3.4. Pertunjukan Tari Merak
Pertunjukan tari merak dimainkan ketika menyambut kedatangan tamu kehormatan dalam sebuah acara dan kali ini pada upacara perkawinan masyarakat adat
sunda. Tari Merak seringkali menjadi tari menyambut kehadiran pengantin lelaki yang hendak berjalan menuju pelaminan.
Dalam sebuah pertunjukan, tari merak umumnya dimainkan oleh seorang atau beberapa orang penari wanita. Ketika pertunjukan, mereka mengenakan kostum yang
penuh warna, seperti merah, kuning, serta hijau. Konon, warna itu menggambarkan pesona warna dari burung merak.
Untuk menambah kesan menarik, mereka juga mengenakan selendang yang warnanya senada dengan kostum penari. Selendang itu terikat pada pinggang penari
merak. Ketika dibentangkan, selendang itu tampak seperti sepasang sayap dari seekor burung merak. Tidak pernah terlewatkan, penari merak juga menggunakan mahkota
yang berhiaskan replika kepala burung merak. Dengan diiringi seperangkat alat musik gamelan Sunda, pertunjukan tari merak
dimulai dengan gerakan lemah gemulai dari sang penari merak menjadi ciri khas tersendiri dari pertunjukan tari merak. Sesekali, mereka menampilkan gerakan layaknya
seekor burung yang sedang melompat. Gerakan tari Merak semakin terkesan mempesona ketika penari merak menari sambil membentang sepasang sayap yang
penuh warna. Dari awal hingga pertunjukan itu usai, penari merak memainkan gerak yang
menggambarkan keanggunan, keindahan serta kelincahan seekor burung merak.
Keseluruhan gerak dalam pertunjukan tari merak ini menggambarkan seekor merak jantan yang berusaha menarik hati sang merak betina.
Ket. Gambar 4.0Pertunjukan Tari Merak sebagai penyambutan kedatangan pengantin Dokumentasi Syafwan Arrazak
3.5. Deskripsi Pola Gerak dan Pola Lantai Tari Merak
3.5.1. Bagian Kepala
- Galier adalah gerakan yang memutarkan kepala.
- Gilek adalah gerakan menggoyangkan kepala ke kanan dan ke kiri.
3.5.2. Bagian Tangan
- Ukel adalah gerakan memutarkan tangan secara perlahan sesuai dengan
irama musik.
- Selut adalah gerakan tangan kanan dan kiri yang digerakan ke depan atau
ke atas secara bergantian. -
Tepak bahu adalah gerakan tangan yang menepuk-nepuk bahu baik itu satu tangan atau dua tangan dan bahkan dua tangan saling bergantian.
- Capang adalah gerakan tangan yang membengkokkan salah satu dari
tangan. -
Lontang adalah gerakan tangan yang menggunakan dua tangan dan digerakkan saling bergantian.
- Duduk deku adalah yang melipat dua kaki ke dalam.
- Seser adalah gerakan kaki yang bergeser ke arah kanan dan kiri.
- Sirig adalah gerakan menggoyang-goyangkan kedua kaki dengan
bersamaan. -
Mincid adalah gerakan gabungan kepala, tangan, dan kaki yang di gerakan bersamaan tetapi tangan dan kaki berbeda yaitu tangan kanan
berpasangan dengan kaki kiri begitu pun sebaliknya.
Tabel Deskripsi Pola Gerak dan Pola Lantai Tari Merak Dalam tarian ini, penari mengikuti irama musik yang dilakukan secara berulang
ulang sesuai dengan panjang geraknya tarian tersebut. Gerak tari dilakukan sesuai tempo kendang dan iringan alunan melodi dari bonang, saron, jenglong, kecapi, dan
suling
No. Foto Gerak Hitungan Deskripsi
1. 4 x 8
Penari berjalan maju selangkah kemudian
merendahkan badan secara perlahan dengan
mengembangkan sayap menuju penjemputan
penganten pria. O O
Rombongan pengantin pria
2. 4 x 8
Penari menggerakkan kan tangan membuka
dan menutup ke arah kanan dan kiri. Secara
bergantian, lalu kemudian penari
berjalan maju lagi. O O
Rombongan pengantin pria
3. 2 x 8
Penari melakukan gerakan hormat dengan
posisi jongkok sambil menundukkan kepala.
O O
Rombongan pengantin pria
4. 4 x 8
Penari melakukan gerakan berjalan
maju sambil mengibaskan selendang
yang diikatkan di pinggang lalu kemudian
memutarkan tangan ke arah dalam
O O
Rombongan pengantin pria
5. 2 x 8 putar
kanan, 2 x 8 putar kiri
Penari melakukan gerakan berputar
bersama pasangan, dengan satu
tangan saling merangkul
pinggang, dan tangan yang satu
lagi mengembangkan
sayap.
O O
6
. 2 x 8
Penari melakukan Gerakan
mengembangkan sayap ke atas dan bawah, dengan
posisi formasi satu orang penari berdiri
dan satu orang lagi berlutut di depan penari
yang berdiri O
O
3.6. Perlengkapan Busana Tari Merak
3.6.1. Perlengkapan Busana Bagian Kepala
Perlengkapan busana bagian kepala ini terbuat dari bahan kulit sapi muda atau kulit kerbau pada busana tari merak tradisional. Karena sulit serta cukup mahal
harganya, pembuat busana memilih bahan yang ekonomis dan mudah didapatkan dengan menggunakan bahan fiber. Berikut ini bagian-bagian
perlengkapan busana tari Merak bagian kepala: 7.
free tempo, sampai
pengantin menuju
pelaminan Penari kembali
berdiri dari formasi sebelumnya, dan
berjalan kembali menuju ke arah
rombongan pengantin pria, kemudian penari
berbalik arah, dan membawa rombongan
pengantin pria menuju ke pelaminan.
Pelaminan
O O Rombongan
pengantin pria
1. Mahkota atau disebut juga “Siger” merupakan mahkota sebagai aksesoris
busana tari merak yang dipakai di kepala dengan cara diikatkan. Siger ini menyimbolkan sebagai kepala merak. Terdapat hiasan motif-motif bulu
merak dan motif parang. Hiasan motif-motif tersebut diperjelas dengan bagian-bagian pahatan yang diberi payet dan mute agar semakin estetis dan
terkesan glamour.
Ket. Gambar 4.1Siger Mahkota Dokumentasi Syafwan Arrazak
2. Hiasan Sanggul di belakang mahkota yang disebut “Garuda Mungkur”
merupakan hiasan untuk sanggul ini berbentuk burung merak jantan yang sedang memperlihatkan keindahannya, biasanya pada saat musim kawin
burung merak jantan menggoda betinanya dengan cara melebarkan ekornya yang indah. Gambar hiasan sanggul ini terlihat burung merak dari arah
depan. Tampak hiasan payet dan mute yang menghiasi pahatan motif bulu merak.
Ket. Gambar 4.2 Garuda Mungkur Dokumentasi Syafwan Arrazak
3. Susumpingan pada bagian telinga merupakan aksesoris busana tari merak
yang ditempatkan pada bagian telinga. Bentuknya menyerupai kumpulan bulu-bulu merak yang di desain sedemikian rupa sehingga terlihat estetis
dan menarik untuk dilihat menjadi nilai tambah perlengkapan busana tari merak. Dari motif-motif yang dipahat terdapat mute dan payet yang
memperindah susumpingan dan sebagai anting-antingnya dihiasi oleh parel.
Ket. Gambar 4.3 Susumping Bagian Telinga Dokumentasi Syafwan Arrazak
3.6.2. Perlengkapan Busana Bagian Atasan Badan
1. Apok, bagian penutup badan dimulai dari leher hingga dada. Apok merupakan
pelengkap busana tari merak yang berfungsi sebagai penutup bagian leher mulai dari bagian tulang clavicle hingga bagian atas dada. Aksesoris ini
bermotif bulu merak yang kecil-kecil dengan warna-warna yang mencolok dan kontras dengan warna dasar Apok. Motif-motif tersebut diperjelas dengan
bordiran benang-benang emas berbagai warna, payet, mute serta parel. Bentuk dasar apok ini adalah lingkaran yang kemudian ditransformasikan seperti
bunga dengan mahkota berjumlah lebih dari limabuah bentuk bunga pada umumnya. Sedangkan bahan dasar apok adalah dari kain silk Jepang sutera
atau dikenal dengan kain saten.
Ket. Gambar 4.4 Apok Dokumentasi Syafwan Arrazak
2. Penutup dada dimulai dari bagian dada hingga pinggul, penutup dada ini
terbuat dari kain silk Jepang Sutera atau dikenal dengan kain saten. Bentuknya seperti kemben, yang dalam bahasa jawa berarti kain yang
digunakan wanita zaman dahulu sebagai penutup bagian dada hingga pinggul dengan cara dililitkan pada badan. Ada juga bentuk penutup dada
pada busana tari merak yang seperti rompi, yakni terdapat tali untuk dipakai di bahu tetapi tetap terdapat bagian pengait di bagian punggungnya.
Ket. Gambar 4.5 Penutup Dada kemben Dokumentasi Syafwan Arrazak
3. Sayap
Ket. Gambar 4.6 Sayap Dokumentasi Syafwan Arrazak
Sayap merak ini merupakan perlengkapan busana tari merak yang memberikan nuansa dominan atau ciri khas pada tarian merak seperti halnya tari kupu-kupu.
Namun perbedaannya dengan tari kupu-kupu yakni dapat dilihat dari motif yang bergambar bulu merak secara utuh. Bahan yang dipakai untuk sayap merak ini
adalah kain sifon. Motif-motifnya diperjelas dengan bordiran benang-benag
emas berbagai warna yang mencolok. Seperti kuning emas, pink, biru tua, biru muda serta hijau. Sayap ini menyimbolkan kecantikan merak jantan dengan cara
melebarkan sayapnya untuk menarik perhatian betina atau saling memamerkan keindahan dengan pejantan lainnya.
4. Kilat Bahu
Ket. Gambar 4.7 Kilat Bahu Dokumentasi Syafwan Arrazak
Kilat bahu merupakan aksesoris pelengkap busana tari merak yang ditempatkan di lengan dengan cara diikatkan. Bentuknya menyerupai seperti gunung yakni
semakin mengerucut ke atas. Sebenarnya itu adalah bentuk bulu merak yang disusun sedemikian rupa sehingga terlihat menarik dan menyempurnakan busana
tari merak.Pada pahatan-pahatannya dihiasi payet-payet dan mute. 5.
Gelang Gelang ini dipakai untuk mempercantik tampilan busana tari merak. Dengan
hiasan payet-payet dan mute yang disusun berjajar dua baris dengan warna yang bervariasi memakai warna yang mencolok disertai bordiran benang emas
sebagai bingkai gelang.
Ket. Gambar 4.8 Gelang Dokumentasi Syafwan Arrazak
3.6.3. Perlengkapan Bagian Bawahan Badan
1. Sabuk
Ket. Gambar 4.9 Sabuk Dokumentasi Syafwan Arrazak
Sabuk dipakai sebagai pengencang busana penutup dada. Sabuk ini terbuat dari bahan kain silk Jepang Sutera adau kain saten. Terdapat motif-motif seperti
sisik ular.Setiap sisik diberi hiasan payet dan mute. Bagian pinggir sabuk dibordir dengan benang emas.
2. Rok
Ket. Gambar 5.0 Rok Dokumentai Syafwan Arrazak
Walaupun pada kenyataannya burung merak yang ditampilkan adalah merak jantan, tetapi penari yang melakukan tarian merak adalah wanita. Kegagahan
merak sesungguhnya berbanding terbalik dengan tari merak yang feminism, sehingga rok dipakai sebagai busana bagian bawah pada tari merak. Terdapat
hiasan motif-motif bulu merak secara utuh disusun dengan posisi vertical yang diperjelas dengan bordiran benang emas berbagai warna seperti warna kuning
emas, pink, biru muda, biru tua serta hijau.
3.7. Alat Musik dalam Pertunjukan
3.7.1. Bonang
Bonang adalah alat musik sunda yang terbuat dari bahan logam perunggu yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan alat bantu pemukul. Bentuk alat musik
bonang seperti bentuk goong, namun ukuran lebih kecil. Yang menjadi sumber bunyi bonang adalah bahan yang terbuat dari logam perunggu atau besi. Bonang yang baik
terbuat dari logam perunggu.Untuk memainkan bonang, dipergunakan alat pemukul yang terbuat dari bahan kayu yang dibulatkan dan dibungkus oleh kain yang dililit
benang-benang. Kedua alat pukul dipegang tangan sebelah kiri dan sebelah kanan. Alat pukul di-tabuh-kan pada bagian tengah penclon bonang, untuk mendapatkan bunyi yang
cepat. Bonang dimainkan untuk mengisi musik dalam pertunjukan tari merak.
Ket. Gambar 5.1 Bonang Dokumentasi Syafwan Arrazak
3.7.2. Jenglong
Jenglong adalah alat musik yang dibuat dari perunggu, kuningan atau besi yang berdiameter antara 30 sampai dengan 40 cm. Dalam suatu ancak atau kakanco terdiri
atas 6 buah kromong. Penclon pada alat musik jenglong berjumlah 6 buah yang terdiri dari nada 5 la hingga 5 la di bawahnya 1 oktaf, dengan wilayah nada yang lebih
rendah dari bonang. Penclon-penclon ini digantung dengan tali pada penyangga yang berbentuk tiang gantungan. Jenglong bertugas sebagai balunganing gending bass;
penyangga lagu yakni sebagai penegas melodi bonang.
