Pengertian Masyarakat Kelurahan .1 Pengertian Kelurahan

sense of belonging, rasa tanggungjawab sense of responsibility dari masyarakat secara sadar, bergairah dan bertanggungjawab Tjokroamidjojo,2002 Partisipasi dapat dilakukan dalam beberapa dimensi, yaitu : 1. Sumbangan pikiran ide atau gagasan 2. Sumbangan materi dana, barang, dan alat 3. Sumbangan tenaga bekerja atau memberi kerja 4. memanfaatkan atau melaksanakan pelayanan pembangunan 5. partisipasi sebagai pemberdayaan, yaitu partisipasi merupakan latihan pemberdayaan bagi masyarakat kelurahan, meskipun sulit untuk di defenisikan akan tetapi pemberdayaan merupakan upaya untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan masyarakat kelurahan untuk memutuskan dan ikut terlibat dalam pembangunan

1.5.3 Pengertian Masyarakat

Menurut Mario Levy, suatu kelompok dapat disebut masyarakat apabila memenuhi empat kriteria yaitu 1 kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu, 2 rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi, 3 kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama bersama, dan 4 adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada. Sunarto, 2000 : 56. Sedangkan menurut Talcott Parsons Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang swasembada self : subsistem, melebihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya. Sunarto, 2000 : 56. Jadi dengan demikian tidak semua kelompok manusia di sebut sebagai masyarakat. Universitas Sumatera Utara 1.5.4 Pembangunan Kesehatan 1.5.4.1 Pengertian Pembangunan Untuk mendefenisikan pembangunan, sampai sat ini tidak ada kesepakatan diantara para ahli.dengan kata lain, setiap sarjana mendefenisikan konsep pembangunan dengan sudut pandang dan falsafah yang berbeda. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dikemukakan beberapa pengertian pembangunan seperti yang dikemukakan oleh S.P Siagian 2001 : 2-3. Pembangunan menurutnya adalah “Pembangunan sebagai usaha atau pertumbuhan dan perubahan secara sadar oleh suatu bangsa, Negara, dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa National Building”. Dengan demikian jelas bahwa untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan serta perubahan harus dilakukan beberapa kerangka sistematis, seperti aktivitas planning, actuating, controlling, dan evaluasi aktivitas dikendalikan oleh masyarakat. Sejalan denga hal di atas A. Suryadi 1995 : 17, mendefenisikan pembangunan sebagai berikut, “Pembangunan adalah suatu proses dimana orang atau warga atau masyarakat mulai mendiskusikan atau menentukan keinginan mereka dan mengerjakannya sama-sama untuk memenuhi keinginan hidup”. Masih dalam soal pembangunan lebih tegas Slamet Riyadi Malassis, 1997 : 18, menuliskan bahwa proses pembangunan merupakan proses dinamis yan meliputi berbagai kegiatan yang direncanakan dan terarah serta masyarakat sebagai kekuatan pembaharuan untuk menimbulkan perubahan-perubahan sosial, struktur sosial yang mendasari maupun pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa dalam mewujudkan keinginan dan tujuan tersebut, masyarakat melakukan kerjasama baik dalam pemikiran maupun dalam tindakan Universitas Sumatera Utara dalam proses pembangunan. Dengan demikian pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan, masyarakat sebagai peran utama atau Agent Social of Change. Masyarakat dalam pembangunan sebagi tokoh pembaharu, aktor utama yang merencanakan proses pembangunan. Proses pembangunan dilakukan untuk mencapai suatu perubahan sebagaimana yang diutarakan oleh Muljadi Brojonegoro Suwigujo, 1999 : 41, “Proses pembangunan adalah proses tercapainya secara terus menerus adanya perubahan sosial struktur sosial serta pertumbuhan ekonomi yang dipercepat”. Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembangunan merupakan proses perubahan yang terencana dari situasi nasional yang lain, dengan kata lain pembangunan menyangkut proses perbaikan. Disamping itu manakala kita lihat dari pelaksanaan pembangunan baik S.P Siagian, Suryadi, Slamet Riyadi menekankan bahwa pembangunan dalam proses pelaksanaannya melibatkan seluruh masyarakat, dengan kata lain partisipasi masyarakat merupakan kekuatan dalam pembangunan. Pembangunan direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat diarahkan pada terjadinya perubahan terhadap segenap aspek kehidupan manusia. Artinya perubahan dalam semua aspek kehidupan manusia merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam pembangunan.

1.5.4.2 Pengertian Kesehatan

Pengertian kesehatan yang terdapat dalam Undang-Undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, kesehatan adalah suatu keadaan sempurna, baik secara fisik, mental, dan sosial saja, tapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Tujuan umum dari sistem kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, atau mencapai suatu keadaan sehat bagi individu atau kelompok-kelompok masyarakat.

