37
1. Klasifikasi Limbah Berdasarkan sifatnya, limbah dibedakan menjadi:
a. Limbah umum
Berdasarkan fasa limbah yang dihasilkan, limbah umum dibedakan atas: 1
Limbah padat Limbah padat di laboratorium relatif kecil, biasanya berupa endapan atau
kertas saring terpakai, sehingga masih dapat diatasi. Limbah padat dibedakan menjadi: limbah padat infeksius pembawa infeksi dan non infeksius tidak
menyebabkan infeksi
2 Limbah gas
Limbah yang berupa gas umumnya dalam jumlah kecil, sehingga relatif masih aman untuk dibuang langsung di udara, contohnya limbah yang dihasilkan
dari penggunaan generator, sterilisasi dengan etilen oksida atau dari thermometer yang pecah uap air raksa.
3 Limbah cair
Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001. Umumnya laboratorium
berlokasi di sekitar kawasan hunian, sehingga akumulasi limbah cair yang meresap ke dalam air tanah dapat membahayakan lingkungan sekitar. Limbah
cair terbagi atas:
Limbah cair infeksius
Limbah cair domestik aktivitas rumah tangga
Limbah cair kimia aktivitas sintesa atau reaksi kimia
b. Limbah B3 Bahan Berbahaya dan Beracun Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya
atau beracun yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau mencemarkan lingkungan hidup atau
membahayakan kesehatan manusia. Limbah beracun dibagi menjadi:
Limbah mudah meledak
Limbah mudah terbakar.
Limbah reaktif
Limbah beracun
Limbah yang menyebabkan infeksi
Limbah yang bersifat korosif Berdasarkan sifat kimia bahan, limbah dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis,
yaitu: 1. Limbah organik
Limbah ini terdiri atas bahan-bahan yang besifat organik seperti limbah sayuran dan buah buahan dari kegiatan rumah tangga, atau limbah kayu dari
kegiatan industri. Limbah ini mudah diuraikan melalui proses yang alami, misalnya pembusukan oleh bakteri.
38
2. Limbah anorganik Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat di uraikan
dan tidak dapat diperbaharui. Contoh yang paling banyak dilingkungan kita adalah limbah plastik. Limbah ini tidak dapat diuraikan melalui proses yang
alami, sehingga jumlahnya terus bertambah dan mencemari lingkungan.
Bahan buangan yang bersifat khemis adalah semua bahan buangan yang hasil kegiatan laboratorium yang berupa zat kimia, contohnya asam sulfat. Bahan
buangan yang bersifat non khemis bisanya bersifat organik, contohnya air sisa cucian segala alat-alat atau perabot yang tidak menggunakan bahan kimia.
Kedua bahan buangan yang berupa cairan tersebut sebaiknya dipisahkan atau menggunakan saluran-saluran yang terpisah dan akhirnya mengalir pada lubang
pembuangan yang terpisah pula. Hal tersebut dimaksudkan untuk memudahkan pengelolaan limbah selanjutnya, karena masing-masing limbah memerlukan cara
pengolahan dan pengelolaan masing-masing. Berikut ini adalah contoh gambar penampang wadah buangan limbah cair.
Gambar 2.9. Diagram Proses Pengolahan Air Limbah dengan Proses Aerasi Kontak http:najihandrianto.blogspot.com201109teknologi- pengolahan-limbah.html
.
2. Langkah Praktis untuk Mengelola dan Mengurangi Limbah di Laboratorium