Tahap – Tahap Implementasi Kebijakan Sumber – Sumber Implementasi Kebijakan

e Kesepakatan dan kemampuan kepemimpinan para pejabat pelaksana Variabel yang berpengaruh langsung terhadap output kebijakan badan pelaksana ialah kesepakatan para pejabat badan pelaksana terhadap upaya mewujudkan tujuan kebijakan, yang terdiri dari dua komponen yaitu arah dan ranking tujuan tersebut dalam skala prioritas pejabat tersebut dan kemajuan pejabat dalam mewujudkan prioritas – prioritas tersebut.

2.2.1.3 Tahap – Tahap Implementasi Kebijakan

Untuk mengefektifkan implementasi kebijakan yang ditetapkan, maka diperlukan adanya tahap – tahap implementasi kebijakan. Islamy 1997 : 102 membagi tahap implementasi dalam dua bentuk, yaitu : a Bersifat self-executing, yang berarti bahwa dengan dirumuskannya dan disahkannya suatu kebijakan maka kebijakan tersebut akan terimplementasikan dengan sendirinya, misalnya pengakuan suatu negara terhadap kedaulatan negara lain. b Bersifat non self-executing, yang berarti bahwa suatu kebijakan publik perlu diwujudkan dan dilaksanakan oleh berbagai pihak supaya tujuan pembuatan kebijakan tercapai. Menurut wahab 2008 : 102 mengemukakan sejumlah tahap – tahap dalam proses implementasi sebagai berikut : 1. Output – output kebijaksanaan keputusan – keputusan dari badan – badan pelaksana. Proses ini biasanya membutuhkan usaha – usaha tertentu pada pihak para pejabat di satu atau lebih badan pelaksana. 2. Kepatuhan kelompok sasaran terhadap keputusan tersebut. Peluang bahwa adanya sanksi tertentu akan diikuti oleh timbulnya ketidakpatuhan dipengaruhi oleh macam dan besarnya sanksi yang akan disediakan oleh undang – undang. 3. Dampak nyata keputusan – keputusan badan – badan pelaksana. Undang – undang akan berhasil apabila output kebijaksanaan sejalan dengan tujuan formal undang – undang. 4. Persepsi terhadap dampak keputusan – keputusan tersebut. Persepsi seseorang mengenai dampak kebijaksanaan tertentu mungkin merupakan fungsi dari dampak nyata yang diwarnai oleh yang mempersepsinya. 5. Perbaikan revisi mendasar dalam undang – undang. Perbaikan undang – undang haruslah dipandang sebagai titik kulminasi dari proses implementasi

2.2.1.4 Sumber – Sumber Implementasi Kebijakan

Menurut Winarno 2002 : 132 perintah – perintah implementasi mungkin diteruskan secara cermat, jelas dan konsisten tetapi jika para pelaksana kekurangan sumber – sumber yang diperlukan untuk melaksanakan kebijakan – kebijakan maka implementasi ini cenderung tidak efektif. Dengan demikian sumber – sumber dapat merupakan faktor yang penting dalam melaksanakan kebijkan publik. Sumber – sumber yang penting meliputi : a Staf Sumber yang paling penting dalam melaksanakan kebijakan adalah staf. Ada satu hal yang ahrus diingat adalah jumlah tidak selalu mempunyai efek positif bagi implementasi kebijakan. Hal ini berarti bahwa jumlah staf yang banyak tidak secara otomatis mendorong implementasi yang berhasil. b Informasi Informasi merupakan sumber penting yang kedua dalam implementasi kebijakan. Informasi mengenai program – program adalah penting terutama bagi kebijakan – kebijakan yang melibatkan persoalan – persoalan teknis. c Wewenang Sumber lain yang penting dalam pelaksanaan adalah wewenang. Wewenang ini akan berbeda – beda dari satu program ke program yang lain serta mempunyai banyak bentuk yang berbeda. d Fasilitas – fasilitas Fasilitas mungkin pula merupakan sumber – sumber penting dalam implementasi. Seorang pelaksana mungkin mempunyai staf yang memadai, mungkin memahami apa yang harus dilakukan, dan mungkin mempunyai wewenang untuk melakukan tugasnya tetapi tanpa bangunan sebagai kantor untuk melakukan koordinasi, tanpa perbekalan maka besar kemungkinan implementasi yang direncanakan tidak akan berhasil.

2.2.1.5 Keberhasilan Implementasi Kebijakan

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI PERDA KOTA PADANG PANJANG NO 8 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN KAWASAN TERTIB ROKOK (Studi Pada Kawasan Tanpa Asap Rokok di RSUD Kota Padang Panjang).

0 0 28

IMPLEMENTASI PERDA KOTA PADANG PANJANG NO 8 TAHUN 2009 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK DAN KAWASAN TERTIB ROKOK (Studi Pada Kawasan Tanpa Asap Rokok di RSUD Kota Padang Panjang).

0 0 16

TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM MEWUJUDKAN KAWASAN TANPA ROKOK DI UPN “VETERAN” JAWA TIMUR.

1 10 106

SIKAP PEGAWAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NO. 5 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK (KTM) PADA HARIAN SURAT KABAR JAWA POS ( Studi Deskriptif Kuantitatif tentang sikap P

0 0 129

Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok Di Surat Kabar (Studi Deskriptif Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan

0 2 80

PERDA KAWASAN TANPA ROKOK

0 0 9

PERDA NO 9 TAHUN 2010 TENTANG KAWASAN TANPA ASAP ROKOK

0 0 15

IMPLEMENTASI PERDA KOTA SURABAYA NO 5 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK ( Studi tentang KawasanTanpa Rokok di Kampus UPN “ veteran “ Jawa Timur ) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar

0 0 8

Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan Tanpa Rokok dan Kawasan Terbatas Merokok Di Surat Kabar (Studi Deskriptif Sikap Mahasiswa UPN Veteran Jatim Pasca Pemberitaan Perda Anti rokok No 5 Mengenai Kawasan

0 0 19

SIKAP PEGAWAI PEMERINTAH KOTA SURABAYA TENTANG PEMBERITAAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NO. 5 TAHUN 2008 TENTANG KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN KAWASAN TERBATAS MEROKOK (KTM) PADA HARIAN SURAT KABAR JAWA POS ( Studi Deskriptif Kuantitatif tentang sikap P

0 0 33