a. Memasang tanda larangan merokok
Memasang tanda larangan merokok merupakan salah satu cara dalam meelakukan sosialisi untuk memberikan informasi tentang adanya
sebuah kebijakan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus. Dalam hal ini kaitannya dengan Perda Kota Surabaya no 5 tahun 2008 tentang kawasan
tanpa rokok dan kawasan terbatas merokok. Pihak rektorat atau penanggung jawab kawasan telah melakukan
pemasangan spanduk dan rambu – rambu larangan merokok di setiap satker dan gedung – gedung fakultas yang ada. Hal ini sangat membantu untuk
memberikan informasi tentang kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus sekaligus peringatan kepada kelompok sasaran untuk tidak merokok di dalam
lingkungan kampus. Berdasarkan Perda Kota Surabaya no 5 tahun 2008 tentang
kawasan tanpa rokok dan terbatas merokok penanggung jawab kawasan berkewajiban untuk memasang tanda larangan merokok di lingkungan
kampus. Jadi apa yang sudah dilakukan oleh penanggung jawab kawasan sudah sesuai dengan aturan yang ada. Yaitu memasang rambu – rambu
larangan merokok di bangunan atau gedung yang masuk kedalam wilayah admnistratifnya. Jadi untuk pemasangan rambu – rambu larangan merokok di
kampus UPN “ Veteran “ Jawa Timur sudah terimplementasi dengan baik.
b. Melakukan kampanye penyuluhan tentang bahaya rokok
Berdasarkan temuan penulis di lapangan dengan melakukan wawancara dengan beberapa nara sumber yang kompeten dalam
pelaksanannya penanggung jawab kawasan sejauh ini hanya terbatas pada pemasangan tanda larangan merokok. Sehingga banyak kelompok sasaran
yang tidak memahami secara menyeluruh apa yang menjadi substansi dari kebijakan tersebut.
Menurut Peter dalam Tangkilisan 2003 : 22 mengatakan implementasi kebijakan yang gagal disebabkan beberapa faktor salah satunya
yaitu Informasi : Kekurangan informasi dengan mudah mengakibatkan gambaran yang kurang tepat baik kepada obyek kebijakan maupun kepada
para pelaksana dari kebijakan yang akan dilaksanakannya dan hasil – hasil dari kebijakan itu.
Berdasarkan teori diatas maka penulis dapat menganalisa bahwa pihak rektorat atau penanggung jawab kawasan dalam pelaksanaan Kebijakan
kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus masih belum optimal. Seharusnya penanggung jawab kawasan melakukan penyuluhan sosialisasi lebih
mendalam dengan memberikan informasi tentang kebijakan kawasan tanpa rokok di lingkungan kampus. Latarbelakang dari kebijakan tersebut, informasi
tentang hal apa saja yang diatur di dalam kebijakan tersebut, siapa saja yang menjadi pelaksana lapangan, mengapa kelompok sasaran dilarang merokok
ditempat umum. Agar kelompok sasaran lebih mengerti mengapa aktivitas merokok mereka harus diatur karena berdampak pada orang yang ada disekitar
mereka. Sehingga tujuan yang hendak dicapai dapat terlaksana yaitu meningkatkan kualitas kesehatan masyaarakat.
4.3.3. Sanksi Tindakan
Pemberian sanksi merupakan upaya untuk menegakkan suatu kebijakan agar dapat dipatuhi oleh setiap kelompok sasaran. Namun dari hasil
temuan penulis dilapangan melalui wawancara tindakan yang dilakukan oleh penanggung jawab kawasan dalam hal adalah pimpinan rektor kampus UPN
“ Veteran “ Jawa Timur masih hanya sebatas teguran ringan untuk mengingatkan pelaku pelanggaran tentang adanya aturan kawasan tanpa rokok
di lingkungan kampus. Di dalam Perda Kota Surabaya no 5 tahun 2008 sendiri diatur tentang
wewenang penanggung jawab kawasan untuk memberikan sanksi berupa. 1.
Menegur setiap pelaku pelanggaran 2.
Memberikan sanksi administratif 3.
Melaporkan ke aparat keamanan
a. Menegur setiap pelaku pelanggaran
Berdasarkan temuan dilapangan mengenai pengawasan yang dilakukan oleh pihak rektorat UPN “ Veteran “ Jawa Timur selaku penanggung jawab
kawasan sudah sesuai dengan aturan yang termuat dalam Perda Kota Surabaya no 5 tahun 2008 untuk mengurangi tingkat pelanggaran dengan melakukan
teguran kepada pelaku pelanggaran. Penanggung jawab kawasan juga melibatkan masing – masing satker untuk ikut andil dalam menertibkan
wilayahnya masing – masing. Peran serta satker dalam melakukan teguran terhadap pelaku pelanggaran yang ada di wilayahnya sangat berdampak pada
upaya untuk meminimalisir pelanggaran. Kewenangan penanggung jawab
kawasan untuk menegur pelaku pelanggaran sudah terimplementasi tapi masih belum optimal karena kurang membuat efek jera bagi para pelaku pelanggaran.
b. Memberikan Sanksi Administrasi