Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Indonesia memiliki banyak ragam suku bangsa dan kebudayaan yang salahsatunya adalah etnis sunda. Sunda merupakan etnis yang berasal dari propinsi Jawa Barat yang kini masyarakatnya telah tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia. Menurut Maryati Sastrawijaya dalam Rouffaer 1905:16 kata Sunda berasal dari akar kata suddha dalam bahasa sanksekerta yang memiliki pengertian bersinar, terang, berkilau, putih Maryati Sastrawijaya dalam Williams 1872:1128 dan Eringa 1949:289 1 . Orang Sunda meyakini bahwa memiliki etos atau karakter kasundaan sebagai prinsip utama dalam hidup. Karakter kasundaan yang dimaksud adalah cageur sehat, bageur baik, bener benar, singer mawas diri, dan pinter cerdas. Orang Sunda mayoritas beragama Islam memiliki pandangan hidup yang telah diwariskan oleh nenek moyangnya dan tetap dijalankan hingga saat ini tidak bertentangan dengan norma ajaran agama Islam. Orang Sunda melandasi hubungan antara sesama manusia dengan sikap “silih asih, silih asah, dan silih asuh”, yang memiliki arti harus saling mengasihi, saling mengasah atau mengajari, dan saling mengasuh sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang diwarnai keakraban, 1 Dalam Kamus Idiom Sunda Indonesia KIB Volume 2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1993 . kerukunan, kedamaian, ketentraman, dan kekeluargaan. Pandangan hidup tersebut yang mempertahankan kebudayaan sunda dapat bertahan walaupun orang sunda telah banyak yang melakukan transmigrasi keluar dari Pulau Jawa. Berdasarkan hasil sensus penduduk Indonesia dari Badan Pusat Statistik 2011, etnis sunda merupakan etnis terbesar kedua di Indonesia yang masyarakatnya telah tersebar ke seluruh wilayah di Indonesia. Penyebaran masyarakat Sunda ke Sumatera Utara pertama kali datang pada masa pemerintahan Belanda sekitar awal tahun 1900an sebagai kuli yang dipekerjakan di perusahan perkebunan Deli Matschapi 2 yang didatangkan dari pulau Jawa 3 yang pada waktu itu dilanda kemiskinan dan banyaknya pengangguran. Irfas dalam Buiskool 2005:274-5 . Sebagian kecil para kuli dari Jawa itu adalah orang Sunda. Setelah kontraknya habis, para kuli itu tidak kembali ke Jawa, namun tetap tinggal dan menetap di Sumatera Utara Irfas dalam Hartono 2005:433 4 . Kehidupan masyarakat Sunda di pulau Jawa yang terus memelihara kebudayaan upacara-upacara adat dan juga mempengaruhi untuk masyarakat Sunda 2 Deli Maatschappij adalah perusahaan budidaya tembakau deli yang didirikan Jacob Nienhuys dan Peter Wilhelm Janssen pada 1869. Pada abad ke-19, Deli Maatschappij mengeksploitasi lahan seluas 120.000 hektar. Aktivitas perusahaan ini mendorong banyak perusahaan sejenis dari Eropa membuka lahan di Tanah Deli. Kantor pusat Deli Maatschappij semula di Jalan Diponegoro sekarang kantor gubernur Sumatera Utara dan kemudian dipindahkan ke Jalan Tembakau Deli dekat pertemuan Sungai Deli dan Sungai Babura. 3 Para kuli yang dipekerjakan tak hanya berasal dari pulau Jawa, Deli Matschapij juga mengimpor kuli orang Cina dan orang India dari P. Penang dan Singapura. Ini dilakukan karena penduduk Sumatera Melayu dan Batak tidak tertarik dengan kerja perkebunan. Diperkirakan tiga ratus ribu orang Cina telah didatangkan ke Sumatera antara tahun 1870 s.d. 1930, dan dua puluh ribu orang Jawa didatangkan pada awal 1900-an Buiskool 2005: 275. 4 Skripsi Departemen Etnomusikologi Studi Deskripsi Upacara Mapag Penganten Adat Sunda Di Kota Medan. yang telah berpindah dari Tanah Sunda 5 ke pulau Sumatera. Dalam tulisan ini penulis akan membatasi wilayah penelitian yang hanya melihat serta meneliti pada komunitas Sunda di Sumatera Utara, khususnya di kota Medan dalam konteks upacara perkawinan adat sunda. Etnis Sunda kaya akan kesenian tradisional baik dalam bidang musik yangterkenal dengan repertoar musik gamelan degung untuk iringan lagu-lagu khas Sunda yang dinyanyikan oleh seorang pesinden penyanyi khas lagu-lagu sunda, selain itu etnis Sunda juga memiliki kesenian