BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil dan analisa tahap I
1. Intensitas Warna Merah dan Kuning
Berdasarkan analis ragam Lampiran 2, diketahui bahwa perbandingan jenis pelarut berpengaruh nyata terhadap intensitas warna. Nilai rata–rata
intensitas warna merah dan kuning pada perlakuan perbandingan jenis pelarut dapat dilihat pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1. Intensitas warna pada perlakuan perbandingan pelarut. Intensitas warna merah
Intensitas warna kuning Perbandingan
pelarut Nilai
DMRT 5
Notasi
Nilai DMRT
5
Notasi
heksan:aseton 50 : 50
298,24 0,84
f 64,19
0,17 d
heksan:aseton:etanol 50 : 25 : 25
224,43 0,83
e 58,55
0,17 c
heksan:aseton:etanol 25: 50 : 25
159,63 0,76
b 84,16
0,18 e
petroleum eter : aseton
50 : 50 197,97
0,82 d
49,44 0,16
b petroleum
eter:aseton: etanol 50 : 25 : 25
166,42 0,79
c 42,39
- a
petroleum eter : etanol
50 : 50 151,07
- a
143,27 0,19
f
Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa intensitas warna merah buah palem Licuala grandis berkisar antara 151,07 - 298,24. Penggunan pelarut heksan:aseton
pada perbandingan 50:50 menghasilkan intensitas warna merah yang paling tinggi yaitu 298,24. Sedangkan penggunaan pelarut petroleum eter:etanol pada
31
Bab IV .Hasil dan Pembahasan 32
perbandingan 50:50 menghasilkan intensitas warna merah yang paling rendah yaitu 151,07. Intensitas warna kuning buah palem berkisar antara 42,39 - 143,27.
Penggunaan pelarut petroleum eter:etanol pada perbandingan 50:50 menghasilkan intensitas warna kuning yang paling tinggi yaitu 143,27. Sedangkan
penggunaan pelarut petroleum eter:aseton:etanol pada perbandingan 50:25:25 menghasilkan intensitas warna kuning yang paling rendah yaitu 42,39. Grafik
pengaruh antara perbandingan jenis pelarut dan intensitas warna merah dan kuning dapat dilihat pada Gambar 4.1 dan 4.2.
Keterangan: A= heksan:aseton 50:50
B= heksan:aseton:etanol 50:25:25 C= heksan:aseton:etanol 25:50:25
D= petroleum eter:aseton 50:50 E= petroleum eter:aseton:etanol 50:25:25
F= petroleum eter:etanol 50:50
Gambar 4.1. Hubungan antara jenis pelarut dan intensitas warna merah ekstrak
buah palem Licuala grandis. Pada Gambar 4.1 menunjukkan bahwa intensitas warna merah ekstrak
Licuala grandis tertinggi dengan adanya proporsi pelarut heksan dan aseton. Hal ini di sebabkan polaritas pelarut heksan dan aseton hampir sama dengan larutan
warna merah Licuala grandis, sehingga menghasilkan intensitas warna merah yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Fennema 1985 bahan - bahan dan
Ekstraksi dan stabilitas warna karotenoid dari buah palem Licuala grandis
Bab IV .Hasil dan Pembahasan 33
senyawa kimia akan mudah larut dalam bahan yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan dilarutkan.
Keterangan: A= heksan:aseton 50:50
B= heksan:aseton:etanol 50:25:25 C= heksan:aseton:etanol 25:50:25
D= petroleum eter:aseton 50:50 E= petroleum eter:aseton:etanol 50:25:25
F= petroleum eter:etanol 50:50
Gambar 4.2. Hubungan antara jenis pelarut dan intensitas warna kuning buah
palem Licuala grandis. Pada Gambar 4.2 menunjukkan bahwa intensitas warna kuning ekstrak
Licuala grandis tertinggi dengan adanya proporsi pelarut petroleum eter dan etanol. Hal ini di sebabkan polaritas pelarut petroleum eter dan etanol hampir
sama dengan larutan warna kuning Licuala grandis, sehingga menghasilkan intensitas warna kuning yang tinggi. Hal ini sesuai dengan pendapat Fennema
1985 bahan - bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam bahan yang sama polaritasnya dengan bahan yang akan dilarutkan.
2. Kadar Karotenoid