Kendala Penerapan Prinsip Kehati-hatian Pada PT. Bank Mandiri.

a. Ketentuan yang terdapat dalam aplikasi b. Ketentuan yang terdapat pada syarat-syarat umum pembukaan rekening. c. Ketentuan yang terdapat pada produk yang digunakan oleh nasabah. d. Peraturan yang berlaku.

C. Kendala penerapan prinsip kehati-hatian pada PT. Bank Mandiri Area Balai Kota

Medan Dalam penerapan prinsip kehati-hatian setiap bank pasti memiliki kendala-kendala dan juga upaya-upaya yang diterapkan oleh bank tersebut. Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia tidak luput dari berbagai kendala yang terjadi. Untuk itu diperlukan juga upaya dalam mengatasi kendala tersebut.

1. Kendala Penerapan Prinsip Kehati-hatian Pada PT. Bank Mandiri.

Dalam penerapan prinsip kehati-hatian terdapat faktor-faktor penyebab prinsip itu terkendala yaitu faktor eksternal dan internal. Adapun Faktor eksternal dan internal yang ditemukan dalam pelaksanaan prinsip kehati-hatian pada bank Mandiri adalah : a. Faktor Internal. Faktor internal yang terjadi pada Bank Mandiri timbul dan berasal dari dalam bank itu sendiri. Faktor internal dalam Penerapan prinsip kehati-hatiaan pada Bank Mandiri tersebut terdiri dari beberapa faktor yaitu : 1. Manajemen Bank. Manajemen merupakan faktor yang paling penting yang dapat mempengaruhi masalah internal sebagai akibat dari kesalahan di bank tersebut. Terdapat beberapa masalah yang mengakibatkan manajemen bank tersebut buruk yaitu lemahnya prinsip kehati-hatiaan, lemahnya praktik tata kelola peusahaan yang baik GCG, lema hnya Universitas Sumatera Utara manajemen risiko fluktuasi pasar, likuiditas, kredit, operasional hukum, kepatuhan, rekayasa keuangan, rekayasa akutansi, lemahnya internal control, masalah SDM. Contoh kasus yang terjadi adalah pembobolan mesin ATM. Adanya kejadiaan pembobolan mesin ATM merupakan salah satu gambaran dari buruknya manajemen. 2. Teknologi. Peran teknologi dalam dunia perbankan sangatlah mutlak, dimana kemajuan suatu sistem perbankan sudah pasti ditopang oleh peran teknologi informasi. Semakin berkembang dan kompleksnya fasilitas yang diterapkan perbankan untuk memudahkan pelayanan, itu berarti semakin beragam dan kompleks adopsi teknologi yang dimiliki oleh suatu bank. Tidak dapat dipungkiri, dalam setiap bidang termasuk perbankan penerapan teknologi bertujuan selain untuk memudahkan operasional intern perusahaan, juga bertujuan untuk semakin memudahkan pelayanan terhadap customers. Apalagi untuk saat ini, khususnya dalam dunia perbankan hampir semua produk yang ditawarkan kepada customers serupa, sehingga persaingan yang terjadi dalam dunia perbankan adalah bagaimana memberikn produk yang serba mudah dan cepat. Dalam dunia perbankan dibutuhkan suatu informasi yang up to date bagi pihak manajemen menengah ke atas untuk memprediksikan langkah bisnis yang akan diambil sehingga berbagai kendala yang mungkin muncul dapat teratasi. 3. Pegawai Kualitas sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap kualitas kinerja suatu bank. Semakin baik sumber daya manusia, maka semakin baik pula pelayanan bank yang akan diberikan kepada nasabah. Adanya peningkatan pelayanan bank yang diberikan kepada nasabah, otomatis memberikan peningkatan terhadap kepuasan nasabah. Namun terdapat beberapa kendala seperti : Universitas Sumatera Utara a. Transfer knowledge berjalan relatif lambat. b. Pegawai yang mendapat pelatihan kurang termotivasi dalam mengikuti pelatihan. c. Pegawai kurang antusias dalam mengikuti penambahan teknologi informasi yang diterapkan perusahaan. d. Ketika terjadi pergantian pegawai, tidak jarang masih banyak pegawai yang belum siap karena tuntutan tugas yang berbeda dalam penggunaan teknologi informasi pada posisi yang baru. Kendala-kendala yang telah disebutkan di atas, terjadi karena faktor personal meliputi usia pegawai, bekal pengetahuan dan keterampilan IT pegawai tidak seragam. Pegawai yang relatif senior mempunyai kecenderungan kurang bersemangat dalam memepelajari teknologi informasi yang baru. Faktor lain adalah pelatihan yang dinilai kurang efektif. Faktor pelatihan ini terutama dilihat dari kurangnya intensitas pegawai dan metode yang kurang tepat. 4. Prosedur Bank Prosedur yang ada di setiap bank pada umumnya tidak berbeda dengan bank lain. Setiap prosedur tertulis dalam buku pedoman yang dibuat oleh bank. Prosedur tersebut dibuat sebagai panduan dan pedoman bagi pegawai maupun nasabah saat melakukan kegiatan perbankan. Namun terkadang masih banyak penyimpangan yang terjadi. Salah satu contoh adalah ketika nasabah membuka rekening baru, para pegawai tidak hati-hati dalam melakukan penilaian terhadap nasabah, hal tersebut merupakan akibat dari adanya target dari bank itu sendiri. Memiliki target yang tinggi membuat prinsip-prinsip perbankan khususnya prinsip kehati-hatian dikesampingkan. Sehingga proses perbankan Universitas Sumatera Utara tidak sesuai dengan prosedur yang tertera dalam buku pedoman, para pegawai lalai dan mengabaikan segala asas, prosedur dan syarat yang telah ditetapkan disebabkan adanya target bank yang tinggi. 5. Syarat Bank Zaman era globalisasi membuat pengaruh besar terhadap sistem perbankan, dimana pada zaman sekarang, teknologi yang semakin canggih otomatis membuat sistem perbankan semakin ketat. Sistem perbankan tersebut otomatis membuat sistem administarasi yang ada diperbankan juga semakin ketat. Salah satu contoh ketika nasabah ingin membuka rekening baru maka nasabah harus memenuhi beberapa syarat yang ada. Tidak jarang nasabah beralih dari satu bank ke bank lain dikarenakan sistem administrasi yang terlalu ketat membuat syarat-syarat yang ada di bank semakin rumit untuk dipenuhi oleh nasabah. b. Faktor Eksternal Faktor eksternal yang terjadi di Bank Mandiri berasal dari luar bank yaitu dari nasabah ataupun masyarakat. Beberapa faktor eksternal yang terjadi dari dalam penerapan prinsip kehati-hatiaan yaitu : 1. Nasabah Salah satu faktor eksternal dalam penerapan prinsip kehati-hatian berasal dari nasabah itu sendiri. Nasabah memiliki sikap yang berbeda-beda di dalam menilai atribut-atribut produk yang menonjol pada setiap bank. Bank harus dapat memberikan pelayanan yang prima dan apabila tidak maka nasabah akan segera berpaling ke bank lain yang dapat memberikan kualitas layanan yang lebih baik. Contoh kendala yang terjadi di bank mandiri adalah nasabah masih sungkan dalam memberikan keterangan identitas maupun sumber dana yang nasabah peroleh diakibatkan kurangnya Universitas Sumatera Utara pengetahuan nasabah mengenai perbankan. Pihak Bank juga harus hati-hati dalam melakukan penilaian terhadap nasabah. Sebagai contoh kasus yang terjadi adalah banyak pemanfaatan rekening bank untuk tindak kejahatan kriminal yang dilakukan oleh nasabah yang menggunakanmenyamarkan identitas palsu dalam pembukaan rekening dalam hal ini bank kesulitan untuk mengkonfirmasi kebenaran dari keterangan maupun identitas nasabah tersebut karena kendala operasional untuk melakukan konfirmasi kebenaran data nasabah di lapangan. 2. Masyarakat. Masyarakat menjadi salah satu faktor eksternal dalam penerapan prinsip kehati-hatian. Adanya pandangan ataupun penilaian dari masyarakat mengenai bank sangat lah berpengaruh terhadap bank. Untuk itu bank dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang baik terhadap nasabah sehingga masyarakat luar mau menjadi nasabah bank tersebut. Penilaian masyarakat terhadap bank sangat berpengaruh terhadap kelangsungan nasabah bank tersebut. Sebagai contoh adanya bantuan pengadaan alat kesehatan oleh bank merupakan salah satu bagian dari upaya bank memberikan nilai tambah yang lebih baik bagi masyarakat. Dengan adanya program tersebut otomatis menarik perhatian masyarakat sehingga masyarakat memiliki penilaian yang baik terhadap bank tersebut.

