48
3.1.2.3 Obervasi atau Pengamatan
Pengamatan pada siklus II ini dilakukan sama seperti pengamatan pada siklus I, yakni dipusatkan pada proses dan hasil pembelajaran beserta segala hal
yang melingkupinya. Sama halnya dengan pengamatan pada siklus I, data pengamatan pada
siklus II ini juga diperoleh melalui beberapa cara, yakni : 1 tes, yang digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam kompetensi bercerita menggunakan
alat peraga, serta peningkatannya setelah dilakukan selama dua siklus; 2 observasi, yang dilakukan untuk mengetahui semua potret perilaku atau aktivitas
siswa selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung. Aspek yang diobservasi yaitu antusias siswa dalam pembentukan kelompok, respon atau sikap siswa
ketika dicontohkan penggunaan media boneka dalam pembelajaran, respon siswakelompok dalam menerima materi masalah yang akan diajarkan, semangat
siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan respon siswa dalam mengikuti pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan media boneka; 3 wawancara,
yang dilakukan untuk menyaring data melalui pendapat siswa yang dilakukan diluar kegiatan belajar mengajar berlangsung. Wawancara ini dilakukan pada
siswa yang memiliki kemampuan berbeda, yakni dua orang siswa yang mendapat nilai paling tinggi, dua orang siswa yang mendapat nilai paling rendah, dan dua
orang siswa yang mendapat nilai sedang. Hal ini dilakukan untuk mendapat data yang lebih lengkap dari sumber yang berbeda; 4 jurnal, yang meliputi jurnal
siswa dan jurnal guru. Jurnal dilakukan untuk mengungkap segala hal yang dilakukan siswa maupun guru setelah proses belajar mengajar berlangsung. Jurnal
49
siswa berisi tentang kesan dan pesan siswa setelah mengikuti pembelajaran bercerita dengan media boneka. Jurnal guru juga berisi tentang ungkapan perasaan
guru setelah melakukan pembelajaran bercerita dengan media boneka terhadap siswa; 5 sosiometri, yang dilakukan untuk mengetahui hubungan sosial dalam
kelompok. Sosiometri dilakukan antar anggota kelompok untuk menilai kinerja teman sekelompoknya, dan menentukan teman sekelompoknya yang memiliki
kemampuan bercerita yang paling baik diantara mereka; 6 dokumentasi foto, Dokumentasi foto merupakan data yang cukup penting sebagai bukti terjadinya
suatu peristiwa.
Dalam penelitian
ini, peneliti
memandang perlu
juga menggunakan dokumentasi foto sebagai salah satu data instrumen nontes.
Penggunaan instrumen berupa pengambilan gambar foto ini dimaksudkan untuk memperoleh rekaman aktivitas atau perilaku siswa selama mengikuti proses
pembelajaran dalam bentuk dokumentasi gambar. Dokumentasi foto akan memperkuat bukti analisis penelitian pada setiap siklus. Selain itu, data yang
diambil melalui dokumentasi foto ini juga memperjelas data yang lain yang hanya terdeskripsikan melalui tulisan atau angka. Sebagai data penelitian, hasil
dokumentasi gambar foto ini selanjutnya dideskripsikan sesuai keadaan yang ada dan dipadukan dengan data-data yang lain, dan 7 dokumentasi rekaman
video yang sangat penting sebagai laporan berupa audio visual aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Hal ini akan memperkuat data yang lain, yakni
sebagai pemerjelas dan pendukung data yang lain. Semua data tersebut, nantinya dijelaskan dalam bentuk deskripsi secara lengkap.
50
Pada siklus II pengamatan juga dilaksanakan peneliti dengan bantuan teman dan guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan setelah
pembelajaran berlangsung. Sebagaimana pada sikus I, peneliti bertindak sebagai pengajar, dua orang teman peneliti berperan sebagai observer dan penilai, seorang
berperan sebagai pengambil dokumentasi foto, dan seorang lagi berperan sebagai pengambil dokumentasi rekaman video. Tes, observasi, sosiometri, dokumentasi
foto dan dokumentasi rekaman video dilaksanakan pada proses pembelajaran berlangsung. Jurnal dan wawancara dilaksanakan setelah proses pembelajaran
berlangsung.
3.1.2.4 Refleksi