9
unit sosial, seperti keluarga, komunitas, asosiasi sukarela, Negara, dan lain sebagainya Badaruddin, 2005:31
Dengan demikian di dalam tradisi rantangan terdapat modal sosial berupa kerja sama, jaringan sosial, kepercayaan, nilai dan norma yang saling berkaitan
satu dengan yang lainnya. Karena pada dasarnya tradisi rantangan tersebut dibangun atas dasar saling kerja sama yang nantinya bisa saling menguntungkan
baik moril maupun materil.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan dalam latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan yang diteliti adalah “Bagaimana tradisi
rantangan sebagai modal sosial dikalangan suku Jawa di desa Urung Pane Kabupaten Asahan”?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis serta melihat tradisi rantangan sebagai modal sosial dikalangan suku
Jawa.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: a.
Manfaat teoritis : Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan informasi dan sumbangan kepada peneliti lain sebagai bahan perbandingan referensi dalam
meneliti masalah yang mirip dengan penelitian ini dalam bidang Ilmu Sosiologi tertentu terutama bidang sosiologi ekonomi. Penelitian ini juga diharapkan dapat
Universitas Sumatera Utara
10
menambah rujukan bagi mahasiswa Sosiologi Fisip USU mengenai penelitian yang berkaitan dengan penelitian ini.
b. Manfaat praktis : Bagi penulis, penelitian ini dapat mengasah penulis dalam
membuat karya tulis ilmiah serta menambah pengetahuan penulis mengenai masalah yang diteliti.
1. 5 Definisi Konsep
Dalam sebuah penelitian ilmiah, definisi konsep sangat diperlukan untuk memfokuskan penelitian sehingga memudahkan penelitian. Konsep adalah
definisi, abstraksi mengenai gejala atau realita ataupun suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala Meleong, 2006:67. Disamping berfungsi
untuk memfokuskan dan mempermudah penelitian, konsep ini juga berfungsi sebagai panduan yang nantinya digunakan peneliti untuk menindak lanjuti sebuah
kasus yang diteliti dan menghindari terjadinya kekacauan akibat kesalahan penafsiran dalam sebuah penelitian. Adapun konsep yang digunakan sesuai
dengan konteks penelitian ini antara lain adalah: 1.
Menurut Ougburn and Nimkoff menunjukkan bahwa tradisi adalah suatu bentuk collective habits customs yang telah menempuh usia yang panjang.
2. Rantangan Tonjokan adalah hantaran berupa makanan yang diberikan ketika
akan mengadakan pesta baik itu pesta pernikahan, sunnatan rasul, ataupun mengayunkan kepada tetangga ataupun kerabatnya.
3. Modal sosial menurut Fukuyama 2002:37 adalah kapabilitas yang muncul dari
kepercayaan umum di dalam sebuah masyarakat atau di bagian-bagian tertentu darinya.
Universitas Sumatera Utara
11
4. Suku Jawa adalah merupakan penduduk asli pulau Jawa bagian tengah dan timur,
kecuali pulau Madura. Selain itu, mereka yang menggunakan bahasa Jawa dalam kesehariannya untuk berkomunikasi juga termasuk dalam suku Jawa, meskipun
tidak secara langsung berasal dari pulau Jawa. 5.
Jaringan sosial menurut George Ritzer dalam Ritzer dan goodman 2004:382 merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antara banyak individu dalam suatu
kelompok dengan kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok lainnya.
6. Solidaritas sosial menurut Soerjono Soekanto 2002: 68-69 solidaritas sosial
merupakan kohesi yang ada antara anggota suatu asosiasi, kelompok, kelas sosial atau kasta, dan diantara berbagai pribadi, kelompok maupun kelas-kelas
membentuk masyarakat dan bagian-bagiannya. Solidaritas ini menghasilkan persamaaan, saling ketergantungan, dan pengalaman yang sama, merupakan unsur
pengikat bagi unit-unit kolektif seperti keluarga, kelompok atau komunitas tertentu.
