Tradisi Rantangan Sebagai Modal Sosial di Kalangan Suku Jawa (Studi Kasus di Desa Urung Pane, Kabupaten Asahan)
Tradisi Rantangan Sebagai Modal Sosial di Kalangan Suku Jawa
(2)
ABSTRAK
(3)
KATA PENGANTAR
(4)
3. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si selaku Ketua Departemen Sosiologi
(5)
12.Teman-teman seperjuangan Bima, Syahid, Zikri, Yayuk, Nela,
(6)
18.Terimakasih buat kakak tersayang dan tercinta Pratiwi Nurhabibi,
(7)
DAFTAR ISI
(8)
3.4.2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder ... 25
(9)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
(10)
DAFTAR TABEL
(11)
DAFTAR GAMBAR
(12)
ABSTRAK
(13)
BAB I
(14)
ditempatkan di beberapa daerah, seperti pertama kali di Sumatra Utara, sebagai
(15)
diantara mereka beragama islam, namun demikian kewajiban-kewajiban yang
(16)
dan tanggung jawab. Kita harus mengakui bahwa kehidupan orang jawa memang
(17)
sekaligus juga mengatur penggunaan sanksi dan ancaman terhadap pelanggaran
(18)
ada di sekitarnya dengan cara membantu menyumbangkan tenaga bagi tetangga
(19)
pengharapan doa kepada orang yang dirantang, tetapi kini sudah menjadi ajang
(20)
kepercayaan yang kuat mampu membentuk kerja sama dan saling percaya. Nilai
(21)
unit sosial, seperti keluarga, komunitas, asosiasi sukarela, Negara, dan lain
(22)
menambah rujukan bagi mahasiswa Sosiologi Fisip USU mengenai penelitian
(23)
4. Suku Jawa adalah merupakan penduduk asli pulau Jawa bagian tengah dan timur,
(24)
BAB II
(25)
Menurutnya bahwa modal sosial berhubungan dengan modal-modal lainnya,
(26)
yang semakin solid. Keterkaitan dan konsintensi elemen-elemen modal sosial
(27)
orang lain, dengan keyakinan bahwa yang bersangkut an akan menepati janji atau
(28)
kenal. Secara lebih luas, ikatan-ikatan di antara manusia juga berperan sebagai
(29)
pengelolaan organisasi yang lebih modern akan memiliki tingkat partisipasi
(30)
atribut kolektif untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok. Sedangkan pada
(31)
melekat kuat dan bertahan lama. Karena diantara orang-orang yang melakukan
(32)
menjadi tujuan kehidupan bersama, (b) Sesuatu yang menjadi pola-pola pedoman
(33)
BAB III
(34)
3.2 Lokasi Penelitian
(35)
1. Informan kunci
(36)
Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengamatan langsung
(37)
member keterangan sebagai pelengkap dan bahan pembanding (Bungin,
(38)
3.6 Jadwal Kegiatan
(39)
keterbatasan dalam hal kemampuan pengalaman melakukan penelitian ilmiah
(40)
BAB IV
(41)
Desa Urung Pane berada pada ketinggian antara ± 20 m – 22 m diatas
(42)
d.Sekolah
(43)
JUMLAH 751 245 996
(44)
yaitu Rp.20.000 / hari dan jika dihitung perbulan hanya berpenghasilan
(45)
Tabel 5
(46)
informan kunci dan informanan 2 (dua) orang informan biasa. Informan kunci
(47)
Di desa Buluh Cina, Mbah Marnak di kenal sebagai pemuka adat. Beliau
(48)
dan itu membawa keuntungan tersendiri bagi beliau saat sebagai orang yang
(49)
musim orang pesta. Karena, jika sudah musim orang pesta beliau pernah
(50)
menurut beliau saat pesta pertama sekitar tahun 1990an rantangan itu tidak
(51)
merasakan dirantang dan menyumbang. Akan tetapi, ibu Dewi ketika
(52)
bungsunya. Karena rata-rata anak beliau sudah berkeluarga semuanya. Ketika
(53)
4.2.1.7. Nama : Supini
(54)
dirantang. Terkadang juga tidak semuanya datang. Akan tetapi, menurut beliau
(55)
hari jika suatu saat akan mengadakan pesta. Jumlah nominal orang yang datang
(56)
memberikan rantangan. Hanya yang dianggap saudara atau kerabat dekat saja
(57)
Ibu kan gak pernah pesta selama ini dan hanya menyumbang saat
(58)
memiliki 3 (tiga) orang anak perempuan. Jika dilihat dari sukunya, beliau bukan
(59)
yang diperingati sejak 7 hari, 40 hari, 100 hari, satu tahun (geblag) sampai
(60)
penghormatan sebagai orang tua. Namun berbeda dengan sekarang, rantangan
(61)
dalam menyumbang ketika mendapat suatu rantangan. Seperti yang disampaikan
(62)
berbeda. Biasanya mereka menyumbang lebih besar lagi nominalnya. Untuk
(63)
pemberian sesuatu, yaitu yang biasa disebut rantangan. Dari rantangan tersebut
(64)
Rantangan itu juga buat kita lebih dekat lagi dengan saudara-saudara kita
(65)
namun disamping itu adanya inovasi baru tersebut terkadang tidak mampu
(66)
dengan sama rata semuanya menjadi rantangan. Dengan begitu, ketika sudah
(67)
melakukan pesta. Tetap ada keuntungan yang dirasakan, karena merupakan
(68)
dalam seminggu atau sebulan. (Wawancara dengan bapak Selamet, 12
(69)
Selain itu, juga ada yang menggunakan sisa uang tersebut untuk modal
(70)
Kondisi seperti ini yang membuat masyarakat suku Jawa terkadang merasa
(71)
membuat mungkin pencapaian tujuan tertentu yang di dalam ketiadaannya akan
(72)
Modal sosial mengacu pada hubungan dan jaringan antar individu yang
(73)
sebesar Rp 10.000 – Rp 20.000. Akan tetapi beda dengan ketika dirantang,
(74)
Namun lebih jauh dalam menjalankan usaha-usah produktif dalam bidang
(75)
4.8. Membangun Trust ( Kepercayaan) dalam Tradisi Rantangan
(76)
masyarakat sehingga orang tidak mau merantang orang tersebut lagi ketika pesta.
(77)
telah memberi kabar gembira atas pestanya orang yang merantang dan berharap
(78)
BAB V
(79)
jaringan-jaringan yang semakin solid dan kerjasama yang akan
(80)
2. Sebaiknya orang-orang yang dirantang adalah orang yang hanya
(81)
DAFTAR PUSTAKA
(82)
Jhonson, Doyle Paul (di indonesiakan oleh Robert M.Z. Lawang). 1990. Teori Sosiologi
(83)
Ibrahim, Linda D. 2002. Kehidupan Berorganisasi Sebagai Modal Sosial Komunitas
(84)
LAMPIRAN 1: Dokumentasi Foto
(85)
Foto 3: Proses wawancara dengan informan
(86)
LAMPIRAN 2:
(87)
6. Apakah anda percaya dengan tetangga atau masyarakat sekitar desa Urung
(88)
Informan Yang Melakukan Rantangan
(89)
4. Apakah anda merasa terbebani jika mendapatkan rantangan?
(84)
LAMPIRAN 1: Dokumentasi Foto
(85)
Foto 3: Proses wawancara dengan informan
(86)
LAMPIRAN 2:
(87)
6. Apakah anda percaya dengan tetangga atau masyarakat sekitar desa Urung
(88)
Informan Yang Melakukan Rantangan
(89)
4. Apakah anda merasa terbebani jika mendapatkan rantangan?