70
diketahui pula bahwa selain motivasi kerja dan lingkungan kerja, kinerja guru juga dipengaruhi faktor lain.
4.2. Pembahasan
Berdasarkan penyajian data sebagai hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dalam pembahasan ini akan membahas hasil penelitian
sesuai dengan permasalahan yang penulis ajukan. Pembahasan ini merupakan jawaban atas permasalahan, sehingga dapat diketahui gambaran tentang motivasi
kerja, kondisi lingkungan kerja terhadap kinerja guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang dan adakah pengaruh antara variabel bebas motivasi kerja
dan lingkungan kerja terhadap variabel terikat kinerja guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang, serta seberapa besar pengaruh motivasi kerja dan
lingkungan kerja terhadap kinerja guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang.
Berdasarkan hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa keeratan hubungan antara motivasi kerja dan lingkungan kerja dengan kinerja guru dapat
diketahui dari koefisien korelasi secara parsial yang dibuktikan dari hasil uji t yang memperoleh t
hitung
yang memiliki signifikansi lebih kecil dari 0,05 dan secara simultan yang dibuktikan dengan uji F yang memperoleh F
hitung
yang memiliki signifikansi kurang dari 0,05. Dari hasil perhitungan menunjukkan
bahwa koefisien korelasi R antara motivasi kerja dan lingkungan kerja dengan kinerja guru adalah 0,849. Harga koefisien korelasi yang bertanda positif tersebut
menunjukkan adanya hubungan positif antara variabel motivasi kerja dan lingkungan kerja dengan kinerja guru. Sedangkan besarnya pengaruh secara
71
parsial antara motivasi kerja terhadap kinerja guru ekonomiakuntansi adalah sebesar 0.440 atau 19,36 sedangkan lingkungan kerja berpengaruh sebesar
0,612 atau 37,45. Maka semakin baik motivasi kerja dan lingkungan kerja akan meningkatkan kinerja guru dan sebaliknya.
Besarnya pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru dapat dilihat dari koefisien determinasi ganda R
2
yaitu 0,708 atau sebesar 70,8, hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja dan lingkungan kerja
mempunyai pengaruh yang besar terhadap kinerja guru. Sedangkan sisanya yaitu 29,2 dari kinerja guru ditentukan oleh variabel lain selain motivasi kerja dan
lingkungan kerja yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Diantara motivasi kerja dan lingkungan kerja ternyata yang memberikan pengaruh paling besar terhadap
kinerja guru adalah lingkungan kerja yaitu sebesar 37,45. Lingkungan kerja merupakan faktor ekstenal yang mempengaruhi kinerja guru ekonomiakuntansi
SMA di Kabupaten Semarang. Lingkungan kerja sangat mempengaruhi kinerja seseorang , hal ini dikarenakan lingkungan kerja yang nyaman dan aman akan
mendukung kinerja guru. Lingkungan kerja disini adalah lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik psikologis. Kinerja guru ekonomiakuntansi
tercapai secara optimal karena faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja memberikan pengaruh yang positif. Lingkungan kerja mempengaruhi kinerja guru
ekonomiakuntansi. Lingkungan kerja yang bersih, nyaman, dan tenang akan memberikan rasa senang kepada guru . Lingkungan kerja non fisik adalah
hubungan antara kepala sekolah dan guru, hubungan antar sesama guru atau teman sejawat. Timpe 1992: 3 menyatakan bahwa lingkungan kerja yang
72
menyenangkan menjadi kunci pendorong bagi karyawan untuk menghasilkan kinerja puncak, tetapi untuk menciptakan kinerja puncak yaitu memiliki
keterampilan dan motivasi yang tinggi, lingkungan kerjanya harus yang kondusif. Motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru SMA di Kabupaten
Semarang, walaupun pengaruhnya tidak sebesar lingkungan kerja yaitu hanya sebesar 19,36. Motivasi kerja adalah faktor internal dari seseorang yang
mempengaruhi kinerjanya. Motivasi merupakan pendorong untuk menggerakan seseorang mengerjakan sesuatu. Dengan motivasi kerja yang tinggi maka guru
akan lebih bersungguh-sungguh dalam mengerjakan pekerjaannya. Hal tersebut didukung pendapat Pandji 1998:35 yang menyatakan motivasi kerja merupakan
kondisi psikologis yang mendorong seseorang atau pegawai untuk melaksanakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi ataupun individu. Maka
dengan motivasi kerja yang tinggi individu akan lebih bersungguh-sungguh dalam melaksanakan pekerjaannya yang pada akhirnya akan berdampak pada
peningkatan hasil kerja atau kinerjanya. Motivasi kerja guru ekonomiakuntansi di Kabupaten Semarang sudah
cukup baik. Para guru dilihat dari indikator keuletan mereka tidak mudah putus asa dan tidak mudah menyerah dalam menghadapi tugas yang berat. Berdasarkan
hasil penelitian keuletan dalam kategori sangat tinggi yaitu sebesar 63,04, dalam kategori tinggi dan sedang adalah sebesar 21,74 dan 8,70. Guru yang kurang
ulet berdasarkan hasil penelitian yaitu masuk dalam kategori rendah sebesar 6,52. Guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang pada umumnya
mandiri, mereka menyelesaikan tugasnya sendiri dan tepat pada waktunya.
73
Indikator kemandirian yang ada pada kategori sangat tinggi sebesar 52,17, dalam kategori tinggi dan sedang sebesar 36,96 dan 8,70. Berdasarkan hasil
penelitian guru yang kurang mandiri atau dalam kategori rendah sebesar 2,17. Guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang juga mempunyai
kreativitas yang tinggi mereka senang menemukan hal-hal yang baru dan senang memecahkan masalah. Hal ini ditunjukkan dari hasil penelitian yang ada dalam
kategori sangat tinggi sebesar 56,52 tetapi juga ada sebagian yang kurang mempunyai kreativitas sebesar 2,17. Sebagian dari mereka juga memiliki
kenyakinan yang tinggi mereka akan berusaha mempertahankan pendapatnya yang mereka rasa itu benar dan mereka juga percaya diri, hal ini terlihat dari
indikator kenyakinan dalam kategori tinggi sebesar 45,65 dan yang sangat rendah sebesar 8,70 jadi guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang
belum semuanya bisa berpendapat dan mempertahankan pendapatnya. Pada kenyataannya guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang dilihat dari
indikator ketekunan masih kurang optimal hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang ada pada kategori sangat baik sebesar 0,00 walaupun pada kategori baik
sebesar 58,70, dalam kategori cukup baik sebesar 32,61 dan pada kategori kurang baik dan tidak baik adalah sama sebesar 4,35.
Secara nyata motivasi kerja dari dulu di SMA Kabupaten Semarang dapat ditunjukkan dari perilakunya. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan
diketahui bahwa perilaku guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang dalam melaksanakan pekerjaannya telah menunjukkan ketekunan dan
keuletan,kemandirian, kreatif dan keyakinan atas pekerjaannya yang tinggi. Hal
74
tersebut didukung pendapat Sardiman 2007:83 yang menyatakan bahwa motivasi yang ada pada diri setiap orang yang tinggi dapat dilihat dari
ketekunannya dalam menghadapi tugas pekerjaannya suka bekerja keras, terus menerus dalam waktu yang lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai, ulet
menghadapi kesulitan tidak cepat putus asa, menunjukkan minat untuk sukses dan lebih senang bekerja secara mandiri.
Lingkungan kerja guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang pada kenyataannya sudah baik. Pada umumnya kondisi lingkungan kerja guru
ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang sudah nyaman dan tenang untuk tempat KBM dan dapat meoptimalkan kinerja gurunya. Lokasi sekolah sebagian
besar berada tidak terlalu dekat dengan jalan raya sehingga suasana sekolah tidak bising, tapi masih ada sedikit sekolah yang berada di dekat jalan raya. Kondisi
udara sekolah-sekolah di Kabupaten semarang pada umumnya tidak terlalu panas sehingga KBM berjalan lancar walaupun ada sekolah yang ada di daerah yang
udaranya panas seperti di Ungaran, Bergas dan Ambarawa. Kebersihan di lingkungan kerja terjaga dengan baik karena setiap hari dibersihkan oleh petugas.
Sekolah juga selalu aman karena dijaga oleh satpam walaupun ada sekolah yang belum ada satpamnya. Tata ruang kantor di sekolah juga rapi sehingga
memudahkan guru dalam menjalankan tugasnya. Lingkungan kerja fisik yang masuk dalam kategori sangat baik sebesar 47,83 dan dalam kategori baik adalah
sebesar 32,61. Tetapi masih ada yang berada pada lingkungan yang cukup dan kurang baik dengan presentase 15,22 dan 4,35.
75
Lingkungan kerja non fisik pada umumnya baik hubungan antara kepala sekolah dan guru terjalin harmonis. Hubungan antar sesama guru dan anggota
lainnya di sekolah juga terjalin dengan baik yang akan menambah semangat untuk bekerja sehingga kinerja guru juga meninggkat. Lingkungan kerja non fisik dalam
kategori sangat baik dengan presentase 78,26, dalam kategori baik dengan presentase 17,39 dan dalam kategori cukup baik presentase sebesar 4,35.
Kondisi lingkungan kerja non fisik yang ada pada guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang sudah baik hal ini di tunjukkan dari hasil penelitian
bahwa distribusi jawaban responden yang masuk dalam kategori kurang baik dan tidak baik adalah 0. Guru dapat bekerja dengan baik apabila didukung oleh
lingkungan kerja yang baik pula. Pada umumnya lingkungan kerja di Kabupaten Semarang baik sehingga kinerja kinerja para guru meningkat.
Bagi seorang guru motivasi kerja yang tinggi sangat penting karena kegiatan belajar mengajar akan berhasil secara baik jika guru tekun melaksanakan
pekerjaannya, ulet dalam memecahkan masalah dan hambatan selama kegiatan belajar mengajar berlangsung secara mandiri. Maka antara motivasi kerja dan
lingkungan kerja keduanya secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kinerja guru.
BAB V PENUTUP
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil suatu simpulan sebagai berikut :
1 Secara bersama-sama motivasi kerja dan lingkungan kerja berpengaruh positif
terhadap kinerja guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang. Besarnya pengaruh motivasi kerja dan lingkungan kerja terhadap kinerja guru
ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang dapat diketahui dari harga koefisien determinasi simultan R
2
sebesar 0,708. Maka dengan demikian menunjukkan bahwa motivasi kerja dan lingkungan kerja secara bersama-
sama mempengaruhi kinerja guru sebesar 70,8 dan sisanya yaitu 29,2 dari kinerja guru dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dikaji dalam penelitian
ini. 2
Ada pengaruh positif antara motivasi kerja terhadap kinerja guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang. Hal ini berarti bahwa
semakin tinggi motivasi kerja seorang guru maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja guru tersebut. Motivasi kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja dengan kontribusi 19,36. 3
Ada pengaruh yang positif antara lingkungan kerja terhadap kinerja guru ekonomiakuntansi SMA di Kabupaten Semarang. Hal ini berarti bahwa
semakin baik lingkungan kerja seorang guru maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja guru tersebut. Lingkungan kerja mempunyai pengaruh
terhadap kinerja dengan kontribusi 37,45.
76