Kadar Karotenoid Hasil dan analisa tahap I

Bab IV .Hasil dan Pembahasan 33 senyawa kimia akan mudah larut dalam bahan yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan dilarutkan. Keterangan: A= heksan:aseton 50:50 B= heksan:aseton:etanol 50:25:25 C= heksan:aseton:etanol 25:50:25 D= petroleum eter:aseton 50:50 E= petroleum eter:aseton:etanol 50:25:25 F= petroleum eter:etanol 50:50 Gambar 4.2. Hubungan antara jenis pelarut dan intensitas warna kuning buah palem Licuala grandis. Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa intensitas warna kuning ekstrak Licuala grandis tertinggi dengan adanya proporsi pelarut petroleum eter dan etanol. Hal ini di sebabkan polaritas pelarut petroleum eter dan etanol hampir sama dengan larutan warna kuning Licuala grandis, sehingga menghasilkan intensitas warna kuning yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Fennema 1985 bahan - bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam bahan yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan dilarutkan.

2. Kadar Karotenoid

Berdasarkan analisis ragam Lampiran 4, diketahui bahwa perbandingan jenis pelarut berpengaruh nyata terhadap kadar karotenoid. Nilai Ekstraksi dan stabilitas warna karotenoid dari buah palem Licuala grandis Bab IV .Hasil dan Pembahasan 34 rata–rata kadar karotenoid pada perlakuan perbandingan jenis pelarut dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2. Kadar karotenoid pada perlakuan perbandingan pelarut. Perbandingan Pelarut Konsentrasi Karotenoid mgr100ml DMRT 5 Notasi heksan : aseton 50 : 50 42,03 0,46 F heksan : aseton : etanol 50 : 25 : 25 37,94 0,45 E heksan : aseton : etanol 25: 50 : 25 33,53 - A petroleum eter : aseton 50 : 50 35,56 0,44 D petroleum eter : aseton : etanol 50 : 25 : 25 34,54 0,43 C petroleum eter : etanol 50 : 50 33,97 0,41 B Keterangan : Nilai rata-rata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata Pada Tabel 4.2 menunjukkan bahwa rata–rata kadar karotenoid buah palem berkisar antara 33,53–42,03 mgr100 ml. Heksan:aseton 50:50 menghasilkan kadar karotenoid yang paling tinggi yaitu 42,03 mgr100 ml. Sedangkan heksan:aseton:etanol 50:25:25 menghasilkan kadar karotenoid yang paling rendah yaitu 33,53 mgr100 ml. Grafik hubungan antara perbandingan jenis pelarut dan karotenoid dapat dilihat pada Gambar 4.3. Ekstraksi dan stabilitas warna karotenoid dari buah palem Licuala grandis Bab IV .Hasil dan Pembahasan 35 Keterangan: A= heksan:aseton 50:50 B= heksan:aseton:etanol 50:25:25 C= heksan:aseton:etanol25:50:25 D= petroleum eter:aseton 50:50 E= petroleum eter:aseton:etanol 50:25:25 F= petroleum eter:etanol 50:50 Gambar 4.3. Hubungan antara perbandingan jenis pelarut terhadap kadar karotenoid. Pada Gambar 4.3 menunjukkan bahwa kadar karotenoid warna merah ekstrak Licuala grandis tertinggi dengan adanya proporsi pelarut heksan dan aseton. Hal ini di sebabkan polaritas pelarut heksan dan aseton hampir sama dengan larutan warna merah Licuala grandis, sehingga menghasilkan kadar karotenoid yang tinggi. Hal ini didukung oleh Pujaatmaka 1986 yang menyatakan bahwa kelarutan suatu zat ke dalam suatu pelarut sangat ditentukan oleh kecocokan sifat antara zat terlarut dengan zat pelarut.

3. Rendemen Produk