Masuknya Masyarakat Sunda di Kota Medan

Istilah Sunda sebagai nama kerajaan atau paling tidak sebagai nama wilayah atau tempat, tercatat pula dalam prasasti lain dan dalam empat buah naskah berbahasa Sunda Kuno yang dibuat pada akhir abad ke-15 atau abad ke-16 Masehi. Prasasti itu adalaah prasasti kebantenan yang ditemukan di Bekasi. Di dalam prasasti itu dikemukakan adanya tempat dayeuhan yang bernama Sundasembawa disamping tempat lain yang bernama Jayagiri. Kedua tempat itu berada diwilayah Kerajaan Sunda Sutaarga, 33 dalam R.H. Hasan. 1996. Dalam perkembangan lain istilah Sunda digunakan pula dalam konotasi manusia atau kelompok manusia yaitu dengan sebutan urang sunda orang Sunda. Orang Sunda adalah orang yang mengaku dirinya dan diakui oleh orang lain sebagai Sunda Warnaen et.al., 1 dalam R.H. Hasan. 1996. Didalam defenisi tersebut tercakup kriteria berdasarkan keturunan hubungan darah dan berdasarkan sosial budaya sekaligus. Sunda dipertalikan pula secara erat dengan pengertian kebudayaan. Bahwa ada yang dinamakan kebudayaan Sunda, yaitu kebudayaan yang hidup, tumbuh, dan berkembang dikalangan orang Sunda yang berdomisili ditanah Sunda.

2.2 Masuknya Masyarakat Sunda di Kota Medan

Para penulis sejarah yang secara khusus membahas sejarah Sumatera Utara cendrung mengaburkan masalah etnis itas; dimana orang Sunda sering kali “dipandang” sama sebagai “orang Jawa” 15 . Orang-orang yang didatangkan sebagai kuli perkebunan di Sumatera Utara adalah orang Jawa. Penulis Belanda Buiskool 15 Pada umumnya orang-orang diluar Jawa menganggap masyarakat yang berasal dari Pulau Jawa adalah orang Jawa, meskipun kenyataannya tidak demikian. pada tahun 2005,dan Berman tahun 1997 mengatakan masuknya orang Sunda ke Sumatera Utara tidak terlepas dari sejarah perburuhan pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20 yang disebut koeli contract 16 . Setelah masa Kemerdekaan, motif migrasi orang Sunda ke Sumatera Utara menurut pengamatan penulis dapat dibedakan menjadi tiga motif: 1 Migrasi karena tugas Negara. 2 Migrasi karena keinginan sendiri untuk mengubah nasib, yang termasuk kategori ini adalah orang-orang Sunda yang bekerja sebagai karyawan, wiraswasta dan sebagainya. 3 Migrasi karena tuntutan pendidikan. Sejak akhir 1980- an, mahasiswa-mahasiswa dari Jawa Barat datang untuk belajar diperguruan tinggi, baik negeri ataupun swasta di Kota Medan. Jika dibandingkan dengan migrasi kuli kontrak. Maka ketiga pola migrasi tersebut adalah migrasi yang bersifat sementara. Orang Sunda yang bekerja sebagai Aparat Negara, karyawan swasta maupun mahasiswa yang belajar di Kota Medan biasanya kembali ke Jawa Barat setelah tugas aupun pendidikannya selesai. Rata-rata mereka tinggal selama 5 sampai 30 tahun. Berbeda dengan kuli kontrak orang Sunda yang tetap tinggal secara turun temurun di Sumatera Utara. Menurut hasil wawancara, mereka tidak kembali ke Jawa Barat lagi karena tidak mempunyai saudara disana, bahkan beberapa diantaranya sudah tidak tahu lagi dari daerah mana mereka berasal. 16 Koeli contract adalah struktur perubahan yang mengharuskan pekerjanya terkat perjanjian untuk bekerja pada pemerintah kolonial maupun perusahaan swasta milik asing dengan syarat dan aturan tertentu. Lalu para pekerja itu disebut kuli.

2.3 Kebudayaan Masyarakat Suku Sunda di Kota Medan