STABILITAS WARNA KAROTENOID ANALISA KEPUTUSAN

Bab II . Tinjauan Pustaka 17 pelarut. Petroleum eter diperoleh dari minyak bumi kilang sebagai bagian dari distilat yang adalah penengah antara pemantik nafta dan yang lebih berat minyak tanah. Penyulingan berikut fraksi eter minyak bumi yang biasanya tersedia: 30⁰ hingga 40° C, 40⁰ hingga 60° C, 60⁰-80° C, 80⁰ menjadi 100° C, 80⁰-120° C dan kadang-kadang 100⁰-120° C. The 60⁰-80° C fraksi sering digunakan sebagai pengganti heksana. Petroleum eter banyak digunakan oleh perusahaan-perusahaan farmasi dalam proses pembuatan. Petroleum eter terutama terdiri atas pentana, dan kadang-kadang digunakan sebagai pengganti pentana karena dengan biaya lebih rendah. Petroleum ether secara teknis bukanlah sebuah eter. Sifat-sifat petroleum ether disajikan pada Tabel 2.5 Tabel 2.5. Sifat-sifat Petroleum ether No. Karakteristik 1. Nama lain VM P Nafta, Petroleum Nafta, Nafta ASTM, Petroleum Spirits, X 4 atau Ligroin 2. Titik nyala -40⁰C 3. Titik didih 50-70⁰C 4. Viskositas 0,5mm2s Perry, 1999

F. STABILITAS WARNA KAROTENOID

Bahan pewarna alami mempunyai stabilitas dan solubulitas atau daya larut yang rendah terutama bila dipakai sebagai bahan tambahan dalam proses pengolahan pangan. Makin murni pewarna maka daya larutnya makin rendah. Karotenoid merupakan senyawa yang tidak larut dalam air dan sedikit larut dalam minyak atau lemak. Karotenoid terdapat dalam buah pepaya, kulit pisang, tomat, cabai merah, mangga, wortel, ubi jalar, dan pada beberapa bunga yang berwarna Ekstraksi dan stabilitas warna karotenoid dari buah palem Licuala grandis Bab II . Tinjauan Pustaka 18 kuning dan merah. Diperkirakan lebih dari 100 juta ton karotenoid diproduksi setiap tahun di alam. Senyawa ini baik untuk mewarnai margarin, keju, sop, pudding, es krim dan mie dengan level pemakaian 1 sampai 10 ppm. Zat warna ini juga baik untuk mewarnai sari buah dan minuman ringan 10 sampai 50 g untuk 1000 liter dan mempunyai keuntungan tahan reduksi oleh asam askorbat dalam sari buah dan dapat memberikan proteksi terhadap kaleng dari korosi. Dibanding dengan zat warna sintetis, karotenoid juga mempunyai kelebihan, yaitu memiliki aktivitas vitamin A. Akan tetapi faktor harga kadang-kadang masih menjadi pertimbangan pengusaha karena harganya relatif lebih mahal daripada zat warna sintetis Sajilata, 2008. Karotenoid merupakan kelompok pigmen yang berwarna kuning, oranye, merah oranye, yang memiliki sifat larut dalam pelarut non polar. Karotenoid terdapat dalam kloroplas 0,5, bersama-sama dengan klorofil 9,3 terutama pada bagian permukaan atas daun, dekat dengan dinding sel-sel palisade G. Britton, 2008. Karotenoid merupakan senyawa yang mempunyai rumus kimia sesuai atau mirip dengan karoten. Karoten sendiri merupakan campuran dari beberapa senyawa yaitu α-, - dan - karoten. Karoten merupakan hidrokarbon atau turunannya yang terdiri dari beberapa unit isoprena suatu diena. Sedangkan turunannya mengandung oksigen disebut xantofil Fennema, 1985.

G. ANALISA KEPUTUSAN

Keputusan adalah suatu kesimpulan dari suatu proses untuk memilih tindakan yang terbaik dari sejumlah alternatif yang ada. Pengambilan keputusan Ekstraksi dan stabilitas warna karotenoid dari buah palem Licuala grandis Bab II . Tinjauan Pustaka 19 adalah proses yang mencakup suatu pikiran dan kegiatan yang diperlukan untuk membuktikan pilihan terbaik tersebut Silagian, 1987. Analisa keputusan pada dasarnya adalah satu prosedur yang logis dan kuantitatif yang tidak hanya menerangkan mengenai pengambilan keputusan tetapi juga merupakan suatu cara untuk mendapatkan keputusan Susanto, 1994. Analisa keputusan adalah untuk memilih alternatif terbaik yang dilakukan antara aspek kualitas, aspek kuantitas dan aspek financial dari produk olahan yang dihasilkan dengan kombinasi setiap perlakuan Susanto, 1994. Proses pengambilan keputusan didahului dengan mengetahui adanya permasalahan, alternatif-alternatif yang ada serta kriteria untuk mengukur atau membandingkan setiap alternatif yang memberikan hasil atau keuntungan paling besar dengan resiko paling kecil serta paling efektif. Jadi masalah yang mempersulit adanya alternatif yang harus dipilih sebagai landasan untuk tindakan yang harus dilaksanakan Susanto, 1994.

H. ANALISA FINANSIAL