visual dari lukisan di dalam gunungan. Untuk lebih memperjelas penjelasan diatas perhatikan gambar mihrab dibawah ini.
Gambar XIII . Bentuk Gunungan Wayang Purwa Yang Divisualkan Pada
Mihrab, Divisualkan Hanya Berupa Bentuk Dasar Dari Gunungan Wayang Purwa.
Pada Gambar XIII terlihat bentuk gunungan pada mihrab hanya divisualisasikan bentuk globalnya saja mengingat fungsinya sebagai ruang
pengimaman sehingga pada bagian tengah bentuk ornamen gunungan dilubangi agar imam dapat masuk kedalamnya. Pemilihan bentuk ornamen gunungan
wayang purwa sebagai mihrab bertujuan untuk mempertahankan identitas kejawaan mengingat lokasi berdirinya masjid berada di provinsi Jawa Tengah,
serta agar identitas kejawaan dari bangunan masjid tidak hilang karena banyaknya nuansa Islam Internasional yang muncul pada bangunan masjid tersebut.
b. Makna Simbolik Ornamen Tumbuhan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Lutfhi Effendi, tanggal 8 Januari 2016 menjelaskan bahwa pada bagian tepi di dekat ornamen ukir gunungan
wayang purwa diberikan ornamen ukir tumbuhan rambat, jika pada ornamen masjid-masjid di Arab disebut ornamen arabesque. Arabesque berarti tumbuhan
merambat yang bentuknya melengkung, pada mihrab Masjid Raya Al-Muttaqun ornamen arabesque berupa tangkai, bunga dan daun yang telah distilisasi. Tetapi
bila ornamen ukir tumbuhan rambat tersebut terdapat pada masji-masjid di Jawa disebut juga dengan ornamen ukir lung-lungan. Ornamen ukir tumbuhan rambat
yang terdapat pada mihrab memiliki makna simbolik keindahan dan terdapat pesan tersirat yang ingin disampaikan kepada para pengunjung yang melakukan
ibadah salat agar selalu memperdulikan keindahan pada lingkungannya sekitarnya, agar menjaga tumbuhan hidup.
c. Makna Simbolik Ornamen Ukir Kaligrafi Al-Fatihah
Menurut Lutfhi Effendi pada wawancara 8 Januari 2016 menjelaskan bahwa, ornamen ukir kaligrafi Al-Fatihah yang ditulis dengan Khat Kufi dengan
bentuk yang geometris atau balok bergaris lurus pada mihrab agar tidak terlihat terlalu rumit untuk menyeimbangkan ornamen-ornamen ukir yang telah ada pada
mihrab maka dipilihlah bentuk kaligrafi geometris yang diukir mengelilingi bagian tepi pada mihrab yaitu tepi kanan dan kiri serta tepi atas. Untuk lebih jelas
mengenai kaligrafi Khat Kufi pada ornamen ukir kaligrafi Al-Fatihah pada mihrab, perhatikan gambar penggalan ayat ke lima dari surat Al-Fatihah pada
bagian tepi atas dibawah ini.
Gambar XIV . Penggalan Kaligrafi Khat Kufi Surat Al-Fatihah Ayat Kelima
Pada Gambar
XIV
diatas penggalan ayat ke lima dari surat Al-Fatihah dengan Khat Kufi yang berbunyi :
Yang dibaca : Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin
Yang berarti: “Hanya kepada Engkaulah kami mengabdi, dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan”.
Surat Al-Fatihah memiliki makna sebagai simbol pembuka karena dengan surat inilah dibuka dan dimulainya Al-Quran. Dinamakan Ummul Quran induk
Al-Quran atau Ummul Kitaab karena dia merupakan induk dari semua isi Al- Quran, oleh sebab itu diwajibkan membacanya pada tiap salat.