dalam bidang pewayangan yang terkenal dengan kesenian wayang golek yang merupakan pertunjukan sandiwara boneka yang terbuat dari kayu dan kulit hewan, yang dimainkan oleh seorang sutradara merangkap pengisi suara yang biasa disebut dalang. Kesenian lain yang dimiliki etnis Sunda adalah seni tari tradisional. Ada berbagai jenis tari yang terkenal dalam etnis Sunda seperti tari topeng, tari jaipong dan tari merak. Tari merak inilah yang akan menjadi topik utama pembahasan penulis dalam penelitian ini. Dari beberapa buku dan hasil sumber bacaan lainnya serta hasil dari wawancara dengan bapak Ade Herdiyat yang merupakan seorang tokoh seniman Sunda, penulis mendapatkan informasi bahwa tari merak merupakan salah satu tari kreasi baru yang diciptakan pada tahun 1950 an oleh seorang koreografer bernama Raden Tjetje Somantri yang telah mengalami perkembangan koreografi baru oleh 5 Tanah Sunda sebagai tempat asal orang Sunda yang sering disebut parahyangan tempat para hyang atau dewa atau pasundaan pa-Sunda-an, tempat tinggal orang Sunda. Sekarang menempati wilayah administrative provinsi Jawa Barat, Provinsi Baten dan sebagian kecil wilayah DKI Jakarta. Dra. Irawati Durban pada tahun 1965 dan terjadi revisi ulang gerakan pada tahun 1985 yang diajarkan kepada Romanita Santoso pada tahun 1993. Tari merak ini dulunya merupakan sebuah tarian penyambutan selamat datang kepada seorang raja atau tamu yang dianggap penting lainnya yang dilakukan oleh minimal 2 penari dan beberapa orang penabur bunga yang dipertunjukan pada upacara- upacara adat tertentu.Namun seiring berjalannya waktu, tari merak sekarang ini telah menjadi tari penyambutan selamat datang terhadap rombongan pengantin pria ketika menuju pelaminan dalam upacara perkawinan adat sunda dan menjadi tari pertunjukan yang menjadi hiburan masyarakat umum. Tari merak yang umumnya selalu ditarikan oleh seorang wanita yang menggunakan kostum tari yang seluruhnya dihiasi payet penuh warna-warna mencolok seperti merah, biru, hijau, kuning, emas, dan warna lainnya yang menggambarkan dari keindahan bulu dan keanggunan dari seekor burung merak jantan dan juga menggunakan hiasan kepala berbentuk kepala burung merak yang akan bergoyang mengikuti gerakan kepala sang penari, serta memakai kain yang dipakai seperti sayap ini menari menyambut kedatangan pihak pengantin pria. Perlengkapan kostum tari merak terdiri dari beberapa bagian seperti : siger hiasan kepala penari berbentuk kepala burung merak, susumping hiasan telinga, garuda mungkur hiasan rambut, kemben kain penutup dada, apok kain penutup leher dan bagian dada atas, sayap kain yang dipakai menutupi tangan, sabuk kain berbentuk tali pinggang, sampur merak kain panjang yang diikatkan dipinggang dan ditutupi oleh sabuk, rok kain penutup bagian bawah, gelang kain yang di ikatkan di pergelangan tangan, dan kilat bahu kain yang diikatkan di bahu. Pertunjukan tari merak yang menonjolkan unsur keindahan seni tari dari sebuah olah gerak tubuh yang digambarkan dalam bentuk gerakan-gerakan tingkah laku burung merak jantan yang pesolek yang akan melenggang, mengembangkan sayap, melenggak lenggokan pinggul, menggerakan leher kekanan dan kiri dengan bangga mempertontonkan keindahan bulu ekornya yang indah untuk menarik hati seekor burung merak betina dan berlomba-lomba untuk mencari pasangan. Gerakan olah tubuh yang ada di dalam tarian merak dasarnya antara lain gerakan terbang, gerakan ukel, gerakan kepat rineka, gerakan nyawang, gerakan kokoreh, dan gerakan hormat. Perkembangan waktu membuat koreografi tari merak dapat ditambah dengan gerakan-gerakan kreasi baru namun tetap harus memelihara gerakan dasarnya. Dalam pertunjukannya tari merak dapat di iringi oleh musik rekaman dalam sebuah kaset yang diputar dengan VCDMP3 player atau dengan permainan repertoar instrumental musik khas Sunda yang dimainkan langsung oleh panayangan pemain gamelan menggunakan seperangkat gamelan degungyang terdiri dari bonang 15-18 gong-chime set, saron metallaphone, jenglong 8 gong-chime set, goong, kendang double-sided barrel drum set dan suling degung end-blown flutes. Namun pada penelitian ini, penulis akan membahas dan menganalisis musik iringan tari secaralangsung oleh repertoar musik gamelandegung. Tjarmedi, seperti yang dikutip Herdini, meyakini bahwa seni degung lahir sekitar abad ke-14, dimana Prabu Siliwangi, Raja Pajajaran sebagai yang pertama menciptakannya Ali R. Et. All dalam Herdini 1992:34 6 . Ada pula pendapat lain berasal dari Atik Soepandi yang menyatakan bahwa gamelan degung berasal dari perkembangan goong renteng 7 yang telah di rekonstruksi kembali oleh Pak Idi yang merupakan seorang nayaga 8 , menjadi gamelan degung pada tahun 1920-an Ali R. Et. All dalam Soepandi,1974:8. Tari merak merupakan sebagai salah satu bagian pelengkap dan pendukung tak langsung dalam proses mapag pengantenpada upacara perkawinan adat Sunda. Meskipun tarian ini tidak ditampilkan, ritual mapag pengantenakan tetap bisa dilaksanakan karena mapag penganten merupakan salah satu ritual yang menjadi bagian dari seluruh rangkaian upacara perkawinan adat Masyarakat Sunda. Tulisan ini akan membahas dan menjelaskan pertunjukan tari merak dalam konteks upacara perkawinan karena saat ini tarian ini lebih sering dilakukan dalam upacara perkawinan dibandingkan dengan upacara adat lainnya di kota Medan. Maka penulis akan menyimpulkan sedikit tentang perkawinan. Perkawinan merupakan salah suatu perbuatan mulia dan termasuk salah satu ibadah dalam ajaran agama Islam. Salah satunya perkawinan adat masyarakat Sunda. Perkawinan dalam adat Sunda memiliki serangkaian dan proses yang harus dilakukan, proses ini disebut 6 Dalam buku Mengungkap Nilai Tradisi pada Seni Pertunjukan Jawa Barat. Balai Pengelolaan Kepurbakalaan, Sejarah dan Nilai Tradisional 2008. 7 Goong renteng berasal dari salah satu instrument berbentuk enam buah gong yang digantung pada sederetan rancak atau rak. Ensambel goong renteng terdiri dari kobuang gong-chimes, saron metallophones, cecempres metallophones, beri goong-chimes, goong alit goong yang berukuran kecil, dan goong gede goong yang berukuran besar. Lihat Soepandi 1974, Heins 1977, dan Herdini 1992. 8 Nayaga atau Niyaga dalam KBBI 2014 : dibaca Ni:Ya:Ga Jw n adalah penabuh Gamelan. mapag penganten. Secara etimologi, kata mapag dalam bahasa Sunda berarti menjemput atau menyambut dan penganten adalah orang yang akan melangsungkan perkawinan. Maka mapag penganten merupakan proses penyambutan kedatangan pengantin dan rombongan keluarganya. Rombongan yang disambut kedatangannya adalah pihak laki laki, karena upacara perkawinan adat Sunda umumnya dilakukan di kediaman pihak pengantin wanita. Perkawinan adat Sunda yang dilandasi oleh ajaran agama Islam ini diawali dengan melakukan proses akad nikah dan mengucapkan Ijab Qabul 9 yang biasa dilaksanakan dimesjid atau dirumah, tergantung dari kesepakatan pihak keluarga pengantin yang dipimpin oleh seorang tuan kadi dari KUA Kantor Urusan Agama. Prosesi pekawinan adat Sunda berlanjut dengan datangnya pihak pengantin pria dan rombongan keluarganya ke-kediaman pengantin wanita. Rombongan keluarga harus menunggu persiapan dari pihak keluarga pengantin wanita yang akan melakukan prosesi upacara mapag menyambut. Upacara mapag ini secara keseluruhan akan dipimpin oleh seorang penetua adat atau biasa disebut Ki Lengser. Ki Lengser juga bertugas untuk memberi tanda kepada para panayangan 10 pemain musik, penari merak, penabur bunga, punggawa prajurit penjaga, dan pihak keluarga pengantin wanita yang akan menyambut kedatangan pengantin pria, selama upacara dilaksanakan. 