kerugian yang berdampak pada berkurangnya nilai uang yang akan diinvestasikan bahkan mungkin akan tidak kembali.
b. Waktu pembagian bagi hasil harus disepakati kedua belah pihak, misalnya
setiap bulan. c.
Pembagian bagi hasil sesuai dengan nisbah yang disepakati pada awal terjadinya akad.
2. Penerapan Metode Bagi Hasil
Menurut Wibowo 2005:45 Islam memandang uang sebagai flow concept yaitu uang harus berputar dalam perekonomian. Islam tidak mengenal metode
time value of money karena metode ini menambahkan nilai kepada uang semata- mata dengan bertambahnya waktu dan bukan usaha. Sesuai dengan ajaran islam
manajemen moneter yang efisien dan adil tidak didasarkan pada penerapan metode bunga.
Kepentingan nasabah penyimpan dana, bank dan debitur pada bank islam dapat diharmonisasikan karena dengan metode bagi hasil kepentingan pihak-pihak
terebut akan paralel, yaitu memperoleh imbalan bagi hasil sesuai dengan keadaan yang benar-benar terjadi. Untuk itu manajemen bank syariah akan berusaha
mengoptimalkan keuntungan pemakai. Sedangkan menurut Juli 2004:124 penerapan sistem bagi hasil adalah sebagai berikut :
a. Penentuan rasio bagi hasil ditentukan bersama musyawarah dengan asumsi
adanya kemungkinan untung atau rugi. b.
Resiko bersama, ditanggung bersama antara pemilik atau pengelola bank dan peminjam.
Universitas Sumatera Utara
c. Pendapatan tidak pasti, pendapatan tidak diperoleh secara pasti, sehingga
semua pihak harus bertanggung jawab. d.
Tidak ada yang meragukan bagi hasil.
3. Prinsip Bagi Hasil
Produk pembiayaan bank syariah yang didasarkan atas prinsip bagi hasil terdiri dari al-musyarakah dan mudharabah.
a. Al-Musyarakah
Istilah lain dari musyarakah adalah sharikah atau syirkah. Musyarakah adalah kerjasama antara kedua belah pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu
dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan keuntungan dan resiko di tanggung bersama sesuai dengan kesepakatan.
Musyarakah ada dua jenis yaitu musyarakah pemilik dan musyarakah akad kontrak. Musyarakah pemilik tercipta karena wasiat atau kondisi lainnya
yang berakibat pemilikan suatu asset oleh dua orang atau lebih. Sedangkan musyarakah akad tercipta dengan kesepakatan dimana dua orang atau lebih setuju
bahwa tiap orang dari mereka memberikan modal musyarakah dan berbagi keuntungan dan kerugian. Tekniknya dalam perbankan adalah sebagai berikut :
1. Transaksi musyarakah merupakan landasan keinginan para pihak yang
bekerjasama untuk meningkatkan nilai asset yang mereka miliki secara bersama-sama.
2. Musyarakah adalah bentuk usaha yang melibatkan dua pihak atau lebih,
dimana mereka secara bersama-sama memadukan seluruh bentuk sumber daya, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.
Universitas Sumatera Utara
3. Bentuk kontribusi dari pihak yang bekerjasama secara spesifik dapat berupa
dana, barang perdagangan, kewiraswastaan, kepandaian, kepemilikan, peralatan, seperti hak paten dan barang-barang lain yang dapat dinilai dengan
uang. 4.
Kombinasi dan bentuk kontribusi masing-masing pihak dengan atau tanpa batasan waktu menjadikan produk ini sangat fleksibel.
b. Al-Mudharabah
Secara teknis mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama shahibul maal menyediakan seluruh modal, sedangkan
pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi
ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian itu bukan akibat kelalaian si pengelola. Tekniknya dalam perbankan syariah sebagai berikut :
1. Jumlah modal yang diserahkan kepada nasabah selaku pengelola modal harus
diserahkan secara tunai, dapat berupa uang atau barang yang dinyatakan nilainya dalam satuan uang. Apabila modal diserahkan secara bertahap harus
jelas tahapannya dan disepakati bersama. 2.
Hasil pengelolaan modal pembiayaan mudharabah dapat diperhitungkan dengan dua cara yaitu perhitungan dari pendapatan proyek dan keuntungan
dari keuntungan proyek. 3.
Hasil usaha dibagi sesuai dengan persetujuan dalam akad. Bank selaku pemilik modal menanggung seluruh kerugian kecuali akibat kelalaian dan
penyimpangan pihak nasabah, seperti penyelewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan dana.
Universitas Sumatera Utara
4. Bank berhak melakukan pengawasan terhadap pekerjaan namun tidak berhak
mencampuri urusan nasabah. 5.
Nasabah yang ingkar janji dengan sengaja, misalnya tidak mau membayar kewajiban atau menunda pembayaran kewajiban dapat dikenakan sanksi
administrasi. F.
Pengaruh Tingkat Bagi Hasil dan Inflasi terhadap Jumlah Tabungan
Tingkat bagi hasil dan inflasi pada dasarnya dapat mempengaruhi jumlah tabungan. Bagi hasil atau pada bank konvensional dikenal dengan suku bunga
dipengaruhi oleh kebutuhan akan dana, persaingan, kebijakan pemerintah, target laba yang diinginkan, jangka waktu, kualitas jaminan, reputasi perusahaan, produk
yang kompetitif, hubungan baik, dan jaminan pihak ketiga. Sedangkan tingkat inflasi dipengaruhi oleh naiknya permintaan masyarakat terhadap barang dan jasa,
kenaikan biaya produksi, defisit APBN, dan menurunnya nilai tukar. Sesuai dengan perkembangan jaman, kegiatan menabung sudah beralih ke
lembaga keuangan seperti bank. Menabung di bank bukan saja dapat terhindar dari resiko kehilangan atau kerusakan, tetapi juga akan memperoleh penghasilan
dari bunga. Apabila tingkat bunga meningkat maka minat masyarakat untuk menanamkan dananya di bank juga akan meningkat. Sebaliknya apabila tingkat
bunga rendah maka masyarakat akan memilih untuk menarik uangnya dari bank dan memindahkan dana tersebut kedalam bentuk lain misalnya asset riil.
Tingkat inflasi juga sangat berpengaruh terhadap jumlah tabungan. Apabila tingkat inflasi tinggi maka harga barang-barang kebutuhan pokok akan
meningkat. Bagi masyarakat yang mempunyai penghasilan kecil dan tetap hal ini akan mempengaruhi distribusi pendapatan. Karena jumlah biaya yang dibutuhkan
Universitas Sumatera Utara
untuk memenuhi kebutuhannya meningkat, sehingga dana yang tersisa untuk ditabung menjadi berkurang.
BAB III GANBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan