Menurut Tim Pengembangan Perbankan Syariah 2001:274, perangkat yang digunakan Bank Syariah sebagai “pemain tunggal” pada mulanya digunakan
Surat Berharga Pasar Uang SBPU mudharabah dan bai’ al dayn. Dengan berkembangnya Bank Syariah maka otoritas moneter menyediakan perangkat
pengganti dalam mengelola likuidasi yaitu Pasar Uang Antar Bank Syariah PUAS dan Sertifikat Wadiah Bank Indonesia SWIB.
a. Surat Berharga Pasar Uang SBPU Mudharabah
Surat Berharga Pasar Uang SBPU Mudharabah digunakan untuk membantu Bank Syariah untuk mengatasi kesenjangan likuidasi yang bersifat
sementara akibat missmatch dalam pendanaan, ataupun mengatasi kemungkinan
terjadinya kekalahan kliring dan sebagainya. Melalui SBPU milik nasabah Bank Syariah kepada BI berdasarkan prinsip bagi hasil. Ketentuan-ketentuan SBPU
adalah : 1.
Permintaan SBPU nasabah Bank Syariah adalah sebesar nilai nominal tanpa diskon dengan jangka waktu maksimal 180 hari.
2. Bank Syariah dapat membeli kembali SBPU tersebut pada tanggal jatuh tempo
sebesar nilai nominalnya. 3.
Dalam penggunaan fasilitas SBPU ini, Bank Syariah akan memberikan imbalan dalam bentuk bagi hasil yang berlaku pada Bank Syariah yang
tercermin dari pendapatan operasional Bank Syariah dan dihitung secara berkala setiap 90 hari.
b. Bai’Al Dayn
Bai’al dayn atau jual beli hutang merujuk kepada pembiayaan hutang. Dalam prinsip ini pembiayaan dibuat berdasarkan jual beli dokumen perdagangan
Universitas Sumatera Utara
dan pembiayaan digunakan bagi tujuan pengeluaran, perdagangan dan perkidmatan. Keputusan Dewan Pengawas Syariah DPS pada awal
beroperasinya Bank Syariah berdasarkan keadaan darurat dimana Bank Syariah masih sebagai pemain tunggal, Bank Syariah diijinkan untuk memanfaatkan
excess atau idle fund dengan menggunakan perangkat al dayn, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Nasabah yang telah menerima fasilitas jual beli dari Bank Syariah akan
mengeluarkan surat hutang, karena Bank Syariah sendiri tidak dapat menerbitkan surat hutang, maka surat hutang tersebut dirubah menjadi
underlying transaction untuk menerima dari bank konvensional. 2.
Kompensasi atas penempatan dana placing dan penerimaan dana taking masih mengacu pada hitungan yang ditetapkan oleh pihak bank konvensional
dimana bank syariah pada waktu itu harus mengoptimalkan kelebihan dananya dan masuk sebagai pendatang baru dengan sistem yang belum dikenal oleh
bank konvensional.
c. Pasar Uang Antar Bank Syariah PUAS