Ensiklopedi Sunda: 2000 “Alam, Manusia, dan Budaya”. Jakarta: Pustaka Jaya. Sastroprajitno, Warsito.
2.3.4 Sistem Pengetahuan dan Teknologi
Sistem pendidikan dan teknologi di dalam masyarakat suku Sunda sudah bisa berkembang baik. Pembangunan pendidikan merupakan salah satu bagian yang sangat
fundamental untuk mendukung upaya-upaya pembangunan dalam masyarakat Sunda di bidang lainnya. Pembangunan pendidikan merupakan dasar bagi pembangunan lainnya,
mengingat secara hakiki upaya pembangunan pendidikan adalah membangun potensi
manusia yang kelak akan menjadi pelaku pembangunan.
Dalam setiap upaya pembangunan, maka penting untuk senantiasa mempertimbangkan karakteristik dan potensi setempat. Dalam konteks ini, masyarakat
Sunda yang mayoritas suku Sunda memiliki potensi, budaya dan karakteristik tersendiri. Secara sosiologis-antropologis, falsafah kehidupan masyarakat Sunda yang telah diakui
memiliki makna mendalam adalah cageur, bageur, bener, pinter, tur singer. Dalam kaitan ini, filosofi tersebut harus dijadikan pedoman dalam mengimplementasikan setiap
rencana pembangunan, termasuk di bidang pendidikan. Cageur mengandung makna sehat jasmani dan rohani, Bageur berperilaku baik, sopan santun, ramah, bertata krama,
Bener yaitu jujur, amanah, penyayang dan takwa, dan Pinter memiliki ilmu pengetahuan, Singer artinya kreatif dan inovatif.Sebagai sebuah upaya mewujudkan
pembangunan pendidikan berfalsafahkan cageur, bageur, bener, pinter, tur singer
tersebut. Melalui pendekatan ini akan lahir peran aktif masyarakat nantinya dalam menyukseskan program pembangunan pendidikan yang digulirkan pemerintah.
Orang Sunda pun memahami alam sekitarnya berdasarkan pengalaman, seperti iklim dan pergantian musim. Pengetahuan ini digunakan dalam bidang pertanian, terutama
untuk mengatur waktu penanaman padi di sawah. Upaya untuk mengetahui siklus musim hujan dan musim kemarau telah dilakukan sejak lama, yaitu dengan mempelajari
pranatamangsa
18
untuk kepentingan pertanian. Pranatamangsa adalah perhitungan waktu berdasarkan jalannya matahari solar calendar yang terbagi ke dalam dua belas mangsa,
urutannya sebagai berikut:
Mangsa Jumlah hari
Kalender Masehi
Kasa 41
22 atau 23 Juni Karo
23 2 atau 3 Agustus
Katiga 24
25 atau 26 Agustus Kapat
25 18 atau 19 September
Kalima 27
13 atau 14 Oktober Kanem
43 9 atau 10 November
Kapitu 43
22 atau 23 Desember Kawolu
26 atau 27 3 atau 4 Februari
Kasanga 25
1 atau 2 Maret Kasadasa
24 26 atau 27 Maret
Desta 23
19 atau 20 April Sada
41 12 atau 13 Mei
Jumlah hari: 365 atau 366 hari
Gonggripj 1934:300 dalam Irman F. Saputra 2005: 43 dalam Suwondo 1979: 45.
18
Pranata; aturan, mangsa; waktu.Tidak ada yang tahu pasti sejak kapan pranatamangsa inimulai berlaku, namun kemudian pranatamangsa menjadi kalender pertanian masyarakat Sunda sampai sekarang.
2.3.5. Sistem Bahasa