Kelinci Oryctolagus Cuniculus Sebagai Hewan Coba Kerangka Teori

2.5 Kelinci Oryctolagus Cuniculus Sebagai Hewan Coba

Hewan coba memiliki peran penting dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan biomedis khususnya. Kelinci merupakan salah satu jenis hewan coba. Kelinci telah banyak digunakan pada penelitian biomedis. Penggunaan kelinci diperluas karena kemudahan dalam menangani dan harganya yang relatif murah. 37 Seekor kelinci yang normal mempunyai intuisi, aktif, ingin tahu, memiliki bulu yang lebat dan kondisi tubuh yang baik Gambar 5. Ketika kelinci dilakukan percobaan yang menyebabkan nyeri, kelinci akan menunjukkan perubahan jalan, penarikan diri dan perlindungan dari cedera, postur yang canggung, menjilat, menggosok, atau menggaruk areanya, atau bahkan penurunan nafsu makan. 37 Gambar 5. Kelinci Oryctolagus cuniculus Kelinci memiliki densitas tulang yang mirip dengan manusia. 37 Rumus gigi kelinci adalah 2 x I22 C00 P32 M33. Kelinci memiliki 6 gigi insisivus. Terdapat 4 gigi insisivus maksila, 2 pada sisi labial yang memiliki groove vertikal pada garis tengahnya, dan 2 gigi rudimeter pada sisi palatalnya. Terdapat diastema yang besar diantara gigi insisivus dengan gigi premolar. Gigi premolar memiliki bentuk yang mirip dengan gigi molar, keduanya sering disebut gigi pipi. 38 Universitas Sumatera Utara

2.6 Kerangka Teori

Universitas Sumatera Utara Injuri pada pulpa mengakibatkan inflamasi pulpa. Inflamasi terbagi menjadi akut dan kronis. Pada fase awal yaitu dalam 24 jam pertama, sel yang paling banyak bereaksi adalah sel neutrofil atau leukosit polimorfonukleus PMN. Sesudah fase awal yang bisa berlangsung sampai 48 jam, mulailah sel makrofag dan sel yang berperan dalam sistem kekebalan tubuh seperti limfosit dan sel plasma bereaksi. PMN berfungsi menelan dan merusak bakteri, kompleks imun dan debris yang berasal dari jaringan nekrotik. Selain itu PMN juga dapat mengeluarkan enzim dan radikal beracun yang dapat menyebabkan makin luasnya reaksi radang atau makin banyaknya kerusakan jaringan. Urutan kejadian yang dialami oleh leukosit dimulai dari leukosit bergerak ke pembuluh darah margination, lalu perlekatan, leukosit melekat pada dinding pembuluh darah sticking, lalu diapedesis, leukosit keluar dari pembuluh darah emigration, dan fagositosis, leukosit menelan bakteri dan debris jaringan. Inflamasi akut yang berlangsung lama dapat menjadi inflamasi kronis dimana sel-sel yang berperan adalah limfosit, sel-sel plasma, dan makrofag. Pereda nyeri yang biasanya digunakan dalam kedokteran gigi dalam permasalahan endodontik adalah eugenol. Eugenol adalah derivat fenol yang bersifat sebagai antibakteria dimana dapat mengurangi pertumbuhan metabolit yang toksin yang mungkin menimbulkan inflamasi. Akan tetapi, eugenol dapat bersifat sitotoksin berupa alergenitas dan dapat menyebabkan iritasi. Sifat ini dapat mengubah jaringan menjadi zat asing yang nantinya membahayakan jaringan pulpa dan periapeks. Jahe merah memiliki efek anti radang. Efek ini disebabkan komponen aktif jahe merah yang terdiri dari gingerol dan zingeron yang berfungsi menghambat leukotrien dan prostaglandin yang merupakan mediator radang dengan menekan proses siklooksigenase dan lipoksigenase. Gingerol dan shogaol mempunyai efek dalam menghambat produksi prostaglandin yang diekspresikan oleh sel makrofag dan sel mast, sedangkan leukotrien diekspresikan oleh sel mast, neutrofil, eosinofil, dan basofil sehingga jahe merah mempunyai efek antiinflamasi. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Efek Antiinflamasi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Gigi Kelinci (Oryctogalus Cuniculus) (Penelitian In Vivo)

3 40 105

Judul Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale roscoe ) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nyeri Pulpa - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 2 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 0 6

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 0 15

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 20

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 2 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 2 5

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale roscoe) PADA GIGI KELINCI (Oryctolagus cuniculus) DENGAN PULPITIS REVERSIBEL (Penelitian In Vivo)

0 2 16