Metode Analisis Data Sejarah Perusahaan

Mengadakan pencatatan data sekunder yang diperluk an untuk penulisan laporan penelitian ini. c. Observasi Yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung ke perusahaan ataupun lembaga terkait seperti distributor dan pengecer.

3.4 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis deskriptif yaitu analisis yang menguraikan dan menjelaskan hasil -hasil yang diperoleh dari data yang ada sehingga dapat ditarik kesimpulan. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Sejarah Perusahaan

Pada tahun 1977, sebuah proyek pupuk lepas pantai dim ulai di atas dua buah kapal milik Pertamina, produsen minyak Indonesia yang terbesar, yang kemudian menjadi awal dari berdirinya PT. Pupuk Kalimantan Timur, yang dikenal juga dengan Pupuk Kaltim. Namun karena pertimbangan teknis, maka sesuai Keppres No. 431975 proyek tersebut dialihkan ke darat. Melalui Keppres No. 391976, Pertamina menyerahkan pengelolaannya kepada Departemen Perindustrian. Kesuksesan proyek tersebut menjadi tonggak pendirian sebuah pabrik di atas lahan seluas 493 hektar, yang awalnya me rupakan area hutan di lereng perbukitan hutan Kalimantan Timur. Pupuk Kalimantan Timur resmi berdiri pada tanggal 7 Desember 1977. Bahan baku utama pabrik yang berlokasi di Bontang ini adalah gas alam yang disalurkan melalui pipa sepanjang 60 kilometer yang terentang antara Bontang dan Muara Badak. Pada PT. Pupuk Kalimantan Timur terdapat lima pabrik yaitu, Kaltim 1, Kaltim 2, Kaltim 3, POPKA dan Kaitim 4. Untuk mengakomodasi kebutuhan dasar para karyawan perusahaan, berbagai fasilitas pendukung yang sangat terpadu dibangun di kawasan industri Bontang, seperti kompleks perumahan, pendidikan, kesehatan, rekreasi dan pusat perbelanjaan. Fasilitas infrastruktur seperti jalan beraspal, lapangan terbang, pelabuhan, kawasan pergudangan serta laboratorium dan pusat pengontrolan operasional membuat Bontang bertransformasi menjadi sebuah kota industri yang berwawasan lingkungan. Pembangunan pabrik Kaltim 1 dimulai tahun 1979. Sedangkan operasi komersialnya diawali pada tahun 1987. Pabrik Kaltim 2 dibangun pada tahun 1982, ketika Kaitim 1 masih dalam proses penyelesaian. Pembangunan Kaltim 2 dapat diselesaikan tiga bulan lebih cepat dari jadwal yang ditetapkan. Kedua pabrik tersebut diresmikan pada tanggal 28 Oktober 1984 oleh Presiden Soeharto. Pabrik Kaltim 3 dibangun dua tahun setelah peresmian Kaltim 1 dan Kaltim 2, dan diresmikan pada tanggal 4 April 1989. Pabrik Kaltim 4 mulai dibangun pada tahun 1999 dengan kapasitas 570.000 ton Urea granule dan 330.000 ton amoniak per tahun. Pabrik Urea Kaltim 4 selesai dibangun pada pertengahan tahun 2002, sedangkan pabrik amoniak tuntas pada awal tahun 2003. Pada tanggal 20 November 1996, dibangun pabrik urea unit 4 yang disebut dengan Proyek Optimalisasi Kaltim POPKA, dengan nilai investasi sebesar USD 44 juta dan Rp 139 Mili ar dengan kapasitas produksi 570.000 ton per tahun. Dengan dibangunnya POPKA, maka kelebihan produksi amoniak ammonia excess dan kelebihan gas CO 2 yang biasanya terbuang ke atmosfer dapat bernilai tambah, yakni menghasilkan produk urea granule. Dalam penyaluran pupuk urea ke seluruh wilayah di Indonesia, maka didirikankah kantor perwakilan pemasaran di beberapa wilayah. Salah satunya yaitu kantor perwakilan pemasaran Bali yang beralamat di Jalan By Pass I Gusti Ngurah Rai No. 242, Sanur yang didirikan pada tanggal 1 April 2004. Namun, penerapan distribusi pupuk melalui pipa tertutup yang didasarkan pada RDKK dimulai pada tangal 1 April 2006.

4.2 Struktur Organisasi