l. Cawan petri m. Mikrotom
n. Object glass o. Cover glass
p. SEM q. Automated OAE Grason-Stadler GSI 70 buatan USA
4.6.2 Bahan - Ekstrak kulit Garcinia mangostana yang berupa serbuk, diberikan dengan
dosis 21,6 mg perhari perekor tikus. 4.6.3 Hewan Coba yang Dikenai Perlakuan
Dilakukan pengawasan terhadap sampel yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Hal-hal yang diawasi yaitu: prilaku makan dan minum,
kondisi mental, tanda klinis, kondisi lingkungan, persediaan makanan, efek samping setelah pemberian perlakuan.
4.7 Prosedur Penelitian
Universitas Sumatera Utara
4.7.1 Tahap Persiapan Memastikan bahwa penelitian telah mendapat persetujuan oleh komisi Etik
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. 4.7.2 Tahap Pemeriksaan OAE
Dilakukan pemeriksaan OAE pada sampel sebagai proses skrining untuk memastikan kondisi pendengarannya berada dalam keadaan baik atau “pass”.
4.7.3 Tahap Pembuatan Larutan Ekstrak Kulit Garcinia mangostana Ekstrak Garcinia mangostana yang berbentuk bubuk terlebih dahulu
ditentukan jumlah dosisnya dengan menggunakan tabel konversi Laurence Bacharach, 1964 dosis berdasarkan luas permukaan tubuh. Diketahui bahwa
dosis ekstrak harian untuk manusia yaitu 1200 mg, jadi bila dikalikan dengan faktor konversi untuk tikus galur wistar yakni 0,018 diperoleh dosis 21,6 mg per
ekor per hari. Setelah itu, ekstrak dilarutkan dalam 0,5 ml aquadest untuk mempermudah pemberian ekstrak melalui gavage atau jarum oral. Pemberian
ekstrak pada sampel dilakukan pada sore hari. Tabel 4.1. Perbandingan luas permukaan tubuh hewan percobaan untuk konversi
dosis 20g
mencit
200g
tikus
400g
marmot
1,5Kg
kelinci
2Kg
kucing
4Kg
kera
12K
g anjing
70Kg
manusia
20g mencit 1,0
7,0 12,29
27,8 29,7
64,1 124,2
387,9 200g tikus
0,14 1,0
1,74 3,3
4,2 9,2
17,8 56,0
400g marmot
0,08 0,57
1,0 2,25
2,4 5,2
10,2 31,5
Universitas Sumatera Utara
1,5Kg kelinci
0,04 0,25
0,44 1,0
1,06 2,4
4,5 14,2
2,0Kg kucing
0,03 0,23
0,42 0,92
1,0 2,2
4,1 13,0
4,0Kg kera 0,01
6 0,11
0,19 0,42
0,45 1,0
1,9 6,1
12,0Kg anjing
0,00 8
0,06 0,10
0,022 0,24
0,52 1,0
3,1
70Kg manusia
0,00 26
0,01 8
0,031 0,07
0,01 3
0,16 0,32
1,0
Sumber: Laurence Bacharach, 1964
4.7.4 Tahap Perlakuan pada tikus 2 minggu setelah proses adaptasi di lingkungan laboratorium, tikus putih
dapat diberi perlakuan sesuai dengan kelompok yang direncanakan. 4.7.5 Tahap Pengambilan Jaringan Koklea Tikus
Sebelum dilakukan pembedahan, tikus diberikan inhalasi eter. Selanjutnya dilakukan nekropsi jaringan tulang temporal. Setelah sampel jaringan diambil,
maka segera dilakukan fiksasi dengan larutan buffer formalin 10. 4.7.6 Tahap Pembuatan Sediaan
Sediaan terlebih dahulu difiksasi menggunakan larutan formalin selama lebih dari 48 jam. Proses selanjutnya yaitu dehidrasi, kandungan air pada sediaan
diganti dengan pelarut organik seperti etanol atau aseton. Dilakukan secara bertahap mulai dari konsentrasi 60, 70, 80, 90, 95, 100 selama 4-6
jam. Lalu sediaan dikeringkan dengan metode “Air Drying”. Kryoprotektan
Universitas Sumatera Utara
dibutuhkan pada proses berikutnya yaitu “Freeze Drying” yang akan mengurangi pembentukan kristal es selama pendinginan. Sediaan disimpan dalam tabung
sampel yang terbuat dari plastik. 4.7.7 Tahap Pemeriksaan Scanning Electron Microscope
Pemeriksaan sampel dilakukan di laboratorium FMIPA Biologi Universitas Negeri Padang dengan menggunakan Scanning Electron Microscope
SEM. Gambaran yang akan diamati yaitu struktur mikro morfologi sel rambut luar koklea dari sampel yang telah diberi perlakuan.
4.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data