7. Trust Kepercayaan menurut Fukuyama 2002:37 adalah unsur penting dalam
modal sosial yang merupakan perekat bagi langgengnya hubungan dalam
kelompok masyarakat. Dengan menjaga suatu kepercayaan, orang-orang bisa bekerja sama secara efektif.
Universitas Sumatera Utara
12
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2. 1. Modal Sosial
Konsep modal sosial menawarkan betapa pentingnya suatu hubungan. Dengan membagun suatu hubungan satu sama lain, dan memeliharanya agar
terjalin terus, setiap individu dapat bekerjasama untuk memperoleh hal-hal yang tercapai sebelumnya serta meminimalisasikan kesulitan yang besar. Modal sosial
menentukan bagaimana orang dapat bekerja sama dengan mudah. Hakikat modal sosial adalah hubungan sosial yang terjalin dalam
kehidupan sehari-hari warga masyarakat. Hubungan sosial mencerminkan hasil interaksi sosial dalam waktu yang relatif lama sehingga menghasilkan jaringan,
pola kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya, termasuk nilai dan norma yang mendasari hubungan sosial tersebut Ibrahim, 2006:110.
Modal sosial tidak hanya terbatas pada kajian kehidupan sosial semata. Ide sentral dari modal sosial adalah bahwa jaringan-jaringan sosial merupakan suatu
asset yang bernilai. Jaringan-jaringan menyediakan suatu basis bagi kohesi sosial karena menyanggupkan orang untuk bekerjasama satu sama lain dan bukan hanya
dengan orang yang mereka kenal secara langsung agar saling menguntungkan. Keanggotaan jaringan-jaringan dan seperangkat nilai-nilai yang dibagi bersama
merupakan inti dari konsep modal sosial Field, 2005:16. Pierre Bourdieu Dalam Field, 2005:16 menjelaskan bahwa pusat
perhatian utamanya dalam modal sosial adalah tentang pengertian “tataran sosial”.
Universitas Sumatera Utara
13
Menurutnya bahwa modal sosial berhubungan dengan modal-modal lainnya, seperti modal ekonomi dan modal budaya. Ketiga modal tersebut akan berfungsi
efektif jika kesemuanya memiliki hubungan. Modal sosial dapat digunakan untuk segala kepentingan dengan dukungan sumberdaya fisik dan pengetahuan budaya
yang dimiliki, begitu pula sebaliknya.dalam konteks hubungan sosial, eksistensi dari ketiga modal modal sosial, modal ekonomi dan budaya tersebut merupakan
garansi dari kuatnya suatu ikatan hubungan sosial. Modal sosial atau Social Capital merupakan sumber daya yang dipandang
sebagai investasi untuk mendapatkan sumber daya baru. Sumber daya yang digunakan untuk investasi, disebut dengan modal. Modal sosial cukup luas dan
kompleks. Modal sosial disini tidak diartikan dengan materi, tetapi merupakan modal sosial yang terdapat pada seseorang. Misalnya pada kelompok institusi
keluarga, organisasi, dan semua hal yang dapat mengarah pada kerjasama. Modal sosial lebih menekankan pada potensi kelompok dan pola-pola hubungan antar
individu dalam suatu kelompok dan antar kelompok, dengan ruang perhatian pada kepercayaan, jaringan, norma dan nilai yang lahir dari anggota kelompok dan
menjadi norma kelompok. Pemanfaatan modal sosial yang saling menguntungkan antar sesama suku
Jawa melalui rantangan merupakan tali pengikat antara satu sama lain. Artinya, terpenuhinya kepentingan-kepentingan setiap individu-individu dalam
memeperoleh keuntungan ekonomi melalui tradisi rantangan tersebut. Hubungan-hubungan yang terjalin atas dasar kepercayaan akan
menghasilkan suatu ikatan yang memiliki nilai-nilai yang disepakati bersama. Tumbuh berkembangnya suatu hubunganakan menciptakan jaringan-jaringan
Universitas Sumatera Utara
14
yang semakin solid. Keterkaitan dan konsintensi elemen-elemen modal sosial pada suatu interaksi sosial akan berpengaruh positif terhadap penciptaan
koordinasi-koordinasi dan kerjasama yang akan menguntungkan satu sama lainnya.
