Ornamen Ukir Kaligrafi La Illaaha Illallah Muhammmadar

2. Makna Simbolik Pada Mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan

Klaten

a. Makna Simbolik Ornamen Gunungan Wayang Purwa

Menurut Lutfi Efendi selaku Pengawas Yayasan Al-Muttaqun pada wawancara tanggal 8 Januari 2016 menjelaskan bahwa, pemilihan bentuk gunungan wayang purwa pada mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun sebagai makna identitas kejawaan, mengingat wilayah berdirinya masjid berada di Jawa tengah maka dipilihlah salah satu bentuk yang dapat mewakili simbol identitas kejawaan salah satunya adalah out line gunungan wayang purwa. Hal ini dilakukan karena pada bagian eksterior masjid mengambil berbagai bentuk masjid abad kejayan Islam Internasional. Oleh sebab itu, agar identitas kejawaannya tidak terkikis oleh bagian eksterior masjid maka pada bagian interior masjid dipilihlah nuansa yang bercirikan Jawa. Out line gunungan wayang purwa ini dipilih sebagai bentuk dasar mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan Klaten bukan hanya sebagai simbol nilai kejawaan saja tetapi memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada para pengunjung masjid yang hendak menunaikan ibadah salat saat melihat bentuk figur yang ada pada mihrab dapat mengingat akhir kehidupan dan selalu mengingat Keesaan Allah SWT. Bila dilihat pada bagian atas ornamen gunungan wayang purwa pada bagian atas memiliki bentuk yang mengerucut, bentuk yang mengerucut inilah yang memiliki makna simbolik akhir kehidupan umat manusia dan bagian yang paling runcing di atas sebagai simbol Keesaan atau Kesatuan Allah SWT. Mengingat out line gunungan wayang purwa memiliki simbol akhir kehidupan, pada bentuk mengerucut yang terdapat pada bagian atas out line gunungan, sehingga diharapkan para pengunjung yang hendak menunaikan ibadah salat ketika melihat bagian atas pada out line gunungan dapat menjadi pengingat adanya akhir kehidupan dalam arti alam akhirat. Diharapkan dengan hal tersebut dapat membuat para pengunjung selalu mengingat Keesaan Allah SWT dengan selalu menunaikan ibadah sesuai dengan ajaaran Nabi Muhammad SAW. Bila pada figur gunungan wayang purwa terdapat lukisan-lukisan yang penting dalam figur gunungan wayang purwa itu adalah pohon yang berdiri tegak. Pohon tersebut disetarakan dengan pohon surga, pohon pengetahuan budi, kalpataru dan pohon harapan. Di dalam figur gunungan pohon tersebut bercabang delapan atau empat. Lukisan-lukisan maupun jumlah cabang pohon yang ada didalam figur gunungan wayang secara estetis ataupun simbolis memiliki makna tersendiri. Melambangkan bersujudnya kita semua kepada Allah SWT sesuai ajaran agama Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ditinjau dari bentuknya lukisan yang terdapat dalam gunungan kayon mempresentasikan makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu pada bagian sisi tepi ornamen ukir gunungan diberi ornamen ukir tumbuhan merambat untuk mewakili lukisan tumbuh-tumbuhan di dalam figur gunungan wayang purwa. Mengingat fungsinya sebagai mihrab ruang pengimaman maka bentuk gunungan wayang purwa yang divisualisasikan pada mihrab hanya bagian bentuk dasar tanpa adanya