Prestasi Belajar Kajian Teori

suara dan diam yang diatur oleh pitch, durasi, kekerasan suara, dan timbre, 3 bentuk musik yang dinotasikan. Pembelajaran musik di sekolah merupakan sarana untuk membantu berhasilnya pendidika musik dalam bentuk pembinaan kepribadian peserta didik, mengembangkan bakat dan kreativitas, serta sebagai tambahan wawasan yang lebih luas dalam bidang ilmu pengetahuan dalam hal budaya dan kesenian terutama di sekolah dan intuisi pendidikan. Pendidikan seni musik memiliki sifat yang unik yang membedakannya dengan mata pelajaran lainnya. Keunikan pendidikan musik tersebut adalah : 1 adanya unsur estetik, 2 ekspresif, 3 kreatif. Ketiga keunikan tersebut kemudian dapat dijabarkan lebih lanjut dengan adanya pengalaman estetik, persepsi estetik, tanggapan estetik, kreasi estetik, dan ekspresi estetik Sumaryanto, 2007: 13. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, pembelajaran seni musik sangat memberi kontribusi yang besar dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Pembelajaran seni musik pada kurikulum 2013 masuk ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya SBDP. Dalam Permen No. 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum pembelajaran seni musik merupakan pembelajaran yang memberikan kemampuan mengekspresikan dan mengapresiasikan seni secara kreatif untuk pengembangan kepribadian peserta didik dan memberikan sikap-sikap atau emosional yang seimbang. Seni musik membentuk disiplin, toleran, sosialisasi, sikap demokrasi yang meliputi kepekaan terhadap lingkungan. Dengan kata lain pembelajaran seni musik merupakan materi yang memegang peranan penting untuk membantu pengembangan individu peserta didik yang nantinya akan berdampak pada pertumbuhan akal, pikiran, sosialisasi, dan emosional. Berdasarkan dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa musik adalah ilmu atau seni suara atau bunyi yang mengandung unsur- unsur keindahan yang dituangka dalam irama, melodi, dan harmoni, serta ekspresi dan seni musik disini adalah mata pelajaran seni musik, yang dimana seni musik ini mememiliki peran penting dalam membangun kreativitas peserta didik serta membentuk kedisiplinan, toleransi dan berinteraksi baik dengan lingkungan sekitarnya, baik lingkungan sekolah maupun di masyarakat.

4. Ektrakurikuler

Pengertian ekstra secara umum mengandung pengertian segala sesuatu yang mempunyai makna berbeda dan memiliki nilai lebih dari biasa. Sejalan dengan pengertian tersebut, ekstrakurikuler di sekolah merupakan kegiatan yang bernilai tambah yang diberikan sebagai pendamping pelajaran yang diberikan secara intrakurikuler. Hal ini didukung oleh pendapat Suryosubroto 1997: 207, kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan tambahan di luar sruktur program yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa agar memperkaya dan memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran, yang bertujuan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat atau minat serta memperluas wawasan pengetahuan dan kemampuan siswa. Menurut Suryobroto 1997 kegiatan ekstrakurikuler mempunyai tujuan yaitu 1 kegiatan ekstrakurikuler dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor, 2 mengembangkan bakat dan minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju pembinaan manusia seutuhnya yang positif, 3 dapat mengetahui, mengenal serta membedakan antara hubungan satu pelajaran dengan pelajaran lainnya. Dari pendapat Suryosubroto diharapkan dengan mengikuti ekstrakurikuler siswa dapat mengembangkan bakatnya dan memperluas wawasan pengetahuannya. Pemerintah sudah mencantumkan hal-hal mengenai kegiatan ekstrakurikuler di dalam peraturan menteri Nomor 62 tahun 2014 pasal 1 dan 2 tentang kegiatan ekstrakurikuler, pasal 1 memaparkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan pendidikan. Pasal 2 memaparkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat

Dokumen yang terkait

KOMPETENSI SOSIAL PADA REMAJA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA DAN TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER PASKIBRA

5 114 59

KESEJAHTERAAN SISWA : STUDI KOMPARATIF SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN Kesejahteraan Siswa : Studi Komparatif Siswa Yang Mengikuti Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an Dan Siswa Yang Tidak Mengikuti Kegiatan Tahfidz Al-Qur’an.

0 2 17

PERBEDAAN STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN Perbedaan Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Prestasi Belajar Siswa Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Muhammadiya

0 2 18

PERBEDAAN STATUS GIZI, AKTIVITAS FISIK DAN PRESTASI BELAJAR SISWA YANG MENGIKUTI DAN TIDAK MENGIKUTI Perbedaan Status Gizi, Aktivitas Fisik Dan Prestasi Belajar Siswa Yang Mengikuti Dan Tidak Mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Di SMA Muhammadiyah 1 Gubug

0 2 16

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DENGAN SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 1 13

GAMBARAN KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PALANG MERAH REMAJA KELAS VIII : Studi Deskriptif Di SMP Negeri 9 Bandung.

0 1 37

STUDI KOMPARATIF PRESTASI BELAJAR AGAMA ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI MADRASAH DINIYAH AWALIYAH (MDA) DENGAN SISWA YANG TIDAK MENGIKUTI MDA.

6 22 58

PERBEDAAN NILAI-NILAI SOSIAL PADA PESERTA DIDIK YANG MENGIKUTI DAN YANG TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER DI MTs NEGERI YOGYAKARTA 2.

0 0 14

TINGKAT KECERDASAN EMOSIONAL SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DAN YANG TIDAK MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMK PGRI SENTOLO.

0 0 115

PERBANDINGAN PRESTASI BELAJAR SENI BUDAYA SISWA YANG AKTIF DAN YANG TIDAK AKTIF DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER SENI DI SMP NEGERI 2 PURWOREJO.

0 5 152