4.7.2.1 Perlakuan hewan coba
Kelinci dimasukkan ke dalam tempat pasungan kelinci Gambar 19. Telinga kanan kelinci dibersihkan dengan alkohol 70. Bulu pada telinga tangan kelinci yang
berada di atas pembuluh darah vena marginal ear vein dicukur dengan gunting, kemudian dianastesi dengan spuit 1 ml secara intravena dengan ketamin 15 mgkg
Gambar 20.
Gambar 19. Kelinci dipasung Gambar 20. Anastesi intravena
melalui pembuluh marginal ear vein
4.7.2.2 Perlakuan gigi hewan coba
Preparasi gigi insisivus atas kanan kelinci pada sisi labial dengan menggunakan bur intan bulat kecil dengan kecepatan 35.000 rpm Gambar 21
hingga mencapai ruang pulpa dan berdarah Gambar 22. Setelah perforasi, kavitas diirigasi dengan spuit 5 ml saline dan
dikeringan dengan cotton pellet steril Gambar 23. Pada gigi insisivus atas kanan diaplikasikan ekstrak jahe merah 1
sebanyak 20μl 0,02ml dengan menggunakan spuit 1 ml Gambar 24. Letakkan cotton pellet, lalu tambal dengan RM-GIC Gambar 25
kemudian disinar dengan light cure Gambar 26. Preparasi gigi insisivus atas kiri kelinci pada sisi labial dengan
menggunakan bur intan bulat kecil dengan kecepatan 35.000 rpm hingga mencapai ruang pulpa dan berdarah.
Universitas Sumatera Utara
Setelah perforasi, kavitas diirigasi dengan spuit 5 ml saline dan dikeringan dengan cotton pellet steril.
Pada gigi insisivus atas kiri diaplikasikan ekstrak jahe merah 2 sebanyak 20μl 0,02ml dengan menggunakan spuit 1 ml.
Letakkan cotton pellet, lalu tambal dengan RM-GIC kemudian disinar dengan light cure.
Preparasi gigi insisivus bawah kanan kelinci pada sisi labial dengan menggunakan bur intan bulat kecil dengan kecepatan 35.000 rpm hingga mencapai
ruang pulpa dan berdarah. Setelah perforasi, kavitas diirigasi dengan spuit 5 ml saline dan
dikeringan dengan cotton pellet steril. Pada gigi insisivus bawah kanan diaplikasikan eugenol sebanyak 20μl
0,02ml dengan menggunakan spuit 1 ml. Letakkan cotton pellet, lalu tambal dengan RM-GIC kemudian disinar
dengan light cure. Preparasi gigi insisivus bawah kiri kelinci pada sisi labial dengan
menggunakan bur intan bulat kecil dengan kecepatan 35.000 rpm hingga mencapai ruang pulpa dan berdarah.
Setelah perforasi, kavitas diirigasi dengan spuit 5 ml saline dan dikeringan dengan cotton pellet steril.
Letakkan cotton pellet, lalu tambal dengan RM-GIC kemudian disinar dengan light cure.
Total keseluruhan adalah 4 gigi insisivus tiap kelinci. Pada hari ke-1 setelah perlakuan terhadap 4 gigi insisivus setiap kelinci,
kelinci didekapitasi dengan anastesi laten Gambar 28. Kemudian rahang kelinci dipotong Gambar 29 dan gigi-gigi pada rahang tersebut diekstraksi Gambar 30,
kemudian dimasukkan ke dalam botol eppendorf Gambar 31. Kemudian diberikan ke laboratorium Patologi Anatomi untuk dilakukan pembuatan preparat histopatologi
Gambar 32.
Universitas Sumatera Utara
Pada hari ke-3, setelah perlakuan terhadap 4 gigi insisivus setiap kelinci, kelinci didekapitasi dengan anastesi laten. Kemudian rahang kelinci dipotong dan
gigi-gigi pada rahang tersebut diekstraksi, kemudian dimasukkan ke dalam botol eppendorf. Kemudian diberikan ke laboratorium Patologi Anatomi untuk dilakukan
pembuatan preparat histopatologi. Pada hari ke-7, setelah perlakuan terhadap 4 gigi insisivus setiap kelinci,
kelinci didekapitasi dengan anastesi laten. Kemudian rahang kelinci dipotong dan gigi-gigi pada rahang tersebut diekstraksi, kemudian dimasukkan ke dalam botol
eppendorf. Kemudian diberikan ke laboratorium Patologi Anatomi untuk dilakukan pembuatan preparat histopatologi.
Gambar 21. Pengeburan gigi kelinci Gambar 22. Perforasi gigi kelinci
Gambar 23. Pembersihan area kerja Gambar 24. Injeksi ekstrak jahe
dengan spuit 5 ml merah 1, 2, dan
eugenol pada I1 atas, I2 atas, dan I1 bawah
Universitas Sumatera Utara
Gambar 25. Aplikasi RM-GIC Gambar 26. Penyinaran light cure
Gambar 27. 4 gigi insisivus yang Gambar 28. Pemberian anastesi
telah ditambal laten
Gambar 29. Pengambilan rahang kelinci Gambar 30. Gigi yang telah
diekstraksi
Universitas Sumatera Utara
Gambar 31. Gigi yang dimasukkan Gambar 32. Preparat histopatologi gigi
dalam botol eppendorf kelinci
4.7.3 Persiapan sampel untuk Hematoksilin-Eosin