Ornamen Bunga Teratai Bentuk Mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan Klaten

Umpak Berundak ke- 2 68,2 cm 11,25 cm Umpak Berundak ke- 3 dan 8 132,5 cm 11,75 cm Umpak Berundak - 4 dan 9 143,3 cm 30 cm Umpak Berundak ke- 5 21,2 cm 4 cm Umpak Berundak ke- 6 27 cm 5 cm Umpak Berundak ke- 7 37 cm 11,25 cm Dari penjelasan di atas mengenai aspek sifat visual bentuk dasar yang telah dibahas di atas yaitu ukuran dari mihrab dan ornamen ukir yang terdapat pada mihrab dapat kita pahami dengan jelas ukuran dari masing-masing ornamen. Berikutnya aspek sifat visual bentuk dasar yang dilihat dari segi warna dan tekstur, warna yang terdapat pada mihrab Masjid Raya Al- Muttaqun Prambanan Klaten tetap mempertahankan warna coklat kayu yang memberikan kesan kesederhanan. Hal tersebut sebagai salah satu upaya penyeimbang dari keberagaman yang telah ditampilkan pada bagian eksterior masjid. Untuk tekstur yang dimiliki mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan Klaten adalah tekstur nyata yang dapat dilihat dan bila disentuh tangan kita memiliki tekstur yang timbul. Hal ini dikarenakan ornamen yang terdapat pada mihrab diukir dengan ragam ukir rendah, ukir tembus dan ukir tumpang. Ornamen ukir rendah tersebut terdapat pada ornamen ukir kaligrafi dan ornamen ukir bunga teratai, oranamen ukir tembus digunakan pada ornamen ukir tumbuhan dan ornamen.

2. Makna Simbolik Pada Mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan

Klaten

a. Makna Simbolik Ornamen Gunungan Wayang Purwa

Menurut Lutfi Efendi selaku Pengawas Yayasan Al-Muttaqun pada wawancara tanggal 8 Januari 2016 menjelaskan bahwa, pemilihan bentuk gunungan wayang purwa pada mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun sebagai makna identitas kejawaan, mengingat wilayah berdirinya masjid berada di Jawa tengah maka dipilihlah salah satu bentuk yang dapat mewakili simbol identitas kejawaan salah satunya adalah out line gunungan wayang purwa. Hal ini dilakukan karena pada bagian eksterior masjid mengambil berbagai bentuk masjid abad kejayan Islam Internasional. Oleh sebab itu, agar identitas kejawaannya tidak terkikis oleh bagian eksterior masjid maka pada bagian interior masjid dipilihlah nuansa yang bercirikan Jawa. Out line gunungan wayang purwa ini dipilih sebagai bentuk dasar mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun Prambanan Klaten bukan hanya sebagai simbol nilai kejawaan saja tetapi memiliki pesan yang ingin disampaikan kepada para pengunjung masjid yang hendak menunaikan ibadah salat saat melihat bentuk figur yang ada pada mihrab dapat mengingat akhir kehidupan dan selalu mengingat Keesaan Allah SWT. Bila dilihat pada bagian atas ornamen gunungan wayang purwa pada bagian atas memiliki bentuk yang mengerucut, bentuk yang mengerucut inilah yang memiliki makna simbolik akhir kehidupan umat manusia