Bab IV .Hasil dan Pembahasan 50
C. Kapasitas titik impas
= 52.849,88 ltrtahun Kapasitas titik impas adalah jumlah produksi yang harus dilakukan
untuk mencapai titik impas tersebut, jadi produksi pewarna alami mencapai keadaan impas jika produksi sebesar Rp 148.644.310,45 dengan kapasitas normal
sebanyak 52.849,88 ltrtahun, hal ini berarti produksi pewarna alami buah palem likuala memperoleh keuntungan karena produksi diatas kapasitas titik impas.
Grafik BEP dapat dilihat pada gambar 14.
6. Net present Value NPV
Total Net Prevent Value merupakan selisih antara nilai investasi biaya saat sekarang dengan nilai penerimaan bersih yang akan datang. Suatu produk
dapat dipilih jika nilai NPV–nya lebih besar dari nol Pudjosumarto, 1984. Berdasarkan perhitungan yang terdapat dilampiran 18, tentang perhitungan NPV
pada produksi pewarna alami adalah sebesar Rp 735.028.163,16 hal ini berarti
proyek dapat diterima.
7. Gross Benefit Cost Ration Gross BC
Gross Benefit cost Ration Gross BC merupakan perbandingan antara penerimaan kotor dengan harga pokok yang telah di rupiahkan sekarang. Proyek
akan dipilih apabila Gross BC 1, bila proyek mempunyai Gross BC 1 maka proyek tidak dipilih Karadiyah, 1979.
Berdasarkan lampiran 18, diperoleh nilai Gross BC sebesar 2,226. hal ini berarti royek ini dapat diterima.
Ekstraksi dan stabilitas warna karotenoid dari buah palem Licuala grandis
Bab IV .Hasil dan Pembahasan 51
Ekstraksi dan stabilitas warna karotenoid dari buah palem Licuala grandis
8. Internal Rate of Return IRR
Internal Rate of Return IRR adalah singkatan suku bunga yang menunjukan persamaan nilai penerimaan bersih dengan jumlah investasi modal
awal suatu proyek yang sedang dikerjakan. IRR adalah tingkat bunga yang ada akan menyebakan NPV = 0. Proyek dapat diterima apabila nilai IRR dari suku
bunga sekarang Pudjosumarto, 1984. Dari hasil perhitungan pada lampiran 20 nilai IRR diperoleh sebesar
21,485 , sehingga lebih tinggi dibanding dengan tingkat suku bunga bank 20 yang berarti proyek tersebut layak untuk dijalankan.
9. Payback period PP
Payback period menggambarkan panjangnya waktu yang dibutuhkan untuk mengembalikan modal yang ditanam pada proyek. Payback period tersebut
harus lebih kecil dari nilai ekonomis proyek. Pada industri petanian diharapkan nilai tersebut lebih kecil 10 tahun atau sedapat mungkin kurang dari 5 tahun
Susanto, 1994. Berdasarkan perhitungan yang terdapat pada di lampiran 12 diperoleh nilai
payback period PP sebesar 3 tahun 2 bulan. Umur ekonomis proyek yang dapat direncanakan selama 5 tahun. Hal ini berarti investasi pada proyek ini dapat
diterima karena nilai PP lebih kecil daripada umur ekonomis.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan