Ornamen Ukir Kaligrafi Allah dan Muhammad

dan bagian yang paling runcing di atas sebagai simbol Keesaan atau Kesatuan Allah SWT. Mengingat out line gunungan wayang purwa memiliki simbol akhir kehidupan, pada bentuk mengerucut yang terdapat pada bagian atas out line gunungan, sehingga diharapkan para pengunjung yang hendak menunaikan ibadah salat ketika melihat bagian atas pada out line gunungan dapat menjadi pengingat adanya akhir kehidupan dalam arti alam akhirat. Diharapkan dengan hal tersebut dapat membuat para pengunjung selalu mengingat Keesaan Allah SWT dengan selalu menunaikan ibadah sesuai dengan ajaaran Nabi Muhammad SAW. Bila pada figur gunungan wayang purwa terdapat lukisan-lukisan yang penting dalam figur gunungan wayang purwa itu adalah pohon yang berdiri tegak. Pohon tersebut disetarakan dengan pohon surga, pohon pengetahuan budi, kalpataru dan pohon harapan. Di dalam figur gunungan pohon tersebut bercabang delapan atau empat. Lukisan-lukisan maupun jumlah cabang pohon yang ada didalam figur gunungan wayang secara estetis ataupun simbolis memiliki makna tersendiri. Melambangkan bersujudnya kita semua kepada Allah SWT sesuai ajaran agama Islam yang disebarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ditinjau dari bentuknya lukisan yang terdapat dalam gunungan kayon mempresentasikan makhluk hidup dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu pada bagian sisi tepi ornamen ukir gunungan diberi ornamen ukir tumbuhan merambat untuk mewakili lukisan tumbuh-tumbuhan di dalam figur gunungan wayang purwa. Mengingat fungsinya sebagai mihrab ruang pengimaman maka bentuk gunungan wayang purwa yang divisualisasikan pada mihrab hanya bagian bentuk dasar tanpa adanya visual dari lukisan di dalam gunungan. Untuk lebih memperjelas penjelasan diatas perhatikan gambar mihrab dibawah ini. Gambar XIII . Bentuk Gunungan Wayang Purwa Yang Divisualkan Pada Mihrab, Divisualkan Hanya Berupa Bentuk Dasar Dari Gunungan Wayang Purwa. Pada Gambar XIII terlihat bentuk gunungan pada mihrab hanya divisualisasikan bentuk globalnya saja mengingat fungsinya sebagai ruang pengimaman sehingga pada bagian tengah bentuk ornamen gunungan dilubangi agar imam dapat masuk kedalamnya. Pemilihan bentuk ornamen gunungan wayang purwa sebagai mihrab bertujuan untuk mempertahankan identitas kejawaan mengingat lokasi berdirinya masjid berada di provinsi Jawa Tengah, serta agar identitas kejawaan dari bangunan masjid tidak hilang karena banyaknya nuansa Islam Internasional yang muncul pada bangunan masjid tersebut.