan Imperatif dalam Bahasa Simalungun. Penelitian ini membahas tentang bagaimana kesantunan nilai komunikatif imperatif dalam bahasa Simalungun dan bagaimana Kesantunan wujud imperatif dalam bahasa Simalungun. Dari hasil penelitian di atas penelitian terhadap pronomina bahasa Simalungun belum pernah diteliti. Oleh karena itu, pada kesempatan ini akan diteliti tentang bagaimanakah pronomina dalam bahasa Simalungun dan bagaimana fungsi- fungsi pronomina dalam bahasa Simalungun. Hal tersebutlah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti pronomina dalam bahasa Simalungun. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian berada di Desa Bah Tonang, Kecamatan Raya Kahean, Kabupaten Simalungun. Penelitian ini dilakukan sejak tanggal 6 Mei sampai dengan 6 Juni 2013. Desa Bah Tonang adalah salah satu desa dari sebelas desa yang berada di Kecamatan raya Kahean. Desa yang lain di Kecamatan Raya Kahean adalah Desa Sorba Dolog, Desa Sambosar Raya, Desa Puli Buah, Desa Bangun Raya, Desa Gunung Datas, Desa Panei Raya, Desa Durian Baggal, Desa Bah Bulian, Desa Panduman, dan Desa Sindar Raya. Desa Bah Tonang berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagei di sebelah Timur, Desa Sorba Dolog di sebelah Barat, Kabupaten Serdang Bedagei di sebelah Utara, dan Kecamatan Raya di sebelah Selatan. Desa Bah Tonang terbagi atas empat dusun, yaitu Bah Tonang I, Bah Tonang II, Sorba Bandar dan Serba Jadi BPS, 2010. Desa Bah Tonang memiliki luas 14,80 ha termasuk persawahan, pemukiman, dan pekuburan. Jarak Desa Bah Tonang ke ibu kota kecamatan adalah 15 km dan jarak Desa Bah Tonang ke ibu kota kabupaten adalah 42 km. Perjalanan dari ibu kota kabupaten dan ibu kota kecamatan ke Bah Tonang dapat ditempuh dengan transportasi darat, seperti angkutan umum, mobil, dan sepeda motor. Waktu tempuh dari ibu kota kabupaten ke Desa Bah Tonang adalah kurang lebih 150 menit dan dari ibu kota kecamatan adalah 62 menit BPS, 2010. Universitas Sumatera Utara