Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Hipotesa

melaksanakan pembangunan yang terarah dan terencana terutama dalam meningkatkan perbaikan kualitas hidup masyarakat. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian skripsi ini tentang : “Pengaruh Tingkat Pendidikan Formal Terhadap Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Kesehatan”.

1.2 Perumusan Masalah

Sejalan dengan uraian dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah yang akan di jawab melalui penelitian ini adalah : 1. Bagaimana tingkat pendidikan formal masyarakat di kelurahan Cendana kecamatan Rantau utara? 2. Bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan di kelurahan Cendana kecamatan Rantau Utara? 3. Berapa besar pengaruh tingkat pendidikan formal masyarakat terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan kelurahan Cendana Kecamatan Rantau Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Ingin mengetahui bagaimana tingkat pendidikan formal di kelurahan Cendana kecamatan Rantau utara 2. Ingin mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan di kelurahan Cendana kecamatan Rantau Utara Universitas Sumatera Utara 3. Ingin mengetahui seberapa besar pengaruh tingkat pendidikan formal terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan kelurahan Cendana.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat memberikan manfaat bagi : 1. Masyarakat Kelurahan Yaitu memberikan informasi kepada masyarakat kelurahan tentang partisipasi masyarakat kelurahan Cendana terhadap pembangunan kesehatan, yang bersumber dari tingkat pendidikan sebagai faktor yang berpengaruh dalam partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan kelurahan. 2. Pemerintah Daerah Setempat Yaitu memberikan kontribusi pendidikan kepada pemerintah setempat dengan mengambil langkah kebijaksanaan yang efektif dan efisien dalam mengaktifkan masyarakat terhadap partisipasi mereka dalam pembangunan kesehatan kelurahan. 3. Bagi Penulis Yaitu memberikan penambahan wawasan keilmuan pada penulis atau suatu masalah yang selama ini dipertanyakan serta melatih untuk mengkaji teori-teori dalam realitas di masyarakat. Universitas Sumatera Utara

1.5 Kerangka Teori

Teori merupakan serangkaian konsep, defenisi dan preposisi yang saling berkaitan dan bertujuan untuk memberikan gambaran yang sistematis tentang suatu fenomena. Gambaran sistematis ini dijabarkan dan menghubungkan antara variabel yang satu dengan yang lainnya dengan tujuan untuk menjalankan fenomena tersebut. Masri Singarimbun dan Sofian Effendi, 1989 : 48

1.5.1 Hakekat Pendidikan

Pendidikan adalah permasalahan besar yang menyangkut nasib dan masa depan bangsa dan negara. Pendidikan adalah masalah semua orang, bahkan secara ekstrim pendidikan dapat disimpulkan sebagai suatu proses memanusiakan manusia. Membangun masyarakat dari wacana berfikir yang statis tradisional menjadi masyarakat dengan wacana berfikir kosmopolit yang dinamis rasional. Bahkan keseluruhan proses kegiatan pemberdayaan masyarakat melalui jalur pembangunan masyarakat desa dan kota rural and urban community development. Gerakan reformasi di Indonesia secara umum menuntut diterapkannya prinsip demokrasi, desentralisasi, keadilan, dan menjunjung tinggi hak azasi manusia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam hubungannya dengan pendidikan, prinsip- prinsip tersebut akan memberikan dampak yang mendasar pada kandungan, proses, dan manajemen system pendidikan. Selain itu, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang pesat dan memunculkan tuntutan baru dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam sistem pendidikan. Pembaharuan system pendidikan nasional dilakukan untuk memperbaharui visi, misi, dan strategi pembangunan pendidikan nasional. Pendidikan Universitas Sumatera Utara nasional mempunyai visi terwujudnya system pendidikan sebagai pranata social yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga Negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Dengan visi pendidikan tersebut, pendidikan mempunyai misi sebagai berikut : 1. mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. membantu dan memfasilitasi pengembangan potensi anak bangsa secara utuh sejak usia dini sampai akhir hayat dalam rangka mewujudkan masyarakat belajar. 3. meningkatkan kesiapan masukan dan kualitas proses pendidikan untuk mengoptimalkan pembentukan kepribadian yang bermoral. 4. meningkatkan keprofesionalan dan akuntabilitas lembaga pendidikan sebagai pusat pembudayaan ilmu pengetahuan, keterampilan, pengalaman, sikap, dan nilai berdasarkan standar nasioanal dan global; dan 5. memberdayakan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan berdasarkan prinsip otonomi dalam konteks Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdasarkan visi dan misi pendidikan nasional tersebut, pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Universitas Sumatera Utara Tujuannya untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Bentuknya bervariasi, meliputi pendidikan formal dan non formal, penyuluhan pembangunan, komunikasi pembangunan, pendidikan kesejahteraan keluarga, pendidikan tentang nilai-nilai demokrasi, pendidikan keterampilan, pelatihan-pelatihan, dan lain-lain. Maka dengan adanya tujuan yang diharapkan dari pendidikan tersebut dapat merubah perilaku manusia tersebut sehingga dapat bertanggung jawab akan kewajibannya dan dapat mengekspresikannya terhadap lingkungan sekitarnya.

1.5.1.1 Pengertian Pendidikan

Pengertian pendidikan menurut Drs. Ngalim Purwanto 1992 : 3 “Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dan pergaulan dengan seseorang untuk mencapai perkembangan jasmani dan rohani kearah kedewasaan. Sedangkan menurut M. E Soeleman dalam buku Ngalim Purwanto 1992 : 5, “Pendidikan adalah pemberian bantuan melalui pergaulan dalam bentuk pengaruh dengan tujuan agar yang dipengaruhi kelak dapat melaksanakan hidup dan tugas hidup secara mandiri dan bertangungjawab. Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas secara esensial dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan menuju kearah kedewasaan mandiri dan bertanggungjawab.

1.5.1.2 Tujuan Pendidikan

Para pakar pendidikan dalam merumuskan pengertian pendidikan secara substansial mengarahkan kepada satu titik pandang yakni menuju kepada kedewasaan. Ciri utama kedewasaan dalam pendidikan adalah : a. Otonomi dalam kehidupan kesusilaan b. Menjadi anggota masyarakat c. Matang secara biologis dan psikologis Ciri utama tersebut selanjutnya dijelaskan anatara lain : a. Tujuan pendidikan yang diharapkan adalah agar orang mampu mengambil keputusan kesusilaan tanpa dipengaruhi orang lain serta keputusan yang diambil bersifat realistis. Keputusan kesusilaan yang dimaksud berupa dengan pendidikan yang diperolehnya diharapkan dapat mengambil keputusan berupa sikap bagaimana berperilaku di masyarakat. b. Agar orang dapat menjadi angota masyarakat yang sesuai dengan norma- norma yang ada pada suatu masyarakat. Bahwa dengan pendidikan yang diperolehnya dapat memahami serta menilai norma-norma yang ada pada masyarakat tesebut. c. Mempunyai kematangan dalam aspek biologis dan psikologis yang meliputi segi keturunan, efektivitas, dan keintelektualan. Yang dimaksud Universitas Sumatera Utara dalam hal ini adalah dengan pendidikan yang diperolehnya mempunyai kematangan baik untuk perkembangan biologis dan juga perkembangan psikologis dalam menyelesaikan suatu masalah yang ada serta memotivasi dirinya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Margono Slamet 1998:1 mengemukakan tujuan pendidikan sebagai suatu proses untuk mengubah perilaku manusia. Domain yang diharapkan berubah meliputi : 1. Perilaku pengetahuan knowing behavior 2. Perilaku sikap felling behavior 3. Perilaku keterampilan doing behavior DR. Nazili Shaleh Ahmad 1994 : 4, dalam bukunya “Pendidikan dan Masyarakat”, mengatakan tujuan pokok pendidikan adalah membentuk anggota masyarakat yang dapat mendidik dirinya sesuai dengan watak masyarakat itu sendiri, mampu mengurangi beberapa kesulitan atau hambatan perkembangan kehidupan dan berusaha untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun mengatasi problematikannya.

1.5.1.3 Pendidikan Formal

Dari defenisi di atas dapat diketahui bahwa pendidikan adalah suatu usaha yang secara sadar dilakukan oleh masyarakat untuk menambah pengetahuan ataupun keterampilan yang dilakukan melalui lembaga pendidikan atau sekolah-sekolah. Drs. Ngalim Purwanto 1994 : 149, mengatakan : Sekolah didirikan oleh masyarakat atau Negara untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tidak mampu lagi memberi persiapan hidup bagi anaknya. Untuk mempersiapkan anak agar hidup dengan cukup bekal kepandaian dan kecakapan dalam masyarakat yang modern, yang telah Universitas Sumatera Utara tinggi kebudayaan seperti sekarang ini. Anak-anak tidak hanya cukup menerima pendidikan dan pengajaran dari keluarganya saja, maka itulah masyarakat atau Negara mendirikan sekolah-sekolah. Sekolah adalah lingkungan kedua setelah keluarga. Kehidupan dan pergaulan di sekolah sifatnya lebih objektif. Sekolah bertanggungjawab terhadap pendidikan intelektual, serta pendidikan keterampilan yang berhubungan dengan kebutuhan hidup di masyarakat. Tetapi bukan hanya itu saja, kepribadian juga dibentuk menjadi manusia yang berwatak baik dan membangun. Pendidikan di sekolah yang dilaksanakan oleh guru adalah pendidikan formal. Tingkat atau jenjang pendidikan diatur dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 yaitu tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada BAB V yaitu antara lain pasal 12 ayat 1, jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri atas pendidikan dasar SD-SLTP, menengah SLTA, dan tinggi. Kemudian dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 yang terdapat pada Peraturan Pemerintah tentang standar nasional pendidikan yang dimaksud dengan jalur pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai peran utama dalam aspek intelektual dan fisik, sedangkan dalam keluarga berperan dalam aspek mental dan karakter. Karena besarnya pengaruh ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia maka pendidikan intelektual masyarakat semakin menjadi penting. Harus diusahakan agar sebanyak mungkin rakyat yang bersekolah. Makin banyak pendidikan yang dinikmati rakyat maka semakin baik untuk perkembangan bangsa dan Negara. Mengingat pentingnya pendidikan bagi rakyat, maka pemerintah Indonesia sudah mempunyai program Wajib Belajar 9 Tahun yakni Universitas Sumatera Utara agar rakyat diusahakan memperoleh pendidikan minimal sampai tamat sekolah menengah pertama. 1.5.2 Partisipasi Masyarakat 1.5.2.1Pengertian Partisipasi Kata partisipasi berasal dari bahasa Inggris yaitu “Participation”, take a part, artinya peran serta atau ambil bagian atau kegiatan bersama-sama dengan orang lain. Partisipasi merupakan keterlibatan mental atau pikiran dan emosi perasaan sumbangan dalam usaha mencapai tujuan serta turut tanggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan. Partisipasi dalam urusan publik belakangan ini menjadi sorotan. Banyak kalangan yang menggunakan kata partisipasi sehingga tanpa kata partisipasi rasanya diskusi, seminar, musyawarah ataupun kebijakan yang diluncurkan kurang mendapatkan tempat di masyarakat. Kata ini dikaitkan dengan kegiatan-kegiatan yang bernuansa