1.5.4.3 Pembangunan Kesehatan

Sesuai dengan tujuan nasional, pembangunan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur materil dan spiritual berdasarkan pancasila dalam wadah Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat, bersatu dalam suasana kehidupan bangsa yang tertib, aman, dan dinamis serta lingkungan dunia yang merdeka, tertib, dan damai. Kalau berbicara tentang pembangunan tidak hanya menyeluruh pada kebutuhan materil saja terpenuhi tetapi juga aspek lain termasuk kesehatan. Berbicara tentang kesehatan menyangkut pada kesejahteraan masyarakat karena pembangunan kesehatan merupakan hal yang penting dan juga harus direncanakan.Nasution:1997:34 Dalam rencana pembangunan nasional yang merupakan serangkaian program- program pembangunan yang menyeluruh dan terarah serta terpadu yang berlangsung terus-menerus. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dengan tujuan mengusahakan kesempatan yang lebih luas dari setiap warga negara mendapatkan derajat kesehatan yang lebih tinggi. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan yang mengacu pada bidang kesehatan dimana tujuan pembangunan ini untuk mensejahterakan masyarakat. Banyak hal yang menyangkut pembangunan kesehatan. Nasution:1997:54 Universitas Sumatera Utara 1. Pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana kesehatan Dalam hal ini menyangkut pada tersedianya pembangunan yang mendukung pada pembangunan kesehatan, yang termasuk dalam hal ini menyangkut pada Rumah Sakit, Puskesmas, dll Keinke, 1987:45 2. Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Tenaga Ahli Peningkatan Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia merupakan bagian yang tidak lepas dari pembangunan kesehatan. Hal ini dapat dilaksanakan melalui program pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia atau tenaga ahli dapat mengatasi segala permasalahan kesehatan. Dalam rangka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan kerja untuk itu perlu dilakukan suatu pendidikan formal dan informal. Dalam peningkatan kualitas menyangkut juga kepada pemberian pelayanan kepada masyarakat artinya kualitas orang-orang yang memberikan pelayanan kesehatan karena faktor ini sangat penting. Nasution:1997:54 3. Perencanaan kesehatan masyarakat dan gizi Dalam hal perencanaan kesehatan dan gizi bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi. Hal ini dipandang perlu karena pembangunan menyangkut pada pembangunan manusia yang seutuhnya dan kesehatan masyarakat terjamin. Untuk mendukung perencanaan gizi dilakukan dengan cara : Universitas Sumatera Utara 1. Kebijakan pemerintah setempat 2. Ketersediaan tenaga perencana yang dapat mengantisipasi keadaan masa depan terutama dinas setempat 3. Keterlibatan sektor terkait 4. Keterlibatan lembaga sosial masyarakat 5. Kesiapan masyarakat dalam menerima dan melaksanakan program kesehatan dan gizi masyarakat 6. Kesiapan aparat pelaksana dalam melaksanakan semua program yang telah direncanakan. Nasution:1997:86 1.5.5 Kelurahan 1.5.5.1 Pengertian Kelurahan Berdasarkan Undang-Undang No. 73 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 5 disebutkan bahwa kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat kerja daerah Kabupaten Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Kedudukan lurah berada di bawah Camat dan bertanggungjawab kepada Bupati Walikota melalui Camat.lurah berasal dari unsur PNS yang diangkat oleh Camat dengan kriteria yang tertuang dalam pasal 3 ayat 4 Undang- Undang No. 73 Tahun 2005 yaitu berpangkat minimal penata IIIc, masa bakti 10 tahun dan memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan memahami keadaan sosial budaya masyarakat. Adapun tugas dari lurah sesuai dengan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang No. 73 Tahun 2005 adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan Universitas Sumatera Utara kemasyarakatan. Sedangkan fungsi dari lurah itu sendiri diuraikan pada Pasal 5 Undang- Undang No. 73 Tahun 2005 yaitu : 1. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan 2. Pemberdayaan masyarakat 3. Pelayanan Mayarakat 4. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum 5. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum, dan 6. Pembinaan lembaga kemasyarakatan Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut lurah dibantu oleh perangkat kelurahan yang terdiri dari sekretaris kelurahan, seksi sebanyak-banyaknya 4 seksi dan jabatan fungsional Undang-Undang No.73 Tahun 2005 Pasal 6 ayat 2.

1.6 Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang dirumuskan, yang pengujiannya dan pembuktiannya diperoleh melalui penelitian lapangan. Dengan kata lain hipotesa adalah jawaban sementara tentang suatu penelitian yang kebenarannya akan dibuktikan dengan jalan riset penelitian Kartini kartono, 1990:30 Bertitik tolak dari teori dan temuan yang dikemukan dalam kerangka teori, sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Persepsi Keluarga Pemulung Terhadap Pendidikan Formal Anak (Studi Deskriptif Terhadap Keluarga Pemulung di Daerah Pinang Baris, Medan)

14 168 105

Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Malaria Di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012

4 43 100

Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Program Pengendalian DBD yang Dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan Terhadap Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012

4 64 200

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung 2005 di Kabupaten Karo (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Batukarang Kecamatan Payung).

19 180 90

Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

5 85 89

Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar

1 40 113

Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan (Studi Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjung Balai)

1 65 72

BAB 1 PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TRUKAN, PRACIMANTORO, WONOGIRI.

0 2 8

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TRUKAN, PRACI

0 1 13

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dalam Kesehatan

0 0 2