Neutrofil Polimorfonuklear Sel Plasma

2.1.1.5 Sel Imuno Kompeten

Sel imuno kompeten yang ditemukan pada jaringan pulpa normal adalah makrofag, limfosit T, limfosit B, dan sel plasma. Sel ini merupakan bagian dari mekanisme pertahanan dan respons awal yang terjadi di dalam jaringan pulpa. Sel ini akan menghancurkan mikroorganisme, imunogen, sel mati dan benda asing. Sel makrofag adalah sel fagosit yang berada dalam jaringan dan berasal dari pembuluh darah yang dikenal sebagai monosit. Limfosit berperan penting dalam sistem imun, yang merupakan derivat dari limfoid stem cell di dalam sumsum tulang. Limfosit mengalami diferensiasi menjadi limfosit T dan limfosit B, kemudian limfosit B berdiferensiasi menjadi sel plasma. 25

2.1.2 Sel Inflamasi Pulpa

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa iritan sekecil apapun dalam enamel telah mampu menarik sel-sel inflamasi di dalam pulpa. 2 Reaksi tersebut berupa terdapatnya limfosit di jaringan pulpa, dan mulai terlihatnya lapisan odontoblas yang cedera. Bila intensitas rangsang lebih besar, maka dapat timbul cedera pada jaringan pulpa yang lebih luas dan dalam. Pada pulpa, inflamasi dapat terjadi secara akut atau kronis. Kedua tingkat ini dapat dikenal secara histologi atau pemeriksaan mikroskopis. 3 Sel utama inflamasi akut pada pulpa adalah neutrofil polimorfonuklear. Sedangkan pada inflamasi kronis adalah limfosit, sel-sel plasma, dan makrofag. 2

2.1.2.1 Neutrofil Polimorfonuklear

Neutrofil polimorfonuklear merupakan sel leukosit yang paling sering dijumpai pada inflamasi pulpa. Neutrofil merupakan sel yang memfagositosis bakteri, fibrin dan debris selular. Selain itu juga ditarik ke daerah inflamasi oleh faktor kemotaktik, yang dihasilkan oleh bakteri atau oleh komplemen, dan merupakan sel pertama yang melakukan migrasi dari pembuluh. 24 Sel ini memiliki bentuk seperti tapal kuda, dengan diameter 9-12 μm dan memiliki nukleus yang berisi 2-5 lobus yang terikat oleh benang kromatin. Inti terisi penuh oleh butir kromatin sehingga sangat mengikat zat warna basa menjadi biru atau ungu. 26,27 Gambar 1 Universitas Sumatera Utara Gambar 1. Sel Neutrofil panah hitam, memiliki inti sel yang berlobus-lobus. 28 2.1.2.2 Limfosit Limfosit muncul setelah invasi daerah injuri oleh neutrofil. Sel ini berhubungan dengan injuri dan respon imun, berfungsi menghancurkan maupun merusak substansi asing. 24 Terdapat dua jenis limfosit, sel T dan sel B, limfosit T bertindak sebagai imunitas yang dimediasi sel cell-mediated immune response. Sedangkan limfosit B akan berkembang menjadi sel plasma yang menghasilkan antibodi. Limfosit yang dominan dalam darah memiliki ukuran yang kecil dengan diameter 8-10 μm dan berinti bulat dan berwarna gelap. Sitoplasmanya basofilik dan sedikit, serta mengelilingi nukleus. 26 Gambar 2 Gambar 2. Sel Limfosit, memiliki inti bulat yang gelap. Berukuran lebih kecil dari makrofag dan neutrofil. 28 Universitas Sumatera Utara

2.1.2.3 Sel Plasma

Secara morfologis sel plasma dikenal melalui inti selnya yang berbentuk radier, yang letaknya ke tepi, sehingga sitoplasmanya terlihat agak luas. Sel plasma merupakan diferensiasi limfosit B yang dipicu oleh subset limfosit T helper. 26 Sel plasma memiliki bentuk lonjong dan besar, diameter 20 μm dengan nukleus yang terletak eksentris, dengan heterokromatin yang mengelilingi nukleus dan terlihat terang. Sitoplasmanya basofilik yang merupakan hasil dari banyaknya retikulum endoplasma yang kasar. 26,27 Gambar 3 Gambar 3. Sel Plasma panah hitam, memiliki inti esentris dan bulat 28

2.1.2.4 Makrofag

Dokumen yang terkait

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

7 103 91

Efek Antiinflamasi Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia Mangostana L.) Terhadap Gigi Kelinci (Oryctogalus Cuniculus) (Penelitian In Vivo)

3 40 105

Judul Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale roscoe ) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 23

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Nyeri Pulpa - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 2 12

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 0 6

Efek Analgesik Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) Terhadap Inflamasi Pulpa pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian in vivo)

0 0 15

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 0 20

Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 2 15

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Efek Antiinflamasi Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinalle roscoe) pada Gigi Kelinci (Oryctolagus cuniculus) (Penelitian In Vivo)

0 2 5

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK JAHE MERAH (Zingiber officinale roscoe) PADA GIGI KELINCI (Oryctolagus cuniculus) DENGAN PULPITIS REVERSIBEL (Penelitian In Vivo)

0 2 16