Nilai
Odd Ratio
variabel interaksi sosial anak sebesar 71,69 berarti bahwa anak dengan interaksi sosial yang positif mempunyai kemungkinan 71,69 kali
lebih besar dalam perkembangan kognitif daripada anak dengan interaksi sosial yang negatif. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan interaksi sosial anak
dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan OR= 71,69; CI=95; 9,61 hingga 534,61; p = 0,000.
Nilai
Odd Ratio
variabel pola asuh anak sebesar 3,16 berarti bahwa pola asuh demokratis mempunyai kemungkinan 3,16 kali lebih baik dalam
perkembangan kognitif anak daripada pola asuh otoriter. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif
anak dan secara statistik signifikan OR= 3,16; CI=95; 1,12 hingga 8,90; p = 0,030.
Nilai
Odd Ratio
variabel tingkat pendidikan ibu sebesar 4,14 berarti bahwa ibu dengan tingkat pendidikan tinggi mempunyai kemungkinan 4,14 kali lebih
besar dalam perkembangan kognitif anak daripada ibu dengan pendidikan dasar. Hasil uji wald menunjukkan adanya hubungan pendidikan ibu dengan
perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan OR= 4,14; CI=95; 1,22 hingga 14,05; p = 0,023.
Nilai Negelkerke R
2
sebesar 71,1 berarti bahwa keempat variabel bebas status gizi anak, pola asuh anak, interaksi sosial anak dan tingkat pendidikan
ibu mampu menjelaskan perkembangan kognitif pada anak sebesar 71,1 dan sisanya yaitu sebesar 28,9 dijelaskan oleh faktor lain diluar model penelitian.
C. Pembahasan
1. Hubungan Status Gizi Anak dengan Perkembangan Kognitif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan status gizi anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan p = 0,000,
dimana kebutuhan gizi berhubungan dengan perubahan struktur dan fungsi otak yang dapat mempengaruhi fungsi kognitif. Kondisi gizi yang tidak baik dapat
mempengaruhi perkembangan otak anak sebelum dan sesudah kelahiran sehingga akan menganggu perkembangan kognitifnya Chowdhury Gosh,
2009. perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
Hasil penelitian ini mendukung penelitian dari Perignon
et al
2014, bahwa tingkat kognitif anak sekolah, berhubungan signifikan dengan status gizi
dan infeksi parasit. Penelitian lain yang mendukung adalah Park
et al
2011 dimana, malnutrisi akut maupun kronis secara signifikan mempengaruhi status
perkembangan serta tingkat perbaikan skor perkembangan kognitif dan psikomotor.
Sedangkan hasil penelitian Khomsan et al 2013, status gizi mempunyai hubungan yang signifikan dan positif terhadap perkembangan kognitif dimana
anak dengan status gizi yang lebih baik akan meningkatkan perkembangan kognitif nya.
2. Hubungan Interaksi Sosial dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan interaksi sosial anak dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan p = 0,000, hal ini
berarti bahwa semakin baik interaksi sosial anak dengan orang lain maupun lingkungan dimana anak tersebut tinggal makan semakin baik pula
perkembangan kognitifnya Khomsan,
et al
., 2013. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Marques
et al
2008 yang menyatakan bahwa perkembangan kognitif awal ditentukan banyak faktor dan dipengaruhi oleh lingkungan sosial anak, baik faktor terdekat maupun
terjauh. Diantara aspek dalam faktor terdekat adalah keberadaan materi permainan disesuaikan umur anak dan adanya pendidikan usia dini adalah
prediktor paling penting dalam perkembangan kognitif anak. Peran interaksi sosial dalam perkembangan anak telah memberikan catatan
penting dalam perkembangan psikologi sebagai proses sosial yang dimulai sejak periode usia pra sekolah dimana anak mulai dikenalkan dengan lingkungan
diluar rumah dan mulai menghabiskan waktu bersama temannya. Pada masa ini, panca indera dan sistem reseptor penerima rangsangan serta proses memori
harus sudah siap sehingga anak mampu belajar dengan baik Monks dkk, 2003., Psaltis Duvven, 2006. Dengan melakukan interaksi, anak akan mampu
mendapatkan gambaran mengenai apa yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya. Semakin anak sering berinteraksi dengan lingkungannya, maka anak
commit to user
akan semakin mudah mengerti apa yang menjadi harapan lingkungan sosialnya Ibung, 2009.
3. Hubungan Pola Asuh Anak dengan Perkembangan Kognitif Anak
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan pola asuh anak dengan perkembangan kognitif anak dan secara statistik signifikan p = 0,030, pola
asuh mempunyai kontribusi terhadap perkembangan anak, termasuk perbedaan pola asuh juga mempunyai hasil perkembangan yang berbeda pada tiap-tiap
anak. Pola asuh anak merupakan semua aktivitas yang dilakukan sebagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan fisik dan otak Musaheri, 2007.
Rahayu, dkk 2003 dalam penelitiannya menyatakan bahwa ada pengaruh mengenai pola pengasuhan anak terhadap tingkat kemampuan kognitif anak, hal
ini berarti bahwa semakin baik pola pengasuhan ibu maka semakin baik pula kemampuan kognitif anaknya. Ibu yang selalu bisa memberikan waktu luang
untuk anaknya dapat memperhatikan setiap tahap tumbuh kembang anaknya sehingga dapat memilih cara atau gaya dalam pengasuhan yang fleksibel sesuai
dengan tahap perkembangan anak, karakter anak dan situasi yang sedang dihadapi Lestari, 2012.
4. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu dengan Perkembangan Kognitif
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan tingkat pendidikan ibu dengan perkembangan kognitif dan secara statistik signifikan p = 0,000, hal ini
berarti bahwa Ibu yang berpendidikan lebih tinggi berupaya untuk mencari informasi guna meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang dimiliki,
terutama dalam pengasuhan anak Hastuti, dkk, 2010. Orangtua dengan pendidikan tinggi cenderung mudah untuk menangkap informasi serta
mengaplikasikannya ke dalam perubahan perilaku. Tingkat pendidikan orangtua yang rendah merupakan faktor resiko terjadinya keterlambatan perkembangan
pada anak. Pendidikan yang rendah diduga berhubungan linier dengan kurangnya pengetahuan dan ketrampilan ibu dalam memberikan stimulasi
kepada anak Ariani dan Yosoprawoto, 2012. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian terdahulu dari Khomsan et al
2013, bahwa pendidikan ibu yang lebih baik akan meningkatkan perkembangan kognitif anak.
commit to user
D. Keterbatasan Penelitian