Nilai-nilai sosial yang positif dapat dilihat dari besarnya tingkat kepercayaan dalam masyarakat dan organisasi sosial yang bertahan. Nilai-nilai
sosial yang positif tersebut antara lain adalah kepercayaan trust, jaringa n soaial social network, dan pranata sosial institutionts yang merupakan elemen-elemen
pokok dalam modal sosial. Modal sosial dapat dilihat dan ditemukan dalam masyarakat yang antar individunya terjalin interaksi dan komunikasi.
Lubis, dalam Badaruddin, 2005:31 menjelaskan bahwa modal sosial adalah sumber daya yang berintikan elemen-elemen pokok yang mencakup : 1
Saling percaya trust, yang meliputi adanya kejujuran honesty, kewajaran fairness, sikap egaliter egaliterianisme, toleransi tolerance dan kemurahan
hati generosity, 2 Jaringan sosial network, yang meliputi adanya partisipasi participation, pertukaran timbal balik resiprocity, solidaritas solidarity, kerja
sama cooperation, keadilan equity, 3 Pranata institution, yang meliputi nilai-nilai yang dimiliki bersama shared value, norma-norma dan sanksi-sanksi
norms and sanctions dan aturan-aturan rules. Rudi Syahra, dkk. dalam Kristina, 2003:60 menyebutkan bahwa modal
sosial dapat dilihat dari : 1.
Kepercayaan trust adalah kecenderungan untuk menepati sesuatu yang telah dikatakan baik secara lisan maupun tulisan. Adanya sifat kepercayaan ini
merupakan landasan utama bagi seseorang untuk menyerahkan sesuatu kepada
Universitas Sumatera Utara
15
orang lain, dengan keyakinan bahwa yang bersangkut an akan menepati janji atau memenuhi kewajibannya.
2. Solidaritas, kesediaan untuk secara sukarela ikut menanggung suatu konsekuensi
sebagai wujud adanya rasa kebersamaan dalam menghadapi suatu masalah. 3.
Toleransi, kesediaan untuk memberikan konsesi atau kelonggaran, baik dalam bentuk materi maupun non-materi sepanjang tidak berkenaan dengan hal-hal yang
bersifat prinsipil. Modal sosial terletak pada bagaimana kemampuan masyarakat dalam
suatu entitas atau kelompok untuk bekerjasama membangun suatu jaringan untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama tersebut diwarnai oleh suatu pola interelasi
timbal balik dan Saling menguntungkan dan dibangun atas kepercayaan yang ditopang oleh norma-norma dan nilai-nilai sosial yang positif dan kuat. Kekuatan
tersebut akan maksimal jika didukung oleh semangat membuat jalinan hubungan diatas prinsip-prinsip yang telah disepakati bersama.
2.2.1. Jaringan Sosial social networks
Jaringan sosial merupakan hubungan-hubungan yang tercipta antar banyak individu dalam suatu kelompok ataupun antar suatu kelompok dengan kelompok
lainnya. Hubungan-hubungan yang terjadi bisa dalam bentuk yang formal maupun informal. Hubungan sosial adalah cerminan dari kerjasama dan koordinasi
antarwarga yang didasari oleh ikatan sosial yang aktif dan bersifat resiprosikal Ibrahim, 2002:67
Hubungan manusia sangat berarti baginya sebagai individu. Dapat dikatakan bahwa kita, setidaknya sebagian, diartikan melalui siapa yang kita
Universitas Sumatera Utara
16
kenal. Secara lebih luas, ikatan-ikatan di antara manusia juga berperan sebagai dinding pembatas bagi struktur-struktur sosial yang lebih luas.
Jaringan lebih mobel dari pada hirarki. Dalam alokasi sumber daya ala jaringan, transaksi terjadi tidak melalui pertukaran yang terpisah atau restu
administratif, tetapi melalui jaringan-jaringan individu yang terlibat dalam aksi- aksi timbal balik, saling mengutamakan, dan saling mendukung. Jaringan dapat
bersifat kompleks; mereka tidak menerapkan kriteria pasar yang ekplisit, juga tidak memakai paternalisme yang biasanya terdapat dalam hirarki. Sebuah asumsi
dasar dari hubungan jaringan adalah bahwa satu pihak tergantung pada sumber- sumber yang dikontrol oleh pihak lain, dan bahwa ada keuntungan yang bisa
diperoleh dari penggabungan sumber daya. Intinya, pihak-pihak dalam jaringan setuju untuk tidak mengejar kepentingan diri sendiri dengan jalan merugikan yang
lainnya. Powell dalam Hamilton, 1996:270 Keterkaitan jaringan dan kelompok merupakan aspek vital dari modal
sosial. Jaringan sosial terjadi berkat adanya keterkaitan antara individu dalam komunitas. Keterkaitan terwujud di dalam beragam tipe kelompok pada tingkat
lokal maupun tingkat lebih tinggi. Jaringan hubungan sosial biasanya akan diwarnai oleh suatu tipologi khas sejalan dengan karakteristik dan orientasi
kelompok. Pada kelompok sosial yang biasanya terbentuk secara tradisional atas dasar kesamaan garis keturunan liniage, pengalaman-pengalaman sosial turun
temurun repeated social experiences, dan kesamaan kepercayaan pada dimensi Ketuhanan religious belief cenderung memiliki kohesifitas yang tinggi, tetapi
rentang jaringan maupun trust yang terbangun sangat sempit. Sebaliknya, pada kelompok yang dibangun atas dasar kesamaan orientasi dan tujuan dengan ciri
Universitas Sumatera Utara
17
pengelolaan organisasi yang lebih modern akan memiliki tingkat partisipasi anggota yang lebih baik dan memiliki rentang jaringan yang lebih luas.
Pada dasarnya modal sosial merupakan kerjasama yang dibangun dengan untuk mencapai tujuan. Kerjasama yang terjalin tercipta ketika telah terjadinya
hubungan interaksi sosial sehingga menghasilkan jaringan kerjasama, pertukaran sosial, saling percaya dan terbentuknya nilai dan norma dalam hubungan interaksi
tersebut.
2.2.2. Kepercayaan Trust
Beberapa peneliti mengungkapkan bahwa trust itu berasal dari sebuah jaringan sebagai sumber penting tumbuh dan hilangnya trust. Dalam pandangan
Francis Fukuyama, trust adalah sikap saling mempercayai di masyarakat yang memungkinkan masyarakat tersebut saling bersatu dengan yang lain dan
memberikan kontribusi pada peningkatan modal sosial. Fukuyama berpendapat bahwa kepercayaan adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas
yang berperilaku normal, jujur dan kooperatif berdasarkan norma-norma yang dimiliki bersama. Adanya jaminan tentang kejujuran dalam komunitas dapat
memperkuat rasa solidaritas dan sifat kooperatif dalam komunitas. http:repository.usu.ac.idbitstream123456789304693Chapter20II.pdfdiaks
es pada tanggal 28 Januari 2013 Qianhong Fu, Hasbullah, 2006:12 dikutip dari skripsi: modal sosial pada
pasar tradisional oleh Dedy Kurnia Putra membagi tiga tingkatan trust yaitu pada tingkatan individual, relasi sosial dan pada tingkatan personal dan sekaligus
sebagai karakteristik individu. Pada tingkatan hubungan sosial, trust merupakan
Universitas Sumatera Utara
18
atribut kolektif untuk mencapai tujuan-tujuan kelompok. Sedangkan pada tingkatan sistem sosial trust merupakan nilai yang berkembang menurut sistem
sosial yang ada. Trust juga dipandang sebagai komponen ekonomi yang relevan pada kultur yang ada pada masyarakat dan membentuk kekayaan modal sosial.
