- Saweran, kedua pengantin didudukkan di kursi. Sambil penyaweran,
pantun sawer dinyanyikan. Pantun berisi petuah utusan orang tua pengantin wanita. Kedua pengantin dipayungi payung besar diselingi taburan beras
kuning atau kunyit ke atas payung. -
Meuleum harupat, pengantin wanita menyalakan harupat dengan lilin. Harupat disiram pengantin wanita dengan kendi air. Lantas harupat
dipatahkan pengantin pria. -
Nincak endog, pengantin pria menginjak telur dan elekan sampai pecah, lantas kakinya dicuci dengan air bunga dan dilap pengantin wanita.
9. Buka pintu. Diawali mengetuk pintu tiga kali, diadakan tanya jawab dengan
pantun bersahutan dari dalam dan luar pintu rumah. Setelah kalimat syahadat dibacakan, pintu dibuka. Pengantin masuk menuju pelaminan dan semua ini
terkait dalam kebudayaan masyarakat Sunda.
3.3. Proses Upacara Perkawinan Masyarakat Adat Sunda di Kota Medan
3.3.1. Proses Awal
Setelah memaparkan bagaimana adat istiadat dalam upacara perkawinan Masyarakat Adat Sunda penulis akan menjelaskan lebih rinci proses upacara
perkawinan masyarakat Adat Sunda di Kota Medan sebagai berikut:
1. Neundeun Omong Menyimpan Ucapan yaitu pembicaraan orang tua atau pihak
Pria yang berminat mempersunting seorang gadis. Dalam pelaksanaannya neundeun omong biasanya, seperti berikut ini :
- Pihak orang tua calon pengantin bertamu kepada calon besan calon pengantin
perempuan berbincang dalam suasana santai penuh canda tawa, sambil sesekali diselingi pertanyaan yang bersifat menyelidiki status anak perempuannya apakah
sudah ada yang melamar atau atau masih belum punya pacar. -
Pihak orang tua calon besan pun demikian dalam menjawabnya penuh dengan benyolan penuh dengan siloka.
- Walapun sudah sepakat diantara kedua orang tua itu, pada jaman dahulu kadang-
kadang anak-anak mereka tidak tahu. -
Di beberapa daerah khususnya kota Medan yang menjadi fokus lokasi penelitian, ada yang menggunakan cara dengan saling mengirimi barang tertentu. Seperti
orang tua anak laki-laki mengirim rokok cerutu dan orang tua anak perempuan mengerti dengan maksud itu, maka apabila mereka setuju akan segera
membalasnya dengan mengirimkan benih labu siam binih waluh siam. Dengan demikian maka anak perempuannya itu sudah diteundeunan omong disimpan
ucapannya.
2. Narosan Lamaran dilaksanakan oleh orang tua calon pengantin beserta
keluarga dekat, yang merupakan awal kesepakatan untuk menjalin hubungan
lebih jauh. Pada pelaksanaannya orang tua anak laki-laki biasanya sambil membawa barang-barang, seperti yaitu :
- Lemareun, seperti daun sirih, gambir, apu.
- Pakaian perempuan.
- Cincin meneng
- Beubeur tameuh ikat pinggang sang suka dipakai kaum perempuan
terutama setelah melahirkan. -
Uang yang jumlahnya 110 dari jumlah yang akan dibawa pada waktu seserahan.
Barang-barang yang dibawa dalam pelaksanaan upacara ngalamar itu tidak lepas dari simbol dan makna seperti :
- Sirih, bentuknya segi tiga meruncing ke bawah kalau dimakan rasanya
pedas. Gambir rasanya pahit dan kesat. Apu rasanya pahit. Tapi kalau sudah menyatu rasanya jadi enak dan dapat menyehatkan tubuh dan mencegah bau
mulut. -
Cincin meneng yaitu cincin tanpa sambungan mengandung makna bahwa rasa kasih dan sayang tidak ada putusnya.
- Pakaian perempuan, mengandung makna sebagai tanda mulainya tanggung
jawab dari pihak laki-laki kepada perempuan. -
Beubeur tameuh, mengandung makna sebagai tanda adanya ikatan lahir dan batin antara kedua belah pihak.
3. Tunangan, pada tunangan dilakukan patukeur beubeur tameuh, yaitu penyerahan
ikat pinggang warna pelangi atau polos pada si gadis. 4.
Seserahan dilakukan 3-7 hari sebelum pernikahan, yaitu calon pengantin pria membawa uang, pakaian, perabot rumah tangga, perabot dapur, makanan dan
lainnya.
Seminggu atau 3 hari menjelang peresmian pernikahan, di rumah calon mempelai berlangsung sejumpah persiapan yang mengawali proses pernikahan, yaitu
ngebakan atau siraman yaitu acara memandikan calon pengantin agar bersih lahir dan batin, acara berlangsung siang hari di kediaman masing-masing calon mempelai. Bagi
umat muslim, acara ini terlebih dahulu diawali dengan pengajian. Tahapan acara siraman adalah :
- Ngecagkeun Aisan. Calon pengantin wanita keluar dari kamar dan secara simbolis digendong oleh sang ibu, sementara ayah calon pengantin wanita berjalan di depan
sambil membawa lilin menuju tempat sungkeman. Upacara ini dilaksanakan sehari sebelum resepsi pernikahan, sebagai simbol lepasnya tanggung jawab orang tua calon
pengantin. Properti yang digunakan: - Palika atau pelita atau menggunakan lilin yang berjumlah tujuh buah. Hal ini
mengandung makna yaitu rukun iman dan jumlah hari dalam seminggu. - Kain putih, yang mengandung makna niat suci.
- Bunga tujuh rupa, mengandung makna bahwa perilaku kita, selama tujuh hari dalam seminggu harus wangi yang artinya baik.
- Bunga hanjuang, mengandung makna bahawa kedua calon pengantin akan
memasuki alam baru yaitu alam berumah tangga.
3.3.2. Prosesi Lengkap