17
motivasi kerja yang tinggi apabila ia merasa bahwa segala kebutuhannya terpenuhi melalui kerjanya.
Menurut Anoraga 1998: 35 motivasi kerja adalah sesuatu yang menimbulkan semangat atau dorongan dan kerja. Oleh sebab itu, motivasi kerja
dalam psikologi sebagai pendorong semangat kerja. Motivasi kerja merupakan kondisi psikologis yang mendorong seseorang
atau pegawai untuk melaksanakan usaha atau kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi ataupun individual.
Maka dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah dorongan untuk menggerakkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu. Jadi motivasi kerja
merupakan kondisi psikologis yang mendorong pekerja melakukan usaha menghasilkan barang atau jasa sehingga dapat tercapai suatu tujuan.
2.2.1 Teori Motivasi
Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan, perasaan, pikiran dan motivasi. Setiap manusia dalam melaksanakan suatu kegiatan pada dasarnya
di dorong oleh motivasi. Orang mau bekerja keras dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan dari hasil pekerjaannya.
Telah banyak teoritis psikologi yang telah mengemukakan teori-teorinya tentang kebutuhan dasar manusia. Teori-teori ini didasarkan pada hasil-hasil
penelitian yang dilakukan selama bertahun-tahun. Teori kebutuhan yang sangat dikenal dalah teori hierarki kebutuhan The hierarchy of need theory yang
dikemukakan oleh Abraham Maslow dalam Bafadal,1992: 64. Adapun tingkat kebutuhan manusia yang mendorong manusia untuk bekerja
adalah :
18
1. Kebutuhan-kebutuhan fisiologikal physiological needs
Kebutuhan fisiologi merupakan perpaduan kebutuhan fisik secara universal dalam tubuh manusia, seperti makanan, minuman, pakaian,
perumahan, dan seksual. Kebutuhan-kebutuhan fisiologis memiliki sejumlah karakteristik
sebagai berikut: a.
Mereka relatif independen satu sama lainnya. b.
Dalam banyak kasus mereka dapat diidentifikasi dengan sebuah lokasi khusus di dalam tubuh misalnya : perasaan lapar luar biasa, dapat
dikaitkan dengan perut. c.
Pada sebuah kultur berkecukupan an affluent culture, kebutuhan- kebutuhan demikian merupakan motivator-motivator tipikal, melainkan
motivator-motivator yang tidak biasa. d.
Akhirnya mereka dapat dikatakan bahwa mereka harus dipenuhi secara berulang-ulang dalam periode waktu yang relatif singkat, agar tetap
terpenuhi. Maka untuk membantu individu dengan pemberian gaji yang layak,
keuntungan serta kondisi kerja untuk memuaskan kebutuhanya. 2.
Kebutuhan akan keamanan safety needs Kebutuhan rasa aman merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan
kebebasan batin, seperti merasa tidak terganggu, tidak terancam, dan tidak takut kehilangan pekerjaan. Apabila kebutuhan-kebutuhan fisiologikal cukup
dipenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan pada tingkatan berikut yang lebih tinggi,
19
yakni kebutuhan akan keamanan, mulai mendominasi perilaku manusia. Kebutuhan ini mengarah pada bentuk kebutuhan akan keamanan di tempat
kerja pada saat mengerjakan pekerjaan pada waktu jam-jam tertentu.
3. Kebutuhan-kebutuhan sosial belongingness needs
Kebutuhan sosial merupakan kebutuhan yang berhubungan dengan masalah-masalah hubungan sosial,seperti ingin dicintai, saling memiliki, dan
diterima oleh kelompok. Sewaktu kebutuhan fisiologikal manusia dan kebutuhannya akan keamanan relatif terpenuhi, maka kebutuhan-kebutuhan
sosial, yang merupakan kebutuhan pada tingkatan berikutnya, menjadi motivator penting bagi perilakunya. Seseorang individu, ingin tergolong pada
kelompok-kelompok tertentu, ia ingin bersosialisasi dengan pihak lain, ia ingin diterima oleh rekan-rekannya, dan ia ingin berbagi dan menerima sikap
berkawan dan afeksi. 4.
Kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan esteem needs Kebutuhan akan penghargaan diri, mencakup kebutuhan untuk mencapai
kepercayaan diri, prestasi, kompetensi, pengetahuan, penghargaan diri, dan kebebasan serta independensi ketidakketergantungan. Kelompok kedua
kebutuhan-kebutuhan akan penghargaan, mencakup kebutuhan yang berkaitan dengan reputasi seseorang individu, atau penghargaan dari pihak lain,
kebutuhan akan status, pengakuan, apresiasi, terhadap dirinya, dan respek yang diberikan oleh pihak lain.