pembangunan, kebijakan dan pelayanan pemerintah. Sementara akhiran “tif” menunjukkan kata sifat yaitu untuk menerangkan kata dasarnya, sehingga partisipatif lebih bermakna sebagai kata sifat yang menjelaskan proses. Partisipasi sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya kandungan kapital yang dimiliki seseorang tersebut. Partisipasi hanya mungkin dilakukan seseorang bila ada kapital sosial, yaitu jaringan kerja, aturan-aturan yang jelas dan kepercayaan. Jaringan merupakan lintasan bagi proses berlangsungnya pertukaran, sementara kepercayaan menjadi stimulus agar proses pertukaran tersebut berjalan lancar sementara aturan merupakan jaminan bahwa proses pertukaran itu berlangsung adil atau tidak. Universitas Sumatera Utara Bank Dunia 1999 mendefenisikan partisipasi sebagai proses dimana setiap stakeholders mempengaruhi dan membagi pengawasan pada inisiatif pembangunan dan keputusan serta sumber daya yang mempengaruhi mereka Http : wbln18.world bank. org essd opendokumen 11 03 99. Defenisi Bank Dunia tersebut mengandung konsep stakeholder, pengawasan, keputusan dan sumber daya merupakan konsep-konsep yang saling berinteraksi dalam suatu sistem atau proses yang disebut partisipasi. Menurut Yusran 2006:11, partisipasi didefenisikan sebagai keterlibatan mental dan emosional individu dalam situasi kelompok yang mendorongnya memberikan sumbangan terhadap tujuan kelompok serta membagi tanggungjawab bersama mereka. Defenisi ini mengandung tiga gagasan penting. Pertama, partisipasi lebih merupakan keterlibatan mental maupun emosional ketimbang kegiatan otot semata-mata. Keterlibatan diri, daripada sekedar keahlian, merupakan produk ingatan dan emosi. Masyarakat mengetahui bahwa pemimpin merupakan seorang otokrat yang tidak menginginkan gagasan mereka. Masyarakat tidak melibatkan pada jenis situasi seperti ini. Kedua, mendorong adanya dukungan. Individu diberikan kesempatan untuk menciptakan prakarsa dan kreativitas demi tujuan kelompok. Dengan cara ini, partisipasi berbeda dengan perizinan, yang hanya menggunakan kreativitas dan gagasan pemimpin yang menyodorkan idenya kepada kelompok demi kebenaran. Partisipasi membutuhkan lebih dari sekedar prosedur pemaksaan gagasan dari atas, ketiga, mendorong masyarakat untuk menerima tanggungjawab untuk sesuatu kegiatan. Karena mereka melibatkan diri di dalam kelompok, mereka juga ingin melihat pekerjaannya berhasil. Partisipasi membantu mereka menjadi warga yang bertanggungjawab daripada otomatom yang tak Universitas Sumatera Utara bertanggungjawab. Individu yang mulai menerima tanggungjawab untuk aktivitas kelompok, mereka menjadi berniat untuk bekerjasama, karena inilah sarana untuk menyelesaikan kerja yang menjadi tanggungjawabnya. Dengan membuat dirinya bertanggungjawab, ia kan memperoleh rasa kebebasan sebagai seorang yang membuat keputusan sendiri, meskipun dipengaruhi lingkungan kelompoknya. Partisipasi masyarakat merupakan suatu proses kegiatan yang dilakukan oleh perorangan maupun secara berkelompok atau masyarakat. Untuk menyatukan kepentingan atau keterkaitan mereka terhadap organisasi atau masyarakat yang bergabung dalam rangka pencapaian tujuan masyarakat tersebut.