2. Upaya penerapan prinsip kehati-hatian pada PT. Bank Mandiri

Dokumen yang terkait

Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan No.11 Tahun 2011 Tentang Penyelenggaraan Reklame Ditinjau Dari Perspektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pendapatan Kota Medan)

0 53 81

PENERAPAN PRINSIP KEHATI HATIAN DALAM PEMBERIAN PEMBIAYAAN BAGI HASIL MUDHARABAH MENURUT UU No 10 TAHUN 1998 TENTANG PERUBAHAN UU No 7 TAHUN 1992 TENTANG PERBANKAN DI BANK MUAMALAT SURAKARTA

0 6 155

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO SEBAGAI PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA BANK UMUM SYARIAH UNTUK MENCEGAH PEMBIAYAAN PROPERTI FIKTIF DITINJAU DARI PERATURAN PERBANKAN.

0 0 1

PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK DALAM PELAKSANAAN LAYANAN NASABAH PRIMA SEBAGAI PRODUK JASA BANK DENGAN KEISTIMEWAAN TERTENTU BAGI NASABAHNYA DIKAITKAN DENGAN PERATURAN PERBANKAN.

0 0 1

IMPLEMENTASI PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PEMBERIAN PEMBIAYAAN WARUNG MIKRO DI BANK SYARIAH MANDIRI AREA SURABAYA 2 JEMUR HANDAYANI.

1 1 115

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BANK DAN PERBANKAN A. Penjelasan Umum Tentang Perbankan - Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian pada Bank Mandiri ditinjau dari UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Studi pada Bank Mandiri Area Balai Kota Medan)

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Pelaksanaan Prinsip Kehati-hatian pada Bank Mandiri ditinjau dari UU No.10 Tahun 1998 tentang Perbankan (Studi pada Bank Mandiri Area Balai Kota Medan)

0 0 10

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN PADA BANK MANDIRI DITINJAU DARI UU NO.10 TAHUN 1998 TENTANG PERBANKAN

0 2 9

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN BANK DALAM PEMBERIAN KREDIT KEPADA NASABAH DI TINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN - Pelaksanaan prinsip kehati-hatian bank dalam pemberian kredit kepada nasabah di tinjau dari UNDANG-UNDANG NOMOR 10 TAHUN 1998 Tentang Perbankan (Studi Kasus di Bank Mandiri Pangkalpinang). - Repository Universitas Bangka Belitung

0 0 20