Ket. Gambar 5.2 Pemusik memainkan Jenglong Dokumentasi Syafwan Arrazak
3.7.3. Saron
Saron adalah alat musik jenis pukul ber-bilah, terdiri 7 atau 14 bilah yang terbuat dari bahan logam perunggu yang dimainkan dengan cara dipukul menggunakan
alat bantu pemukul. Saron merupakan jenis alat musik yang tergabung dalam perangkat gamelan. Saron adalah alat musik yang bersuara nyaring atau keras.
Ket. Gambar 5.3 Saron Dokumentasi Syafwan Arrazak
3.7.4. Kendang
Kendang adalah waditra jenis alat tepuk terbuat dari kulit, yang dimainkan dengan cara ditepuk. Fungsinya sebagai pengatur irama lagu. Kendang merupakan
waditra yang tergabung dalam perangkat gamelan. Kendang biasa disebut Gendang, asal kata dari Ke dan Ndang artinya Cepat dalam bahasa Jawa. Pernyataan ini sesuai
dengan fungsi waditra kendang yaitu untuk mempercepat dan memperlambat irama. kecuali dalam gamelan degung. Berdasarkan ukuran bentuk terdapat 3 jenis waditra
kendang Sunda, antara lain: 1. Kendang Gede atau besar, dipergunakan dalam kendang penca sebagai iringan
Pencak Silat. 2. Kendang Gendingatau sedang,dipergunakan dalam Wayangan, Kacapian dan lain-
lain.
3. Kulanter adalah kendang yang berukuran kecil. Kendang ini berperan untuk menambah variasi tabuhan kendang sedang, sebab pemakaiannya tidak terlepas dari
kendang sedang.
Ket. Gambar 5.4 Pemusik memainkan Kendang Dokumentasi Syafwan Arrazak
3.7.5. Suling Sunda
Suling Sunda adalah alat musik jenis tiup yang terbuat dari bahan bambu berlubang 4,5 dan 6, yang dimainkan dengan cara ditiup. Suling dipergunakan untuk
membawakan melodi lagu, baik untuk mengiringi vokal Tembang dan Kawih maupun untuk dimainkan sendiri.
Ket. Gambar 5.5 Pemusik memainkan Suling Sunda Dokumentasi Syafwan Arrazak
3.7.6. Kecapi Sunda
Alat musik tradisional kecapi merupakan alat musik klasik yang selalu mewarnai beberapa kesenian di tanah Sunda ini. Meski sekilas tampak kecapi seperti
alat musik sederhana, tetapi membuatnya tidaklah gampang. Untuk bahan bakunya saja terbuat dari kayu kenanga yang terlebih dahulu direndam selama tiga bulan, sedangkan
senarnya kalau ingin menghasilkan nada yang bagus, harus dari kawat suasa logam campuran emas dan tembaga, seperti kecapi yang dibuat tempo dulu. Berhubung suasa
saat ini harganya mahal, senar kecapi sekarang lebih menggunakan kawat baja. Pasangan alat musik kecapi sunda ini biasanya adalah suling sunda yang terbuat dari
bambu. Alunan musik yang mengalir akan terasa mempesona pada telinga kita jika di mainkan keduanya.
Ket. Gambar 5.6 Pemusik memainkan Kecapi Sunda Dokumentasi Syafwan Arrazak
Ket. Gambar 5.7 Pemusik Tarian Merak Dokumentasi Syafwan Arrazak
BAB IV STRUKTUR LAGU DALAM PERTUNJUKAN TARI MERAK PADA
UPACARA MASYAKARAT ADAT SUNDA
4.1. Pengantar
Lagu yang dimainkan dalam pertunjukan tari merak ini adalah lagu Macan Utul dengan transkrip sebagai berikut:
MACAN UCUL
Transkripsi: Kiki A dan Syafwan Arrazak
Struktur musik yang dikaji dalam Bab ini mencakup struktur melodi yang Lagu Macam Ucul ini akan dikaji melalui delapan unsur seperti yang ditawarkan oleh
William P. Malm melalui teori weighted scale. Adapun kedelapan unsur melodi yang akan dianalisis meliputi:
1. tangga nada
2. nada pusat atau nada dasar;
3. wilayah nada,
4. jumlah nada-nada
5. interval yang digunakan;
6. pola-pola kadensa;
7. formula melodi ,dan
8. kontur.
4.2. Struktur Melodi Weighted Scale