pengawasan terhadap supplai uang disamping menaikkan tingkat suku bunga. Bank Indonesia selaku Bank Sentral menggunakan dua instrument untuk menekan
laju pertumbuhan inflasi, yaitu dengan menaikkan tingkat suku bunga dan melakukan pengawasan terhadap jumlah uang yang beredar.
3. Faktor Penyebab Inflasi
Menurut Miraza 2006:79 faktor penyebab inflasi adalah : a.
Turunnya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, dengan turunnya nilai tukar rupiah maka harga barang-barang impor yang dinyatakan dalam rupiah
menjadi naik. b.
Kebijakan pemerintah mengurangi subsidi atas barang-barang tertentu yang selama ini harganya dikontrol oleh pemerintah seperti pengurangan subsidi
Bahan Bakar Minyak BBM, tarif listrik dan berbagai harga barang dan jasa. c.
Semakin menurunnya kepercayaan masyarakat kepada pemerintah, ketidakpercayaan ini bisa dalam bentuk kemampuan pemerintah dalam
menyelesikan masalah ekonomi dan juga dalam bentuk hilangnya kewibawaan pemerintah dihadapan masyarakat.
d. Tidak ditemukannya kepastian di dalam masyarakat baik dalam kehidupan
sosial maupun hukum, politik dan ekonomi. Keamanan dan ketertiban menjadi kacau dan tidak ada yang mau peduli untuk menertibkannya. Perampokan,
pembunuhan, dan penguasaan atas milik orang lain merupakan hal yang biasa terjadi. Kekhawatiran yang tinggi ini menciptakan biaya yang tinggi, banyak
biaya-biaya yang harus dilakukan untuk mengantisipasi kekhawatiran yang pada ahirnya menciptakan high cost economy.
Universitas Sumatera Utara
e. Belum selesainya proses desentralisasi atau dengan kata lain setiap daerah
menciptakan peraturannya sendiri-sendiri secara sempit tanpa mau tahu keadaan daerah sekelilingnya. Pemikiran kearah persatuan dan kebersamaan
hampir hilang, keadaan ini menciptakan ketidakpastian pada masyarakat setiap daerah dan mendorong naiknya harga-harga barang.
4. Akibat Buruk Inflasi a. Akibat Buruk Pada Perekonomian
1. Inflasi menggalakkan penanaman modal spekulatif
Pada masa inflasi terdapat kecenderungan diantara pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat spekulatif, misalnya
membeli rumah dan tanah, menyimpan barang yang berharga akan lebih menguntungkan dari pada melakukan investasi yang produktif.
2. Tingkat bunga meningkat
Untuk menghindari kemerosotan nilai modal yang bank pinjamkan, institusi keuangan akan meningkatkan tingkat bunga. Makin tinggi tingkat inflasi,
makin tinggi pula tingkat bunga yang akan bank tentukan. 3.
Inflasi menimbulkan ketidakpastian mengenai keadaan ekonomi di masa depan
Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak dikendalikan, pada ahirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah perkembangan
ekonomi tidak lagi dapat diramalkan dengan baik.
Universitas Sumatera Utara
4. Menimbulkan neraca pembayaran
Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah dari pada barang yang dihasilkan di dalam negeri, maka pada umumnya inflasi akan menyebabkan
impor berkembang lebih cepat tetapi sebaliknya perkembangan ekspor akan lebih lambat. Disamping itu aliran modal keluar akan lebih banyak dari pada yang
masuk kedalam negeri. Berbagai kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca pembayaran, hal ini seterusnya akan menimbulkan kemerosotan nilai mata
uang.
b. Akibat Buruk Pada Individu dan Masyarakat
1. Memperburuk distribusi pendapatan
Dalam masa inflasi nilai harta tetap seperti tanah, rumah, bangunan pabrik dan pertokoan akan mengalami kenaikan harga yang ada kalanya lebih cepat dari
kenaikan inflasi itu sendiri.
2. Pendapatan riil merosot
Sebagian tenaga kerja di setiap Negara terdiri dari pekerja-pekerja bergaji tetap. Dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga mendahului kenaikan
pendapatan. Dengan demikian inflasi cenderung menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja, ini berarti kemakmuran masyarakat
merosot. 3.
Nilai riil tabungan merosot Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan sebagian
kekayaannya dalam bentuk deposito dan tabungan di institusi keuangan. Nilai riil
Universitas Sumatera Utara
tabungan tersebut akan merosot sebagai akibat dari inflasi, juga pemegang- pemegang uang tunai akan dirugikan karena kemerosotan nilai riilnya.
5. Macam-macam Inflasi
Sehubungan dengan kompleksnya faktor yang menjadi sumber terjadinya inflasi atau banyaknya variabel yang berpengaruh terhadap inflasi, maka dapat
pula dilakukan pengelompokan terhadap macam-macam inflasi berdasarkan sudut pandang sebagai berikut :
a. Asal Inflasi
Ditinjau dari asalnya, inflasi dapat dibagi menjadi dua macam yaitu : 1.
Domestic Inflation Merupakan inflasi yang berasal dari dalam negeri. Kenaikan harga
disebabkan karena adanya kejutan shock dari dalam negeri, baik karena perilaku masyarakat maupun perilaku pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan-
kebijakan yang secara psikologis berdampak inflatoar.
2. Imported Inflation
Merupakan inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya pengaruh kenaikan harga dari luar negeri. Kenaikan harga dalam negeri terjadi karena
dipengaruhi oleh kenaikan harga dari luar negeri terutama barang-barang impor atau kenaikan bahan baku industri yang masih belum dapat diproduksi di dalam
negeri.
b. Intensitas Inflasi
Apabila ditinjau dari intensitasnya, inflasi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu :
Universitas Sumatera Utara
1. Greeping Inflation
Merupakan inflasi yang merayap yaitu inflasi yang terjadi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung lambat. Inflasi ini disebut dengan inflasi sedang,
yang terjadi karena kenaikan harga-harga yang berlangsung secara perlahan-lahan. Greeping inflation umumnya dialami oleh Negara-negara yang sedang
membangun atau Negara-negara yang sedang berkembang, karena terjadinya melekat dengan pembangunan itu sendiri.
2. Hyper Inflation
Merupakan inflasi yang sangat berat yang timbul akibat adanya kenaikan harga-harga umum yang berlangsung sangat cepat. Hyper inflation sangat
berbahaya karena dapat merusak struktur perekonomian negara sebagaimana pernah dialami Indonesia pada masa orde lama dan awal orde baru.
c. Bobot Inflasi
Inflasi jika ditinjau dari sudut bobotnya, dapat dibedakan menjadi empat macam yaitu :
1. Inflasi Ringan
Inflasi ini disebut juga creeping inflation. Inflasi ringan adalah inflasi dengan laju pertumbuhan yang berlangsung secara perlahan dan berada pada
posisi satu digit atau dibawah 10 per tahun. 2.
Inflasi Sedang Inflasi sedang adalah inflasi dengan tingkat laju pertumbuhan berada
diantara 10-30 per tahun atau melebihi dua digit dan sangat mengancam struktur dan pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
3. Inflasi Berat
Universitas Sumatera Utara
Merupakan inlflasi dengan laju pertumbuhan berada diantara 30-100 per tahun. Pada kondisi demikian sektor-sektor produksi hampir lumpuh total kecuali
yang dikuasai negara. 4.
Inflasi Sangat Berat Adalah inflasi dengan laju pertumbuhan melampaui 100 per tahun,
sebagaimana yang terjadi pada masa perang dunia II 1939-1945. Untuk keperluan perang terpaksa harus dibiayai dengan cara mencetak uang secara
berlebihan.
6. Solusi Pengendalian Inflasi
Secara umum terdapat empat macam cara atau kebijakan yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dan mengendalikan laju pertumbuhan inflasi ke
tingkat yang paling rendah dan aman bagi kinerja perekonomian dan struktur ekonomi, yaitu:
1. Kebijakan Moneter
Didalam ekonomi moneter dijelaskan bahwa inflasi adalah fenomena moneter. Ketidakseimbangan antara pemerintah dan penawaran terhadap uang
akan menyebabkan munculnya inflatoar dan memicu laju pertumbuhan inflasi. Oleh sebab itu keseimbangan antara Jumlah uang yang beredar dan kebutuhan
terhadap uang dimasyarakat harus selalu dipantau. 2.
Kebijakan Fiskal Kebijakan fiskal dilakukan dengan cara mengatur pengeluaran pemerintah
secara seimbang. Pengeluaran disesuaikan dengan penerimaan sehingga tidak
Universitas Sumatera Utara
terjadi defisit pada anggaran belanja negara yang dapat pula menjadi sumber terjadinya inflasi. Untuk menghindar defisit belanja pemerintah ada beberapa cara
yang dapat dilakukan, misalnya mencari pinjaman dari masyarakat dengan menjual obligasi di pasar modal, mencetak uang baru, menaikkan penerimaan dari
sektor pajak dan utang luar negeri. 3.
Kebijakan Output Apabila jumlah output meningkat maka dampaknya akan menekan laju
inflasi. Untuk meningkatkan jumlah output, banyak cara yang dapat dilakukan. Misalnya dengan menurunkan tarif pajak, mengurangi berbagai pungutan yang
berdampak pada ekonomi biaya tinggi terhadap output, membebaskan atau menurunkan tarif bea masuk terhadap barang-barang impor, melakukan
restrukturisasi ekonomi, debirokratisasi perijinan, deregulasi dan menciptakan pemerintah yang bersih dan berwibawa.
4. Kebijakan Harga dan Indexing
Kebijakan ini dilakukang dengan cara menentukan harga dasar atau harga patokan setempat terhadap produk-produk tertentu seperti semen dan sembilan
bahan pokok yang dilakukan Badan Usaha Logistik Bulog. Penentuan besarnya gaji dan upah atau penentuan Upah Minimum Regional UMR harus didasarkan
indeks harga barang-barang kebutuhan hidup tertentu atau berdasarkan indeks biaya hidup tersebut.
D. Tabungan 1. Pengertian Tabungan
Universitas Sumatera Utara