Kepercayaan akan menimbulkan kewajiban sosial dengan mempercayai seseorang akan menimbulkan kepercayaan kembali dari orang tersebut
resiprositas. Menurut Homans dalam Munandir Soelaeman 2001:56-57 dikenal dengan teori pertukaran exchange theory antar pribadi. Antar-pribadi terjadi
pertukaran karena keadaan internal tidak mampu mengatasi keinginan atau kondisi, dan keadaan eksternal ada konsensus nilai, pelembagaan. Dasar
psikologis pertukaran, karena dukungan sosial dan faktor penguat, sehingga terjadi transaksi atau saling memberi, timbal balik, memperoleh keseimbangan
emosional atas dasar pribadi. Dan dalam kaitannya dengan resiprositas dan pertukaran, Pretty dan Ward, dalam Badaruddin, 2005:32 mengemukakan bahwa
adanya hubungan-hubungan yang dilandasi oleh prinsip resiprositas dan pertukaran akan menumbuhkan kepercayaan karena setiap pertukaran akan
dibayar kembali repaid an balanced. Hal ini merupakan pelicin dari suatu hubungan kerjasama yang telah dibangun agar tetap konsisten dan
berkesinambungan. Kepercayaan sosial hanya efektif dikembangkan melalui jalinan pola
hubungan sosial resiprosikal atau timbal balik antar pihak yang terlibat dan berkelanjutan. Adanya trust menyebabkan mudah dibinanya kerjasama yang
saling menguntungkan mutual benefit, sehingga mendorong timbulnya hubungan resiprosikal. Hubungan resiprosikal menyebabkan social capital dapat
Universitas Sumatera Utara
19
melekat kuat dan bertahan lama. Karena diantara orang-orang yang melakukan hubungan tersebut mendapat keuntungan timbal balik dan tidak ada salah satu
pihak yang dirugikan. Disini hubungan telah memenuhi unsur keadilan fairness diantara sesama individu Wafa, 2006:46.
Coleman, dalam Wafa, 2006:60 menegaskan bahwa kelangsungan setiap transaksi sosial ditentukan adanya dan terjaganya trust amanah atau kepercayaan
dari pihak-pihak yang terlibat. Artinya hubungan transaksi antara manusia sebagai individu maupun kelompok baik yang bersifat ekonomi maupun non-ekonomi
hanya mungkin terjadi apabila ada kelanjutan trust atau rasa saling percaya dari pihak-pihak yang melakukan interaksi. Individu-individu yang memiliki tingkat
kepercayaan yang tinggi memungkinkan terciptanya organisasi-organisasi bisnis yang fleksibel yang mampu bersaing dalam ekonomi global.
2.2.3. Nilai dan Norma Sosial Nilai sosial Social Value adalah suatu ide yang telah turun-temurun
dianggap benar dan penting oleh anggota kelompok masyarakat Hasbullah, 2006. Setiap kehidupan sosial senantiasa ditandai dengan adanya aturan-aturan
pokok yang mengatur prilaku anggota-anggota masyarakat yang terdapat di dalam lingkungan sosial tersebut. Dalam kehidupan manusia terdapat seperangkat pola
hubungan tertata yang tidak disamai dengan mahluk lain. Pola-pola tersebut meliputi a segala sesuatu yang menjadi dasar-dasar tujuan kehidupan sosial ideal
atas dasar pola-pola yang terbentuk di dalam realitas sosial tersebut. Sesuatu yang menjadi dasar tujuan kehidupan sosial tersebut merupakan awal lahirnya sistem
nilai, yaitu sesuatu yang menjadi patokan di dalam kehidupan yang biasanya
Universitas Sumatera Utara
20
menjadi tujuan kehidupan bersama, b Sesuatu yang menjadi pola-pola pedoman untuk mencapai tujuan dari kehidupan sosial, yang didalamnya terdapat
seperangkat perintah dan larangan berikut sanksinya yang dinamakan sistem
norma.