5. Kebutuhan untuk merealisasi diri need for self actualization
20
Kebutuhan-kebutuhan tersebut berupa kebutuhan-kebutuhan individu untuk merealisasi potensi yang ada pada dirinya, untuk mencapai
pengembangan diri secara berkelanjutan, untuk menjadi kreatif, dalam arti kata seluas-luasnya. Bentuk khusus kebutuhan demikian, akan berbeda-beda dari
orang ke orang, seperti halnya terlihat pada kepribadian manusia. Kebutuhan ini berlangsung terus-menerus sejalan dengan meningkatnya jenjang karier
seorang individu. Kimbal Willes dalam Bafadal 2004: 101-102 menegaskan sehubungan
dengan kebutuhan-kebutuhan yang mendorong guru bekerja atau apa saja yang diinginkan guru melalui kerjanya adalah sebagai berikut :
1. Rasa aman dan hidup layak
Hidup layak bukan berarti mewah, tetapi adanya jaminan ketercukupan akan makan, pakaian, dan perumahan bagi guru maupun keluarganya sehingga
mereka bisa hidup sebagaimana orang lain hidup secara layak. Sedangkan rasa aman berkenaan dengan kebebasan dari tekanan-tekanan batin, rasa takut akan
masa depannya, serta adanya jaminan kesehatan. 2.
Kondisi kerja yang menyenagkan Suasana kerja meliputi tempat kerja, perlengkapan kerja, dan
kepemimpinan kerja. Kondisi kerja yang menyenangkan, misalnya tempat kerja yang menarik, bersih, rapi, perlengkapan yang cukup, serta adanya
bimbingan. Oleh karena itu, walaupun gedungnya sederhana hendaknya selalu dibersihkan dan diatur rapi sehingga membuat orang senang bekerja di
dalamnya.
21
3. Rasa diikutsertakan
Sebagai manusia apapun jabatannya baik sebagai guru, pegawai tata usaha maupun lainnya, semuanya ingin merasa dirinya termasuk dalam
anggota kelompoknya dimanapun mereka bekerja dan hastrat untuk bergabung untuk mencapai prestasi yang lebih baik. Oleh karena itu, seorang pemimpin
harus memberi kesempatan kepada anggotanya untuk memperbaiki serta menjalin hubungan sosial dengan rekan-rekan kerjanya.
4. Perlakuan yang wajar dan jujur
Seorang pemimpin bertugas membina persatuan antara anggotanya. Perlakuan setiap anggota dengan wajar dan adil. Janganlah sekali-kali pilih
kasih, dimana hanya anggota tertentu saja yang mendapat perhatian. Jika kelompok merasa bahwa hanya anggota tertentu saja yang mendapat perhatian,
maka akan mengurangi semangat kerja kelompok. 5.
Rasa aman Setiap anggota kelompok menginginkan agar prestasi mereka diakui oleh
pemimpin. Dalam hal ini pemimpin mengakui bahwa setiap anggota kelompok mampu menunaikan tugasnya dan mengakui setiap anggota kelompoknya
memberikan sumbangan yang sangat berarti dalam mencapai tujuan kelompok. Sehubungan dengan pembinaan moral kerja guru, kepala sekolah harus selalu
menghargai dan mengakui setiap hasil kerja guru. 6.
Pengakuan dan penghargaan atas sumbangan Setiap orang yang bekerja ingin diakui oleh orang lain. Begitu pula setiap
guru menginginkan agar segala jerih payahnya yang ia lakukan demi
22
kesuksesan sekolah diakui oleh kepala sekolah maupun guru-guru lainnya. Apabila keinginan untuk diakui tersebut terpenuhi maka guru akan merasa
senang dalam bekerja. 7.
Ikut ambil bagian dalam pembuatan kebijakan sekolah Semua guru ingin ikut ambil bagian dalam membuat kebijakan sekolah.
Hastrat ini merupakan hak asasi manusia. Jika semua guru diikutsertakan dalam membuat policy sekolah mereka merasa dipentingkan dalam sekolah.
Pengalaman membuktikan bahwa jika tujuan ditetapkan bersama oleh kelompok maka semua anggota kelompok ikut tanggung jawab atas
pelaksanaannya. 8.
Kesempatan mengembangkan ”self respect” Rasa harga diri setiap guru perlu dikembangkan agar dapat melakukan
apa yang harus dilakukan tanpa harus dididik pemimpin. Berilah kesempatan merencanakan bersama, jangan banyak diperintah, tetapi sebaliknya
memberikan rangsangan serta menunjukkan harapan yang positif.
2.2.2 Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja