85
selama sintesis untuk membatasi atau menghilangkan pembentukan produk sampingan.
k. Batasi potensi terjadinya kecelakaan. Rancang bahan kimia dan
bentuknya padat, cair, atau gas untuk meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan akibat bahan kimia, termasuk ledakan, kebakaran, dan
pelepasan ke lingkungan.
5. Membeli Bahan Kimia
Bagian dari pembelian bahan kimia adalah analisis masa pakai dan biayanya. Biaya pembelian hanyalah bagian awalnya. Biaya penanganan, dari
segi manusia dan keuangan, serta biaya pembuangan juga harus diperhitungkan. Tanpa analisis ini, pesanan bisa jadi rangkap dan bahan
kimia tak terpakai bisa jadi bagian signifikan dari limbah berbahaya di laboratorium.
Ada beberapa alasan untuk memesan bahan kimia sesuai kebutuhan dan dalam wadah kecil.
a. Ukuran kemasan kecil utamanya mengurangi risiko kerusakan.
b. Wadah yang lebih kecil mengurangi risiko terjadinya kecelakaan dan
pemaparan terhadap bahan berbahaya. c.
Inventaris ukuran tunggal mengurangi kebutuhan ruang penyimpanan. d.
Wadah kecil lebih cepat habis, sehingga mengurangi peluang terurainya senyawa reaktif.
e. Wadah besar sering kali harus dibagi. Ini memerlukan peralatan lain,
seperti wadah pemindah yang lebih kecil, corong, pompa, dan label, serta peralatan kerja tambahan dan peralatan pelindung diri PPE, untuk
mengantisipasi bahaya yang ditimbulkan.
f. Biaya pembuangan wadah kecil dari bahan berbahaya yang tidak
digunakan lebih kecil.
86
BAB V EVALUASI PEMANFAATAN LABORATORIUM
Sebagaimana lazimnya suatu program yang berkaitan dengan pembelajaran, dalam pengelolaan dan pemanfaatan laboratorium ini juga perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi secara terus-menerus dan berkesinambungan. Hal ini perlu dilakukan
mengingat fungsi
laboratorium yang
sangat penting
dalam mengembangkan pendekatan saintifik dan keterampilan proses sains untuk
mendukung keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Evaluasi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pengelolaan laboratorium secara keseluruhan
dan memerlukan perhatian yang lebih oleh semua pihak yang terkait. Pada dasarnya monitoring dan evaluasi ini dilakukan dalam rangka pembinaan laboratorium sekolah
sehingga dapat terus menerus melakukan perbaikan yang dilakukan baik oleh pusat maupun daerah.
A. Monitoring Pengelolaan dan Pemanfaatan Laboratorium
Monitoring adalah suatu kegiatan, bertujuan untuk
mengetahui perkembangan pengelolaan dan pemanfaatan laboratorium, apakah sesuai
dengan yang direncanakan atau tidak, sejauhmana kendala dan hambatan ditemui, dan bagaimana upaya-upaya yang sudah dan harus ditempuh untuk
mengatasi kendala dan hambatan yang muncul selama pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan laboratorium. Monitoring berpusat kepada
pengontrolan selama program berjalan dan lebih bersifat klinis. Melalui monitoring ini dapat diperoleh umpan balik bagi sekolah atau pihak lain yang
terkait untuk mensukseskan ketercapaian tujuan. Oleh karena itu, penting untuk dilakukan bersama-sama antara pusat dan daerah termasuk komite sekolah
melakukan monitoring ini sesuai dengan kapasitas dan tugas tanggungjawabnya masing-masing.
Beberapa aspek yang merupakan fokus monitoring adalah: a program- program kerja laboratorium, b proses manajerial di laboratorium sekolah, c
peran serta orang tua peserta didikkomite sekolahdaerah, dan d aspek-aspek lain yang terkait dengan proses pemanfaatan laboratorium sekolah.
Monitoring sekurang-kurangnya dilaksanakan satu kali dalam satu tahun oleh pihak dinas pendidikan di daerah, dan diharapkan frekuensi monitoring dan
evaluasi yang dilakukan oleh sekolah dengan melibatkan pengelola laboratorium sekolah, lebih dari sekali setahun.