Norma-norma sosial Social Norms akan sangat berperan dalam mengontrol bentuk-bentuk perilaku yang tumbuh dalam masyarakat. Menurut
Hasbullah 2006, pengertian norma itu sendiri adalah sekumpulan aturan yang diharapkan dipatuhi dan diikuti oleh anggota masyarakat pada suatu entitas
kelompok tertentu. Norma-norma ini terinstusionalisasi dan mengandung sanksi sosial yang dapat mencegah individu berbuat sesuatu yang menyimpang dari
kebiasaan yang berlaku di masyarakat. Aturan-aturan tersebut biasanya tidak
tertulis, akan tetapi dipahami oleh setiap anggota masyarakatnya dan menentukan
pola tingkah laku yang diharapkan dalam konteks hubungan sosial. Aturan-aturan kolektif itu misalnya menghormati orang lain, tidak
mencurangi orang lain, kebersamaan dan lainnya. Apabila di dalam suatu komunitas masyarakat, asosiasi, group, atau kelompok, norma-norma tersebut
tumbuh, dipertahankan dan kuat, maka akan memperkuat masyarakat itu sendiri. Inilah alasan mengapa norma-norma sosial merupakan salah satu unsur modal
sosial yang akan merangsang keberlangsungan kohesifitas sosial yang hidup dan kuat.
Universitas Sumatera Utara
21
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Dalam mengumpulkan data lapangan, penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Penelitian kualitatif
menurut Bogdan dan Taylor dalam Moleong, 2009:4 adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan menggunakan penelitian kualitatif peneliti akan memperoleh informasi atau data yang lebih
mendalam mengenai Tradisi Rantangan Tonjokan sebagai Modal Sosial dikalangan Etnis Jawa di desa Urung Pane, Kabupaten Asahan Kisaran. Penelitian
kualitatif digunakan untuk melihat individu secara utuh serta berusaha untuk menggambarkan fenomena yang terjadi
Studi kasus adalah penelitian mendalam mengenai unit sosial tertentu yang hasilnya merupakan gambaran yang lengkap dan terorganisasi baik mengenai unit
tersebut. Tergantung pada tujuannya, ruang lingkup penelitian itu mungkin mencakup keseluruhan siklus kehidupan atau hanya segmen-segmen tertentu saja.
Studi ini mengkonsentrasikan diri pada faktor-faktor khusus tertentu atau dapat pula mencakup keseluruhan faktor-faktor dan kejadian. Tujuan dari penelitian
kasus adalah untuk mempelajari secara intensif latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan sesuatu unit sosial baik individu, kelompok, lembaga
atau masyarakat. Sumadi Suryabrata, 2002: 22.
Universitas Sumatera Utara
22
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di desa Urung Pane Kabupaten Asahan, Kisaran. Alasan peneliti memilih daerah ini adalah dikarenakan daerah ini banyak
masyarakatnya terutama masyarakat etnis jawa yang masih mengikuti atau menjalankan tradisi rantangan ketika akan mengadakan pesta, baik itu pesta
pernikahan, sunnatan rasul ataupun mengayunkan anak. Dan karena penulis juga
berada di lokasi tersebut. 3.3. Unit Analisis dan Informan
Unit analisis adalah satuan yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian Arikunto, 1999:22. Adapun unit analisis dalam tradisi rantangan sebagai modal
sosial yaitu masyarakat suku jawa yang masih menjalankan tradisi rantangan ketika akan mengadakan pesta, baik itu pesta pernikahan, sunattan rasul ataupun
mengayunkan anak.
3.3.1 Informan
Informan adalah orang-orang yang menjadi sumber informasi dalam penelitian. Informan dianggap orang yang menguasai dan memahami data,
informasi, ataupun fakta dari suatu objek penelitian Burhan Bungin 2008:108. Adapun orang-orang yang menjadi informan dalam penelitian ini dibedakan
menjadi dua jenis informan yaitu informan kunci dan informan biasa yang mendukung penelitian.
Universitas Sumatera Utara
23
1. Informan kunci
Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci adalah masyarakat suku Jawa yang pernah pesta dan menjalankan tradisi rantangan serta pemuka
adat suku Jawa. 2.
Informan biasa Dalam penelitian ini yang menjadi informan biasa adalah masyarakat yang
tinggal di sekitar desa Urung Pane Kabupaten Asahan, Kisaran.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah
sebagai berikut: 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data Primer
Teknik pengumpulan data primer adalah pengumpulan data yang diperoleh melalui kegiatan penelitian langsung ke lokasi penelitian field
research untuk mencari data-data yang lengkap dan berkaitan dengan masalah yang diteliti. Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan
cara:
1. Metode Observasi
Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia dengan menggunakan panca indera mata sebagai alat bantu utamanya
selain panca indera lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Sebuah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian Burhan Bungin 2008:115.
Universitas Sumatera Utara
24
Dalam penelitian ini peneliti mengadakan pengamatan langsung dilapangan. Data yang diperoleh melalui observasi ini terdiri dari rincian
tentang kegiatan, perilaku, dan tindakan orang. Hasil observasi ini kemudian dituangkan dalam bentuk catatan lapangan.
2.Metode Wawancara
Metode wawancara disebut juga metode interview. Metode wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau
tanpa menggunakan pedoman wawancara. Salah satu bentuk wawancara yang dipakai dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam dept
interview. Wawancara mendalam yang dimaksudkan adalah percakapan yang sifatnya luwes, terbuka, dan tidak baku. Intinya adalah peneliti akan
mengadakan pertemuan yang berulang kali secara langsung dengan informan, dengan harapan informan dapat mengungkap informasi atau
data yang diharapkan dengan datanya sendiri.
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder yaitu dengan mengumpulkan data dan mengambil
informasi dari beberapa literature diantaranya adalah buku-buku referensi, dokumen, majalah, jurnal, internet, yang dianggap relevan dengan masalah
yang diteliti. Oleh karena itu, sumber data sekunder diharapkan dapat berperan membantu mengungkap data yang diharapkan, membantu
Universitas Sumatera Utara
25
member keterangan sebagai pelengkap dan bahan pembanding Bungin, 2001:129
3.5 Interpretasi Data
Data yang dikerjakan sejak peneliti mengumpulkan data dilakukan secara intensif setelah pengumpulan data selesai dilaksanakan. Merujuk
pada Lexy J. Moleong 2006:190, pengolahan data ini dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu
wawancara, pengamatan observasi yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen resmi, gambar foto, dan sebagainya.
Data tersebut setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah maka langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data yang dilakukan dengan cara
abstraksi. Abstraksi merupakan usaha membuat rangkuman yang yang terperinci, merujuk ke inti dengan menelaah pernyataan-pernyataan yang
diperlukan sehingga tetap berada dalam fokus penelitian. Langkah selanjutnya adalah menyusun data-data dalam satuan-
satuan itu kemudian dikategorisasikan. Berbagai kategori tersebut dilihat kaitannya satu dengan lainnya dan diinterpretasikan secara kualitatif.
Proses analisis dalam penelitian ini telah dimulai sejak awal penulisan proposal, sehingga selesainya penelitian ini yang menjadi ciri khas dari
analisis kualitatif.
Universitas Sumatera Utara
26
3.6 Jadwal Kegiatan