9 Ijab Qabul merupakan susunan rangkaian kata yang akan di ucapkan oleh Orang tua atau wali dari pihak pengantin wanita dengan cara menjabat tangan calon pengantin pria dan mengucapkan rangkaian kata tersebut untuk menikahkan anak nya calon pengantin wanita kepada calon pengantin pria. 10 Panayangan merupakan bentuk jamak dari kata Nayaga pemain gamelan. Upacara ini dimulai dengan dimainkannya repertoar gendhing bubuka dan Ki Lengser mempersilahkan para punggawa untuk mengawal pengantin pria dan rombongannya. Proses berlanjut dengan berlangsungngya percakapan antara Ki Lengser 11 dan ketua rombongan dari pihak pengantin pria lalu kemudian Ki Lengser mempersilahkan kepada para penari merak dan penabur bunga untuk menari menyambut kedatangan pengantin pria. Di depan rumah pihak pengantin wanita dan rombongan keluarga telah menanti, Ibu pengantin wanita akan mengalungkan bunga melati sebagai ucapan selamat datang kepada pengantin pria dan rombongan keluarganya. Selanjutnya kedua mempelai akan melakukan ritual saweran 12 yang melambangkan kedua mempelai beserta keluarga berbagi rezeki dan kebahagiaan. Proses upacara berlanjut dengan melakukan ritual nincak endog menginjak telur, pengantin pria akan menginjak sebutir telur yang kemudian pengantin wanita mencuci kaki pengantin pria sebagai tanda pengabdian istri kepada suami. Selanjutnya kedua pengantin membakar harupat 13 dan mencelupkannya kedalam kendi yang berisi air bunga yang kemudian dipecahkan sebagai tanda hilangnya segala sifat buruk dari kedua mempelai dan memecahkan masalah secara bersama sama dalam membina suatu keluarga. 11 seorang tokoh perwayangan yang mengabdikan hidupnya untuk melayani umat manusia 12 Kata sawer berasal dari kata penyaweran, yang dalam bahasa Sunda berarti tempat jatuhnya air dari atap rumah atau ujung genting bagian bawah. Pendapat lain mengatakan bahwa kata sawer berasal dari tempat berlangsungnya ritual tersebut yakni di panyaweran di teras atau halaman. 13 Harupat adalah batang lidi pohon enau. Ada satu ungkapan bahasa Sunda yang berbunyi: getas harupateun, yang berarti putus harapan. Masyarakat Sunda percaya dengan membakar harupat, maka sifat putus asa yang disimbolkan oleh harupat yang rapuh dalam menjalani kehidupan rumah tangga akan hilang, dan untuk menghindari perceraian. Setelah prosesi itu selesai, kedua mempelai melanjutkan ritual buka pintu. Buka pintu adalah salah satu ritual yang bermakna pengantin pria akan memasuki rumah dengan tatakrama dan sopan santun yang dimulai dengan mengucapkan dua kalimat syahadat syahadatain dan salam. Dengan demikian maka sahlah pengantin pria menjadi pemimpin rumah tangga di keluarga barunya.Buka pintu ini merupakan ritual penutup dari serangkaian ritual upacara mapag penganten. Upacara ritual mapag penganten di Sumatera Utara tetap bertahan karena semakin banyaknya orang Sunda yang tinggal dan menetap di Sumatera Utara, khusunya di Medan ini sebagai pendukung upacara yang terus melaksanakan ritual ini sampai sekarang. Sebagai usaha agar tetap menjaga dan melestarikan identitas ke- Sunda-annya di kota Medan, maka dibentuklah satu institusi adat yang dinamakan dengan nama Paguyuban Wargi Sunda yang didirikan pada tanggal 27 Juni 1936. Paguyuban inilah yang melayani dan melestarikan keberlanjutan tradisi Sunda di Medan termasuk terus memelihara dan menampilkan tari merak pada upacara adat perkawinan Sunda. Paguyuban inilah yang menjadi wadah terbentuknya grup tari Sunda yang ada di kota Medan, namun karna berputarnya waktu dan pertumbuhan dari banyaknya sanggar tari di kota Medan, tari merak kini sudah bisa di tarikan oleh siapa saja, tidak harus dari grup Paguyuban itu sendiri. Hal-hal tersebutlah yang menjadi perhatian penulis untuk lebih dalam melihat dan meneliti penyajian pertunjukan tari merak ini dalam suatu upacara adat perkawinan masyarakat Sunda yang tetap dapat terus terpelihara meski berada dalam daerah perantauan di kota Medan. Semua hal yang meliputi tari, musik, perlengkapan serta persiapan yang dilakukan dalam penyajian serta komponen-komponen yang menjadi pendukung pertunjukan akan menjadi bahan penelitian penulis. Oleh karena itu penulis akan meneliti dan membahas tulisan ini untuk dijadikan skripsi dengan judul “Deskripsi Pertunjukan Tari Merak Pada Upacara Perkawinan Masyarakat Adat Sunda Di Kota Medan ”.

1.2. Pokok Permasalahan Hal hal yang menjadi pokok permasalahan oleh penulis, yaitu :