50
Pada siklus II pengamatan juga dilaksanakan peneliti dengan bantuan teman dan guru kelas selama proses pembelajaran berlangsung dan setelah
pembelajaran berlangsung. Sebagaimana pada sikus I, peneliti bertindak sebagai pengajar, dua orang teman peneliti berperan sebagai observer dan penilai, seorang
berperan sebagai pengambil dokumentasi foto, dan seorang lagi berperan sebagai pengambil dokumentasi rekaman video. Tes, observasi, sosiometri, dokumentasi
foto dan dokumentasi rekaman video dilaksanakan pada proses pembelajaran berlangsung. Jurnal dan wawancara dilaksanakan setelah proses pembelajaran
berlangsung.
3.1.2.4 Refleksi
Akhir tindakan
siklus II
ini dilakukan
analisis hasil
tes, observasipengamatan, wawancara, jurnal, dokumentasi foto, rekaman video, dan
sosiometri lembar observasi siswa. Hasil analisis tersebut digunakan untuk mengetahui kendala-kendala apa yang dijumpai guru pada siklus II, bagaimana
perubahan sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran, dan seberapa besar peningkatan keterampilan bercerita siswa. Berdasarkan hasil analisis tersebut
dilakukan refleksi yang meliputi 1 perubahan sikap siswa setelah mengikuti pembelajaran keterampilan bercerita menggunakan media boneka, 2 peningkatan
keterampilan bercerita siswa setelah mengikuti pembelajaran, dan 3 tindakan- tindakan yang telah dilakukan guru selama mengajar. Kekurangan-kekurangan
yang terjadi pada siklus II ini seharusnya diperbaiki pada siklus berikutnya. Namun, mengingat keterbatasan waktu, perbaikan-perbaikan kekurangan pada
siklus ini terpaksa dilakukan di luar penelitian ini. Kelebihan yang didapatkan
51
dapat dikembangkan lagi pada kegiatan pembelajaran sejenis dalam kegiatan belajar mengajar berikutnya.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu kompetensi bercerita dengan alat peraga pada siswa kelas VII-G SMP Negeri 4 Pemalang tahun ajaran 20062007. SMP Negeri
4 Pemalang merupakan salah satu SMP unggulan di Kabupaten Pemalang, selain prestasinya juga karena letaknya yang strategis. SMP Negeri 4 Pemalang
mempunyai beberapa kelas yaitu kelas VII, VIII, dan IX. Masing-masing kelas VII terdiri atas tujuh kelas, yaitu kelas VII-A sampai VII-G, kelas VIII terdiri atas
tujuh kelas, yaitu kelas VIII-A sampai VIII-G, dan kelas IX juga terdiri atas tujuh kelas yaitu kelas IX-A sampai kelas IX-G. Dari hasil penelitian yang dilaksanakan
peneliti di SMP Negeri 4 Pemalang, peneliti hanya mengambil satu kelas sebagai objek penelitian yaitu kelas VII-G.
Peneliti memilih kelas ini sebagai subjek penelitian dengan alasan: 1. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru pengampu mata pelajaran bahasa
dan sastra Indonesia, kemampuan berbicara khususnya dalam kompetensi bercerita siswa kelas VII-G mendapatkan nilai lebih rendah dibandingkan
dengan siswa di kelas yang lainnya sehingga perlu diadakan upaya untuk meningkatkannya,
2. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, Kemampuan siswa dalam aspek berbicara khususnya kompetensi dasar bercerita di kelas VII-G masih lemah
dan belum sesuai dengan batas nilai ketuntasan belajar, dan