1.5.2.2 Prinsip-Prinsip Partisipasi

Prinsip-prinsip partisipasi adalah www.deliveri.org Guidelines implementation ig : - Cakupan. Semua orang, atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proyek-proyek pembangunan. - Kesetaraan dan Kemitraan Equal Partnership. Pada dasarnya setiap orang mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak untuk mempunyai prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-masing pihak. Universitas Sumatera Utara - Transparansi. Setiap pihak harus dapat menumbuh-kembangkan komunikasi dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog. - Kesetaraan Kewenangan Sharing Power Equal Powership. Berbagai pihak yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi. - Kesetaraan Tanggungjawab Sharing Responbility. Berbagai pihak mempunyai tanggungjawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya kesetaraan kewenangan sharing power dan keterlibatannya dalam proses pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya. - Pemberdayaan Empowerment. Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui keterlibata aktif dalam setiap proses saling belajar dan saling memberdayakan satu sama lain. - Kerjasama. Diperlukan adanya kerjasama berbagai pihak yang terlibat untuk saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada, khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.

1.5.2.3 Tahap-Tahap Partisipasi Mayarakat

Menurut Tjokromidjojo dalam Safi’i, 2007:104 partisipasi masyarakat dalam pembangunan dibagi atas tiga tahapan, yaitu : a. Partisipasi atau keterlibatan dalam proses penentuan penentuan arah, strategi dan kebijakan pembangunan yang dilakukan pemerintah Universitas Sumatera Utara b. Keterlibatan dalam memikul beban dan tanggungjawab dalam pelaksanaan kegiatan pembangunan c. Keterlibatan dalam memetik dan memanfaatkan pembangunan secara berkeadilan Partisipasi masyarakat atau keterlibatan masyarakat dalam pembangunan dapat dilihat dalam empat tahap : a. Tahap Assesment Dilakukan dengan mengidentifikasi masalah dan sumber daya yang dimiliki. Untuk ini masyarakat dilibatkan secara aktif merasakan permasalahan yang sedang terjadi yang benar - benar keluar dari pandangan mereka sendiri. b. Tahap Perencanaan Alternatif Program atau Kegiatan Dilakukan dengan melibatkan warga untuk berfikir tentang masalah yang mereka hadapi dan cara mengatasinya dengan memikirkan beberapa cara alternatif program. c. Tahap Pelaksanaan Implementasi Program atau Kegiatan Dilakukan dengan melaksanakan program yang sudah direncanakan dengan baik agar tidak melenceng dalam pelaksanaannya di lapangan sehingga tahapan ini dianggap sebagai tahapan yang paling krusial. d. Tahap Evaluasi termasuk evaluasi Input, Proses dan Hasil Dilakukan dengan adanya pengawasan dari masyarakat dan pemerintah terhadap program yang sedang berjalan. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan bagian integral yang harus ditumbuh kembangkan, yang pada akhirnya akan menumbuhkan rasa memiliki Universitas Sumatera Utara sense of belonging, rasa tanggungjawab sense of responsibility dari masyarakat secara sadar, bergairah dan bertanggungjawab Tjokroamidjojo,2002 Partisipasi dapat dilakukan dalam beberapa dimensi, yaitu : 1. Sumbangan pikiran ide atau gagasan 2. Sumbangan materi dana, barang, dan alat 3. Sumbangan tenaga bekerja atau memberi kerja 4. memanfaatkan atau melaksanakan pelayanan pembangunan 5. partisipasi sebagai pemberdayaan, yaitu partisipasi merupakan latihan pemberdayaan bagi masyarakat kelurahan, meskipun sulit untuk di defenisikan akan tetapi pemberdayaan merupakan upaya untuk mengembangkan keterampilan dan kemampuan masyarakat kelurahan untuk memutuskan dan ikut terlibat dalam pembangunan

