Sedangkan untuk indikator TBU adalah sebagai berikut : a.
Sangat pendek, dengan kriteria z score - 3SD b.
Pendek, dengan kriteria z score antara -3SD hingga -2SD c.
Normal, dengan kriteria z score ≥ -2SD Tinggi badan per umur digunakan untuk mengetahui indeks status gizi pada
keadaan yang telah lalu Alamsyah dan Muliawati, 2013. Uji biokimiawi mengukur jenis protein viseral dan somatik. Dengan
parameter masing-masing adalah serum albumin, prealbumin, transferin, hitung jumlah limfosit, dan uji antigen pada kulit. Parameter protein somatik bisa juga
dilihat dengan mengukur lingkar pertengahan lengan atas. Pemeriksaan klinis meliputi pemeriksaan fisik secara menyeluruh termasuk
riwayat kesehatan. Bagian tubuh yang di harus diperhatikan antara lain kulit, rambut, gusi, bibir, lidah, mata, dan alat kelamin.
Pengkajian makanan bisa dilakukan dengan 24-
hour food recallrecord, food frequency questionnaire, food history.
Menurut Soekiman dalam materi Aksi Pangan dan Gizi Nasional Depkes RI, 2000, faktor faktor yang mempengaruhi status gizi anak antara lain adalah
penyakit infeksi, pola pemberian makan, praktek kebersihan dan sanitasi lingkungan, serta perawatan anak sakit.
2. Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis dan bisa terjadi antara individu, antara kelompok dan antara individu-kelompok Fitriyah, 2014.
Bentuk interaksi sosial bisa dibedakan menjadi dua. Berdasarkan jumlah pelakunya : individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok
dengan kelompok. Menurut proses terjadinya, interaksi sosial dibagi menjadi 4 antara lain :
a. Imitasi dengan meniru cara orang lain. Salah satu proses belajar yang
mengikuti perilaku orang lain. Imitasi dibedakan menjadi 2, yaitu imitasi negatif dimana bentuk imitasi yang mendorong seseorang meniru perilaku
menyimpang dan imitasi positif yang mendorong seseorang berperilaku sesuai norma yang berlaku Sunaryo, 2004.
commit to user
b. Identifikasi dengan menirukan menjadi sama dengan orang yang disukai.
Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain Soekanto, 2000.
c. Sugesti merupakan proses interaksi yang memberikan pengaruh kepada
orang lain agar mengikuti tanpa berpikir panjang Sunaryo, 2004. d.
Simpati merupakan adanya perasaan tertarik kepada orang lain secara sadar karena keseluruhan cara berperilaku dari orang tersebut Gerungan, 2004.
Faktor pendorong terjadinya interaksi sosial antara lain adanya kontak sosial yang bisa terjadi antar perorangan, antar kelompok atau antar perorangan dan
kelompok Sudarma, 2008. Kontak sosial berlangsung dalam tiga bentuk yaitu antarindividu, antarindividu dengan kelompok, dan antarkelompok dengan
kelompok lainnya. Kontak sosial bisa terjadi dalam bentuk positif yang mengarah kerjasama sedangkan bentuk negatif mengarah pada konflik Tim
Mitra Guru, 2007. Faktor yang kedua adalah komunikasi sosial, dimana dimaksudkan
berhubungan atau bergaul dengan orang lain. Tidak selamanya kontak sosial akan menghasilkan interaksi sosial yang baik apabila proses komunikasinya
tidak berlangsung secara komunikatif Fitriyah, 2014. Komunikasi merupakan tafsiran yang diberikan seseorang terhadap perilaku orang lain serta perasaan
yang ingin disampaikan kepada orang tersebut Soekanto, 2000. Bentuk interaksi sosial ada tiga, antara lain : kerjasama, akomodasi dan
asimilasi. Kerjasama adalah bentuk usaha antar orang perorangan terhadap kelompoknya untuk mencapai tujuan bersama. Kerjasama dapat berkembang
apabila orang orang didalamnya dapat digerakkan untuk mencapai tujuan bersama atas kesadaran dan iklim yang menyenangkan dalam pembagian
kerjanya Soekanto, 2000. Bentuk kedua yaitu akomodasi, merupakan usaha usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan dalam rangka mencapai
kestabilan. Asimilasi adalah usaha saling menghargai untuk mengurangi perbedaan-perbedaan yang ada Soekanto, 2000.
3. Pola Asuh