Status Gizi Kajian Teori

6

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Status Gizi

Definisi dari status gizi adalah keadaan kesehatan individu-individu atau kelompok yang ditentukan oleh derajat kebutuhan fisik akan energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang dampak fisiknya diukur secara antropometri Hermawan, 2006. Status gizi merupakan akibat keseimbangan antara konsumsi dan penyerapan zat gizi dan penggunaan zat-zat gizi tersebut keadaan fisiologik akibat dari tersedianya zat gizi dalam seluruh tubuh Supariasa, 2002. Ada beberapa pendekatan untuk mengkaji status gizi, antara lain : antropometri, biokimiawi, pemeriksaan klinis, dan pengkajian makanan Gybney, 2008. Antropometri adalah pengukuran besar dan komposisi tubuh. Pengukuran ini paling sering digunakan untuk menilai status gizi secara langsung. Ada beberapa macam pengukuran antropometri, antara lain : massa tubuh, pengukuran panjang, komposisi tubuh Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2013. Indeks antropometri merupakan rasio dari satu pengukuran terhadap satu atau lebih pengukuran atau yang dihubungkan dengan umur. Beberapa indeks antropometri adalah sebagai berikut : BBU berat badan terhadap umur, TBU tinggi badan terhadap umur, BBTB berat badan terhadap tinggi badan, LILAU lingkar lengan atas terhadap umur Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2013. Klasifikasi status gizi mengacu pada nilai z score BBU, yaitu sebagai berikut : a. Status gizi lebih, dengan kriteria z score lebih dari 2 SD b. Status gizi baik, dengan kriteria z score antara – 2 SD hingga 2 SD c. Status gizi kurang, dengan kriteria z score antara – 3 SD hingga – 2 SD d. Status gizi buruk, dengan kriteria z score kurang dari – 3 SD World Health Organization, 2006. perpustakaan.uns.ac.id commit to user Sedangkan untuk indikator TBU adalah sebagai berikut : a. Sangat pendek, dengan kriteria z score - 3SD b. Pendek, dengan kriteria z score antara -3SD hingga -2SD c. Normal, dengan kriteria z score ≥ -2SD Tinggi badan per umur digunakan untuk mengetahui indeks status gizi pada keadaan yang telah lalu Alamsyah dan Muliawati, 2013. Uji biokimiawi mengukur jenis protein viseral dan somatik. Dengan parameter masing-masing adalah serum albumin, prealbumin, transferin, hitung jumlah limfosit, dan uji antigen pada kulit. Parameter protein somatik bisa juga dilihat dengan mengukur lingkar pertengahan lengan atas. Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh termasuk riwayat kesehatan. Bagian tubuh yang di harus diperhatikan antara lain kulit, rambut, gusi, bibir, lidah, mata, dan alat kelamin. Pengkajian makanan bisa dilakukan dengan 24- hour food recallrecord, food frequency questionnaire, food history. Menurut Soekiman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi Nasional Depkes RI, 2000, faktor faktor yang mempengaruhi status gizi anak antara lain adalah penyakit infeksi, pola pemberian makan, praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta perawatan anak sakit.

2. Interaksi Sosial