1.5.3 Pengertian Masyarakat

Menurut Mario Levy, suatu kelompok dapat disebut masyarakat apabila memenuhi empat kriteria yaitu 1 kemampuan bertahan melebihi masa hidup seorang individu, 2 rekrutmen seluruh atau sebagian anggota melalui reproduksi, 3 kesetiaan pada suatu sistem tindakan utama bersama, dan 4 adanya sistem tindakan utama yang bersifat swasembada. Sunarto, 2000 : 56. Sedangkan menurut Talcott Parsons Masyarakat adalah suatu sistem sosial yang swasembada self : subsistem, melebihi masa hidup individu normal, dan merekrut anggota secara reproduksi biologis serta melakukan sosialisasi terhadap generasi berikutnya. Sunarto, 2000 : 56. Jadi dengan demikian tidak semua kelompok manusia di sebut sebagai masyarakat. Universitas Sumatera Utara 1.5.4 Pembangunan Kesehatan 1.5.4.1 Pengertian Pembangunan Untuk mendefenisikan pembangunan, sampai sat ini tidak ada kesepakatan diantara para ahli.dengan kata lain, setiap sarjana mendefenisikan konsep pembangunan dengan sudut pandang dan falsafah yang berbeda. Sehubungan dengan hal tersebut, maka akan dikemukakan beberapa pengertian pembangunan seperti yang dikemukakan oleh S.P Siagian 2001 : 2-3. Pembangunan menurutnya adalah “Pembangunan sebagai usaha atau pertumbuhan dan perubahan secara sadar oleh suatu bangsa, Negara, dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa National Building”. Dengan demikian jelas bahwa untuk melakukan pertumbuhan dan perkembangan serta perubahan harus dilakukan beberapa kerangka sistematis, seperti aktivitas planning, actuating, controlling, dan evaluasi aktivitas dikendalikan oleh masyarakat. Sejalan denga hal di atas A. Suryadi 1995 : 17, mendefenisikan pembangunan sebagai berikut, “Pembangunan adalah suatu proses dimana orang atau warga atau masyarakat mulai mendiskusikan atau menentukan keinginan mereka dan mengerjakannya sama-sama untuk memenuhi keinginan hidup”. Masih dalam soal pembangunan lebih tegas Slamet Riyadi Malassis, 1997 : 18, menuliskan bahwa proses pembangunan merupakan proses dinamis yan meliputi berbagai kegiatan yang direncanakan dan terarah serta masyarakat sebagai kekuatan pembaharuan untuk menimbulkan perubahan-perubahan sosial, struktur sosial yang mendasari maupun pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa dalam mewujudkan keinginan dan tujuan tersebut, masyarakat melakukan kerjasama baik dalam pemikiran maupun dalam tindakan Universitas Sumatera Utara dalam proses pembangunan. Dengan demikian pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dalam pembangunan, masyarakat sebagai peran utama atau Agent Social of Change. Masyarakat dalam pembangunan sebagi tokoh pembaharu, aktor utama yang merencanakan proses pembangunan. Proses pembangunan dilakukan untuk mencapai suatu perubahan sebagaimana yang diutarakan oleh Muljadi Brojonegoro Suwigujo, 1999 : 41, “Proses pembangunan adalah proses tercapainya secara terus menerus adanya perubahan sosial struktur sosial serta pertumbuhan ekonomi yang dipercepat”. Dari uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa pembangunan merupakan proses perubahan yang terencana dari situasi nasional yang lain, dengan kata lain pembangunan menyangkut proses perbaikan. Disamping itu manakala kita lihat dari pelaksanaan pembangunan baik S.P Siagian, Suryadi, Slamet Riyadi menekankan bahwa pembangunan dalam proses pelaksanaannya melibatkan seluruh masyarakat, dengan kata lain partisipasi masyarakat merupakan kekuatan dalam pembangunan. Pembangunan direncanakan dan dilaksanakan oleh masyarakat diarahkan pada terjadinya perubahan terhadap segenap aspek kehidupan manusia. Artinya perubahan dalam semua aspek kehidupan manusia merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam pembangunan.

1.5.4.2 Pengertian Kesehatan

Pengertian kesehatan yang terdapat dalam Undang-Undang kesehatan No. 23 Tahun 1992 memberikan batasan: kesehatan adalah keadaan sejahtera badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Universitas Sumatera Utara Menurut Organisasi Kesehatan Dunia WHO, kesehatan adalah suatu keadaan sempurna, baik secara fisik, mental, dan sosial saja, tapi juga diukur dari produktivitasnya dalam arti mempunyai pekerjaan atau menghasilkan secara ekonomi. Tujuan umum dari sistem kesehatan adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, atau mencapai suatu keadaan sehat bagi individu atau kelompok-kelompok masyarakat.

1.5.4.3 Pembangunan Kesehatan

Sesuai dengan tujuan nasional, pembangunan bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur materil dan spiritual berdasarkan pancasila dalam wadah Republik Indonesia yang merdeka dan berdaulat, bersatu dalam suasana kehidupan bangsa yang tertib, aman, dan dinamis serta lingkungan dunia yang merdeka, tertib, dan damai. Kalau berbicara tentang pembangunan tidak hanya menyeluruh pada kebutuhan materil saja terpenuhi tetapi juga aspek lain termasuk kesehatan. Berbicara tentang kesehatan menyangkut pada kesejahteraan masyarakat karena pembangunan kesehatan merupakan hal yang penting dan juga harus direncanakan.Nasution:1997:34 Dalam rencana pembangunan nasional yang merupakan serangkaian program- program pembangunan yang menyeluruh dan terarah serta terpadu yang berlangsung terus-menerus. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional dengan tujuan mengusahakan kesempatan yang lebih luas dari setiap warga negara mendapatkan derajat kesehatan yang lebih tinggi. Pembangunan kesehatan adalah bagian dari pembangunan yang mengacu pada bidang kesehatan dimana tujuan pembangunan ini untuk mensejahterakan masyarakat. Banyak hal yang menyangkut pembangunan kesehatan. Nasution:1997:54 Universitas Sumatera Utara 1. Pembangunan fasilitas, sarana, dan prasarana kesehatan Dalam hal ini menyangkut pada tersedianya pembangunan yang mendukung pada pembangunan kesehatan, yang termasuk dalam hal ini menyangkut pada Rumah Sakit, Puskesmas, dll Keinke, 1987:45 2. Pembangunan Sumber Daya Manusia dan Tenaga Ahli Peningkatan Sumber Daya Manusia. Sumber Daya Manusia merupakan bagian yang tidak lepas dari pembangunan kesehatan. Hal ini dapat dilaksanakan melalui program pengembangan kualitas Sumber Daya Manusia atau tenaga ahli dapat mengatasi segala permasalahan kesehatan. Dalam rangka penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, keterampilan kerja untuk itu perlu dilakukan suatu pendidikan formal dan informal. Dalam peningkatan kualitas menyangkut juga kepada pemberian pelayanan kepada masyarakat artinya kualitas orang-orang yang memberikan pelayanan kesehatan karena faktor ini sangat penting. Nasution:1997:54 3. Perencanaan kesehatan masyarakat dan gizi Dalam hal perencanaan kesehatan dan gizi bertujuan untuk meningkatkan status kesehatan dan gizi. Hal ini dipandang perlu karena pembangunan menyangkut pada pembangunan manusia yang seutuhnya dan kesehatan masyarakat terjamin. Untuk mendukung perencanaan gizi dilakukan dengan cara : Universitas Sumatera Utara 1. Kebijakan pemerintah setempat 2. Ketersediaan tenaga perencana yang dapat mengantisipasi keadaan masa depan terutama dinas setempat 3. Keterlibatan sektor terkait 4. Keterlibatan lembaga sosial masyarakat 5. Kesiapan masyarakat dalam menerima dan melaksanakan program kesehatan dan gizi masyarakat 6. Kesiapan aparat pelaksana dalam melaksanakan semua program yang telah direncanakan. Nasution:1997:86 1.5.5 Kelurahan 1.5.5.1 Pengertian Kelurahan Berdasarkan Undang-Undang No. 73 Tahun 2005 Pasal 1 ayat 5 disebutkan bahwa kelurahan adalah wilayah kerja lurah sebagai perangkat kerja daerah Kabupaten Kota dalam wilayah kerja Kecamatan. Kedudukan lurah berada di bawah Camat dan bertanggungjawab kepada Bupati Walikota melalui Camat.lurah berasal dari unsur PNS yang diangkat oleh Camat dengan kriteria yang tertuang dalam pasal 3 ayat 4 Undang- Undang No. 73 Tahun 2005 yaitu berpangkat minimal penata IIIc, masa bakti 10 tahun dan memiliki keahlian di bidang administrasi pemerintahan dan memahami keadaan sosial budaya masyarakat. Adapun tugas dari lurah sesuai dengan Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang No. 73 Tahun 2005 adalah menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan dan Universitas Sumatera Utara kemasyarakatan. Sedangkan fungsi dari lurah itu sendiri diuraikan pada Pasal 5 Undang- Undang No. 73 Tahun 2005 yaitu : 1. Pelaksanaan kegiatan pemerintahan kelurahan 2. Pemberdayaan masyarakat 3. Pelayanan Mayarakat 4. Penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum 5. Pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum, dan 6. Pembinaan lembaga kemasyarakatan Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut lurah dibantu oleh perangkat kelurahan yang terdiri dari sekretaris kelurahan, seksi sebanyak-banyaknya 4 seksi dan jabatan fungsional Undang-Undang No.73 Tahun 2005 Pasal 6 ayat 2.

1.6 Hipotesa

Hipotesa merupakan jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah yang dirumuskan, yang pengujiannya dan pembuktiannya diperoleh melalui penelitian lapangan. Dengan kata lain hipotesa adalah jawaban sementara tentang suatu penelitian yang kebenarannya akan dibuktikan dengan jalan riset penelitian Kartini kartono, 1990:30 Bertitik tolak dari teori dan temuan yang dikemukan dalam kerangka teori, sesuai dengan permasalahan dan tujuan dari penelitian ini, maka penulis merumuskan hipotesa sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Ha : Ada pengaruh antara tingkat pendidikan formal terhadap partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan kelurahan Cendana Kecamatan Rantau Utara Kabupaten Labuhan Batu Ho : Tidak ada pengaruh antara tingkat pendidikan formal dengan partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan kelurahan di Kelurahan Cendana

1.7 Defenisi Konsep

Dokumen yang terkait

Persepsi Keluarga Pemulung Terhadap Pendidikan Formal Anak (Studi Deskriptif Terhadap Keluarga Pemulung di Daerah Pinang Baris, Medan)

14 168 105

Gambaran Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Malaria Di Kelurahan Tanjung Leidong Kecamatan Kualuh Leidong Kabupaten Labuhan Batu Utara Tahun 2012

4 43 100

Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Program Pengendalian DBD yang Dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Medan Terhadap Keberadaan Jentik Aedes aegypti di Kelurahan Bagan Deli Belawan Tahun 2012

4 64 200

Pengaruh Tingkat Pendidikan Terhadap Partisipasi Politik Masyarakat Dalam Pemilihan Kepala Daerah Secara Langsung 2005 di Kabupaten Karo (Studi Kasus Pada Masyarakat Desa Batukarang Kecamatan Payung).

19 180 90

Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan Dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Medan

5 85 89

Analisis Pengaruh Tingkat Pendapatan dan Tingkat Pendidikan Masyarakat Terhadap Permintaan Produk Asuransi Jiwa Pada Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Cabang Pematangsiantar

1 40 113

Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan (Studi Pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Tanjung Balai)

1 65 72

BAB 1 PENDAHULUAN PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TRUKAN, PRACIMANTORO, WONOGIRI.

0 2 8

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN FORMAL DAN PENDIDIKAN NON FORMAL TERHADAP PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MENSUKSESKAN PEMBANGUNAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TRUKAN, PRACI

0 1 13

Hubungan Partisipasi Masyarakat Dalam Kesehatan

0 0 2